8 Bulan, Surabaya Sudah Keluarkan Dana Rp800 M Tangani Covid-19
Pemkot Surabaya selama hampir 8 bulan di tahun 2021 ini sudah mengeluarkan anggaran sebesar Rp400 miliar untuk penanganan pandemi virus corona. Anggaran tersebut berasal dari refocusing Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dari berbagai sektor.
“Kalau dari APBD sudah sekitar Rp400 miliar, tapi kalau digabungkan dengan yang non APBD (sumbangan) sudah tembus Rp800 miliar. Contoh saja PDAM sudah 10 mobil ambulance, lalu oksigen konsentrator dan lain-lain itu sudah berapa, belum lagi dari pihak lain,” ungkap Walikota Surabaya, Eri Cahyadi.
Eri mengaku, anggaran besar tersebut dikeluarkan untuk membeli peralatan pendukung pelayanan RS Lapangan Tembak Kedung Cowek, RS Gelora Bung Tomo, RSUD milik Kota Surabaya, kemudian membeli bantuan sembako yang diberikan kepada warga terdampak, kemudian memberikan permakanan bagi pasien yang isolasi mandiri, insentif tenaga kesehatan dan lainnya.
Di sisi lain, anggaran tersebut sudah sangat besar mengingat Pendapatan Asli Daerah (PAD) sementara ini yang masuk baru 35 persen dari total 100 persen. Atau sampai Juli ini baru Rp301 miliar dari total pendapatan daerah yang diproyeksi Rp8,6 triliun.
“Makanya, kemudian banyak pekerjaan proyek yang tidak kita kerjakan karena ketika sudah berjalan maka kita harus bayar. Sehingga kita pending dulu nunggu PAD. Strategi kita kalau PAD masuk untuk proyek, kalau belum saya juga gak berani,” aku Eri.
Hanya saja, ia tidak menjelaskan secar rinci proyek-proyek sektor mana saja yang kini dihentikan pengerjaannya.
Ia menjelaskan, pendapatan pemda itu berasal dari dua sektor yakni PAD dan bagi hasil dari pemerintah pusat. Misalnya BPKB mobil dan sebagainya. Hanya saja, saat ini bagi hasil tersebut masuknya tidak sesuai rencana karena kondisi keuangan yang terdampak.
“Kalau ditanya potensi untuk meningkatkan PAD sekarang apa? Potensinya di Surabaya sekarang gak ada. Potensi tersebesar kita selama ini MICE, kalau yang lainnya masih keci sangat menurun karena tidak ada kegiatan yang besar. Seperti hotel, apartement, dan mall kalau berhenti otomatis berhenti. Tapi kita tetap bergerak kita fokuskan ke BPHTB dan PBB kita kejar, kalau itu kan 100 persen tetap,” pungkasnya.