8 Hal Penting Keutamaan Menyantuni Kaum Dhuafa
Keutamaan Menyantuni Kaum Duafa
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ -وَأَحْسِبُهُ قَالَ يَشُكُّ الْقَعْنَبِيُّ -كَالْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ
Dari Abu Hurairah raḍiyallāhu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Orang yang membantu dan menyantuni para janda dan orang-orang miskin seperti orang yang berjihad di jalan Allah’, (salah seorang perawi yaitu al-Qa’nabi agak ragu dan menduga beliau ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam menambah dalam sabdanya) ‘Dan seperti orang yang shalat malam tidak pernah istirahat dan juga seperti orang puasa tidak berbuka’.”(Muttafaqun alaihi).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:
1- Armalah dalam hadits ini bermakna perempuan yang tidak memiliki suami, baik ditinggal pergi oleh suaminya (janda) maupun perempuan yang tidak pernah menikah sebelumnya, baik dia miskin maupun berkecukupan.
2- Namun demikian, sebagian ulama mengkhususkan istilah untuk janda yang miskin, adapun jika janda tersebut kaya maka tidak dikatakan armalah, wallāhu a’lam.
3- Makna dari al-sā’ī adalah yang bekerja untuk kepentingan mereka dan berusaha memenuhi nafkah atau kebutuhan mereka.
4- Keutamaan orang yang membantu dan menyantuni janda dan orang miskin.
5- Islam senantiasa memotivasi pemeluknya untuk memberikan perhatian kepada kaum duafa.
6- Nabi Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam memotivasi umatnya untuk memberikan perhatian kepada ibadah yang bersifat horizontal yaitu berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk lainnya, disamping memberikan perhatian yang besar terhadap ibadah yang bersifat vertikal yaitu dalam rangka takarub kepada Allah ‘azza wa jalla.
7- Sebagian amal saleh memiliki kedudukan pahala yang sama dengan jihad, salat lail dan puasa sunah.
8- Hanya Allah ‘azza wa jalla yang mengetahui kadar pahala dari amal-amal saleh; kadang suatu amalan kelihatan mudah atau diremehkan oleh sebagian orang akan tetapi pahalanya sama dengan amalan yang berat dan juga sebaliknya.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran :
-Ibnu Baṭṭāl raḥimahullāh berkata, “Barang siapa yang tidak mampu berjihad dan qiamulail serta puasa sunah maka hendaknya dia mengamalkan hadits ini dan membantu janda serta orang miskin agar dia dikumpulkan bersama golongan mujāhidīn fī sabīlillāh walaupun dia tidak melakukannya atau tidak berinfak dengan dirham, atau ketemu musuh lalu musuh takut kepadaya. Begitu juga, agar dia dikumpulkan bersama golongan orang yang rajin berpuasa sunah dan salat malam serta mendapatkan derajat mereka padahal dia makan di siang harinya dan tidur di malam harinya selama hidupnya. Oleh karenanya, sepatutnya setiap mukmin antusias terhadap perniagaan yang tidak merugi ini dengan cara memberikan bantuan dan santunan kepada janda dan orang miskin demi wajah Allah ta’āla agar dia kembali dalam perdagangannya dengan mencapai derajat mujāhidīn, orang-orang yang rajin berpuasa dan salat malam tanpa harus letih dan lelah. Itulah keutamaan yang Allah berikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.”
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ، تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya
(QS. As Shaf : 10-11).
Demikian wallahu a'lam. Semoga bermanfaat. Amiin.