8 Hari Raja Malaysia Dirawat, Keracunan dan Cedera Kaki
Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah menjalani perawatan di rumah sakit karena keracunan makanan.
Pria 61 tahun itu, awalnya dilarikan ke Rumah Sakit Institut Jantung Nasional (IJN), akibat keracunan makanan pada 21 September 2020.
"Yang Mulia dalam kondisi stabil dan tidak ada alasan untuk khawatir," kata Pengawas Keluarga Kerajaan, Ahmad Fadil Syamsuddin, dilansir dari The Strait Times.
Kemudian Raja menjalani perawatan lanjutan dengan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) untuk cedera saat olahraga, pada 24 September lalu.
"Sebagaimana diketahui, Yang Mulia sangat aktif dalam berbagai olahraga termasuk polo, sepak bola, squash, hoki, dan golf. Perawatan yang dilakukan Yang Mulia di lutut dan pergelangan kaki berhasil dilakukan," ucap Ahmad.
Lebih lanjut, Ahmad berkata bahwa Raja kelahiran 30 Juli 1959 ini sangat tersentuh dengan kepedulian masyarakat Malaysia terhadap kesehatannya. Raja pun melalui Ahmad menyampaikan ucapan terima kasih.
"Sultan sangat tersentuh dengan kepedulian masyarakat terhadap kesejahteraannya dan menyampaikan apresiasi serta terima kasih kepada semua orang yang telah mendoakan," ujar dia.
Selama perawatan, lanjut Ahmad, Raja juga Abdullah menyuarakan kekhawatiran atas meningkatnya jumlah kasus virus korona (covid-19) di Malaysia. Ia meminta semua rakyat untuk selalu waspada dan membiasakan diri menjalani new normal atau kenormalan baru.
"Yang di-Pertuan Agong juga khawatir atas meningkatnya kasus positif covid-19 di antara mereka yang baru pulang dari Sabah dalam periode 20-27 September. Tercatat ada 36 kasus," tutur Ahmad.
"Raja diperkirakan akan kembali ke Istana "dalam waktu dekat", dan akan beristirahat di istana," kata sambung pihak Istana.
Raja dirawat di rumah sakit satu hari sebelum melakukan audiensi dengan Kepala Oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim untuk membahas klaimnya.
Anwar Ibrahim diketahui telah mengklaim bahwa dirinya mendapat dukungan luar biasa dari anggota parlemen negara untuk menjadi perdana menteri Malaysia yang baru.
Sementara dia juga pernah bilang bahwa pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah "runtuh".
Di bawah Konstitusi Malaysia, Raja dapat menunjuk perdana menteri yang menurutnya kemungkinan besar akan memimpin mayoritas di Parlemen.
Di sisi lain, Yang di-Pertuan Agong Malaysia ke-16 dapat membubarkan Parlemen dan menyerukan pemilihan atas saran perdana menteri yang tengah menjabat.
Muhyiddin, yang memiliki mayoritas tipis di Parlemen, telah menolak klaim Anwar sebagai mayoritas dan menantangnya untuk membuktikan melalui proses konstitusional.
Advertisement