7.000 Kasus Covid-19, Filipina Tutup Gereja dan Batasi Perjalanan
Filipina menutup sementara gereja, museum, arena permainan, dan sekolah mengemudi telah diperintahkan untuk ditutup. Sedangkan pihak restoran dilarang menyediakan makan di tempat hingga membatasi perjalanan. Hal ini dilakukan karena Filipina berjuang untuk menahan virus yang menyebar cepat.
Mengutip Channel News Asia, jumlah infeksi baru di Filipina mencapai 7.103 pada Jumat, 19 Maret 2021. Jumlah kasus ini tertinggi sejak awal pandemi, menjadikan total kasus lebih dari 648.000, dengan sebagian besar kasus aktif di Metro Manila. Jumlah kasus melebihi 7.000 ini berlangsung selama tiga hari bertutut hingga Minggu, 21 Maret kemarin.
Para ahli telah memperingatkan, angka kasus virus corona di Filipina bisa mencapai 11.000 per hari pada akhir Maret. Sementara Satgas Covid-19 telah meminta vaksin yang tersedia untuk disebarkan ke hotspot-hotspot virus.
Penguncian terbatas, jam malam yang ketat, perintah tinggal di rumah untuk semua anak, dan larangan orang asing memasuki negara telah berjalan dalam dua minggu terakhir.
"Ini mengkhawatirkan, karena ada daerah di Metro Manila, yakni Manila, Quezon City, Taguig, dan Makati, yang sudah masuk dalam kategori berisiko tinggi, lebih dari 70 persen (hunian ranjang rumahsakit). Beberapa berada di 83 persen," kata Wakil Menteri Kesehatan Filipina Leopoldo Vega, seperti dikutip Channel News Asia.
Kebangkitan virus corona di Flipina disebabkan oleh kepatuhan yang buruk terhadap protokol kesehatan dan varian baru yang lebih menular. Kasus infeksi tiga varian baru virus corona ditemukan di negara ini.
Aturan baru ini akan diberlakukan selama dua Minggu dan dimulai Senin, 22 Maret 2021. Pembatasan juga berlaku untuk provinsi sekitar Rizal, Cavite, Laguna dan Bulacan. Meski terdapat pembatasan, transportasi umum akan terus beroperasi. Selain itu pekerja diizinkan untuk melakukan pekerjaan di kantor.