8 Fakta Vaksin Janssen, Diklaim Ampuh Lawan Varian Delta
Vaksin Janssen buatan Amerika Serikat yang diproduksi anak perusahaan Johnson and Johnson diklaim efektif melawan varian delta. Varian delta sendiri menyumbang lonjakan angka covid-19 di sejumlah negara di dunia. Melansir berbagai sumber, berikut kedelapan fakta vaksin Janssen.
Tersertifikasi WHO
World Health Organization (WHO), organisasi kesehatan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan vaksin Johnson and Johnson aman digunakan pada 12 Maret 2021. WHO menyebut vaksin Janssen efektif dalam mengatasi mutasi varian baru covid-19. WHO pun menyarankan negara dengan lonjakan kasus covid-19 tertinggi akibat varian baru menggunakan vaksin jenis ini.
Kekebalan Bertahan hingga 8 Bulan
Vaksin Johnson dan Johnson atau disebut Janssen memberikan respons kekebalan yang bisa bertahan lama. Khususnya terhadap infeksi yang lebih luas dalam satu kali suntikan saja. Durasi kekebalan tersebut berlangsung hingga 8 bulan dari paparan covid-19 varian delta.
Efektif 85 Persen Terhadap Varian Delta
Vaksin jenis ini terbukti efektif hingga 85% pada pasien rawat inap. Selain itu membantu mencegah kematian tepat di hari ke 28. Dari hasil sebuah penelitian, vaksin yang disebut J&J ini dalam dosis tunggal menghasilkan antibodi penetralisir yang kuat dan tidak berkurang terhadap penderita varian delta.
Bukan tanpa alasan, di India telah dilakukan uji coba kepada 8 orang relawan dan menghasilkan penemuan tersebut. Hasil serupa juga ditemukan kala dilakukan percobaan pemberian vaksinasi kepada 20 orang di Boston’s Beth Israel Medical Center.
Harga lebih Murah
Jika dibandingkan dengan vaksin lainnya, vaksin J&J ini harganya terbilang murah. Vaksin ini pun sudah teruji efektif meskipun hanya melakukan satu suntukan saja. Untuk penyimpanannya sendiri bisa pada suhu biasa atau disimpan di lemari es.
57 Persen untuk Varian dari Afsel
Berbeda dengan tingkat keefektifan pada varian delta, vaksin Janssen menunjukkan tingkat efektif sebesar 57 persen untuk melawan mutase covid-19 terbaru dari varian Afrika Selatan (Afsel). Afsel sendiri pada bulan Juni lalu telah membuang sejumlah 2 juta vaksin J&J lantaran diduga ada vaksin yang terkontaminasi. Pemerintah setempat pun berniat tidak menggunakan vaksin itu bagi penduduk.
Digunakan di Korea Selatan
Negeri Ginseng Korea Selatan menyetujui penggunaan vaksin Janssen. Sebelumnya negeri dengan budaya K-Pop itu telah melakukan uji coba kepada beberapa orang dan terbukti efektif mencegah covid-19. Khususnya bagi orang dewasa usia 18 tahun ke atas.
Sebelumnya, Korea Selatan juga telah menggunakan dua vaksin dari negeri paman sam itu. Seperti AstraZeneca dan Pfizer. Selain Korea Selatan, sebelumnya Janssen telah digunakan sebesar 3 juta dosis di Brasil.
Penyanyi Korea Tetap Terpapar Covid-19
Seorang penyanyi asal Korea Selatan yang tergabung dalam grup Infinite, Sunggyu terjangkit covid-19. Padahal, dari informasi yang dihimpun dari pihak agensi Sunggyu telah melakukan vaksinasi Janssen. Sunggyu sendiri saat ini tidak menunjukkan gejala dan kondisinya tidak bermasalah.
J&J masuk Indonesia Tahun 2022
Vaksin Janssen dikaabrkan baru datang di Indonesia pada tahun depan, 2022. Penyebabnya saat ini perusahaan Janssen belum ada stok supply untuk tahun 2021. Indonesia saat ini telah menggunakan vaksin Sinovac, PT Bio Farma, Pfizer-BioNTech, dan Oxford-AstraZeneca. Dari vaksin yang ada baru dua saja yang telah tersertifikasi WHO, yaitu Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca.(Kmp/Sua/Cnb/Kum/Lip)
Advertisement