8 Hal Penting! Memahami Jihad, Zikir hingga 'Nerima ing Pandum'
Menyelaraskan ibadah dan tindakan sehari-hari merupakan ikhtiar untuk menjaga keseimbangan dalam beragama. Antara kesalehan ritual dan kesalehan sosial yang seimbang.
Namun, hanya mereka yang ikhlas dan mencari ridha Allah yang selamat dunia dan akhirat. Mereka tunduk pada takdir Allah Ta'ala atau dalam istilah masyarakat Jawa nerima ing pandum. Menerima segala keputusan Allah Ta'ala.
Berikut di antara amalan yang bisa dikerjakan umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
1. Jihad di jalan Allah
Jihad di jalan Allah, Imam Muslim menceritakan dari Abu Musa Al Asy’ari, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang mati dalam keadaan tidak pernah berperang dan tidak pernah terbetik dalam dirinya, maka ia mati di atas cabang kemunafikan.”
An-Nawawi menjelaskan, “Maksudnya, siapa yang melakukan hal ini, maka ia dianggap telah menyerupai orang orang munafik yang tidak melaksanakan jihad.”
Namun, dalam pengertian yang lebih luas Jihad bisa dimaknai berjuang di jalan Allah. Seperti Jihad melawan kemiskinan, Jihad melawan kebodohan, dll.
Dalam kondisi masyarakat damai Jihad merupakan tindakan-tindakan bersungguh-sungguh dalam menuju kejayaan Islam dan umat Islam (Izzul islam wal muslimin).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun mengingatkan bahwa perang adalah Jihad kecil. Sedangkan Jihad yang berbesar adalah Jihad melawan hawa nafsu.
2. Banyak mengingat Allah
Memperbanyak zikir merupakan cara mengingat Allah, Ka’b menyatakan, “Orang yang memperbanyak zikir, akan terlepas dari sifat nifak.”
Sedangkan Ibnul Qayyim menulis, “Sejatinya banyak zikir merupakan jalan aman dari kemunafikan. Sebab, orang orang munafik sedikit berzikir. Allah berfirman tentang orang orang munafik, ‘Dan mereka tidak berzikir kecuali sedikit.’ (QS: 3: 142)”
Sebagian dari kita pernah ditanya, “Apakah sekte Khawarij itu munafik?” Maka dijawablah, “Tidak. Orang munafik itu sedikit berzikir.”
3. Membaca doa Nabi Ibrahim
Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis shalatu was sallam,
Jauhkanlah diriku dan anak keturunanku dari menyembah berhala. Ya Allah, berhala berhala itu telah menyesatkan banyak orang. (QS. Ibrahim: 35–36).
4. Memohon hidayah dan taufik
Hakekat memohon hidayah, berarti memohon untuk diberikan jalan istiqamah di atas kebenaran dan dilindungi dari setiap kekufuran dan kemunafikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca doa, Ya Allah, aku memohon kepada Mu hidayah, ketaqwaan, terjaga kehormatan, dan kekayaan…(HR. Ahmad 3950 & Muslim 7079).
5. Doa mohon terhindar dari bahaya syirik
“Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, kemunafikan, sum’ah, dan riya’.” Doa ini diriwayatkan oleh al Hakim (1944).
Perlindungan dari syirik, yang disadari maupun yang tidak disadari , Ya Allah, aku berlindung kepada Mu, jangan sampai aku menyekutukan Mu sementara aku menyadarinya, dan aku memohon ampun kepada Mu untuk yang tidak aku sadari. Doa ini dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menyebutkan tentang bahaya syirik.
Demi dzat yang jiwaku berada di tangan Nya, sungguh syirik itu lebih samar dibandingkan jejak kaki semut. Maukah kutunjukkan kepada kalian satu doa, jika kalian mengucapkannya, maka syirik akan menjauhimu yang sedikit maupun yang banyak. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa di atas. (HR. Bukhari : 716).
6. Membaca doa terhindar dari Kekufuran
Doa Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu,
Beliau rajin membaca doa berikut,
Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari kekufuran dan kefakiran… ya Allah aku berlindung kepada Mu dari adzab kubur… laa ilaaha illaa anta… Abu Bakrah membaca ini diulang 3 kali setiap pagi dan sore. Ketika beliau ditanya alasannya, beliau mengatakan, Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dengan doa ini, dan aku ingin meniru sunah beliau. (HR. Abu Daud 5092, Nasai 5482).
7. Ikhlas atas apa yang diberikan Allah (Nerima ing Pandum)
Sebagaimana disebutkan dalam hadits mengenai sifat munafik, “Jika berjanji, maka ia ingkari. Jika berbicara, ia berdusta. Jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi. Jika diberi amanat, ia khianat.”
Ini semua termasuk amalan kemunafikan. Siapa yang membiasakan sifat-sifat termasuk, maka ia bisa terjatuh pada kemunafikan yang besar. Wal’iyadzu billah (kepada Allahlah kita berlindung).
Namun hanya mereka yang ikhlas dan mencari ridha Allah yang selamat dunia dan akhirat. Mereka tunduk pada takdir Allah Ta'ala atau dalam istilah masyarakat Jawa nerima ing pandum. Menerima segala keputusan Allah Ta'ala.
8. Mohon perlindungan dari godaan setan
Hati hati akan godaan setan karena setan terus memerintahkan untuk lalai dalam ibadah. Setan membisikkan, tidaklah perlu untuk shalat, tidaklah perlu untuk beribadah.
Setan juga membisikkan, jangan melakukan shalat sunnah, nanti terjangkiti riya’. Bisikan setan semacam ini wajib disingkirkan dan tidak perlu dipedulikan. Kalau tidak dipedulikan bisikan tersebut, maka tidak akan membahayakan.
Walhamdulillah. Hendaknya setiap perkataan mestilah jujur, hendaklah menepati janji, menunaikan amanah, tidak berbuat zalim ketika berselisih, sehingga kita bisa terhindar dari semua sifat-sifat kemunafikan.
Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.