7 Tanda Kehadiran Lailatul Qadar, Berdasar Sabda Nabi
Setiap malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan menjadi idaman kehadiran Lailatul Qadar. Malam Seribu Bulan yang penuh berkah. Itulah yang ditunggu-tunggu setiap Muslim dan Mukmin yang sedang melaksanakan ibadah bulan suci Ramadhan.
Untuk itu, kiranya perlu kita mengetahui tanda-tanda kehadiran Lailatul Qadar. Berikut 7 tanda kehadiran Lailatul Qadar itu:
1. Suasana Sejuk di Malam Lailatul Qadar
Saat malam Lailatul Qadar, udara terasa sejuk. Tidak panas dan tidak dingin. Suasananya sangat nyaman. Di malam itu tidak ada hawa yang gerah maupun terasa dingin.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18/361, shahih).
Suasana memang sangat sejuk sekali, sehingga terasa nikmat bagi mereka yang beritikaf lalu menemukan satu malam ini.
kalau kita memperbanyak beribadah terus menerus di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tentu akan mendapatkan malam penuh kemuliaan tersebut.
Malam Lailatul Qodar yang ada di dalam Al-Qur’an dijelaskan dengan malam penuh berkah dan ketenangan. Semua malam akan berbeda saat telah memasuki malam Lailatul Qodar ini.
Sebab saat malam penuh berkah ini membuat suasana menjadi tenang, udara akan terasa sangat sejuk, tak terasa panas, tidak terasa dingin, tidak hujan dan tidak terjadi pelemparan bintang (meteor).
Apalagi suasana di dalam sebuah keluarga akan terasa nyaman sekali, dimana tidak memiliki kesamaan dengan malam-malam sebelumnya dalam bulan Ramadhan.
2. Suasana Malam yang Tenang
Saat tiba malam lailatul Qadar, suasana terasa sangat tenang.
Tidak ada kebisingan. Semuanya terasa amat tentram dan nyaman. Inilah malam yang terasa sangat khidmat untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dalam surat Al Qadar ayat 4 dijelaskan “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril”.
Banyak malaikat yang akan turun pada malam Lailatul Qodar, karena banyaknya keberkahan di malam Lailatul Qodar tersebut. Turunnya malaikat ke dunia untuk menandakan turunnya berkah dan rahmat.
Seperti halnya ketika malaikat turun saat ada yang membacakan Al-Qur’an, sebagaimana mereka akan mengelilingi orang-orang yang berbeda dalam sebuah majelis dzikir. Seperti juga malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu, karena malaikat sangat mengagungkan mereka.
Suasana pada malam itu memang sangat tenang sekali, tak ada suara kicau burung atau binatang lain pada malam itu. Jika kita bisa melihat pun, semua tumbuhan di dunia ini bersujud kepada Allah pada malam itu.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,”Barang siapa melaksanakan sholat pada malam lailatul qodar karena iman dan mengharapkan ridho dari Allah.swt, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)
3. Suasana Malam Cerah
Malam saat Lailatul Qadar langit tampak cerah. Langit tampak terang dan terlihat indah.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot.” (HR. Muslim no. 762)
Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qodr lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya.” (HR. Ibnu Hibban).
Ibnu Katsir menjalaskan dalam kitab tafsir nya, bahwa pencatatan takdir di lauhul mahfudh dalam setahun akan dirinci pada malam lailatul qodar, juga akan dicatat ketentuan ajal dan rezeki.
Perlu diingat juga, keterangan dari Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah.swt. Takdir ini nantinya akan diperlihatkan pada malaikat dan akan mengetahui apa yang akan terjadi, kemudian akan melakukan tugas sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah.swt kepadanya.
4.Matahari Bersinar Lembut
Di pagi hari setelah malam Lailatul Qadar, sinar matahari bersinar dengan lembut. Dan suasana hari itu pun terlihat cerah. Hal ini seperti diterangkan dalam sebuah hadits, ”Lailatul qodr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah.” Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah
5. Angin Berhembus Sepoi-sepoi
Pada malam Lailatul Qadar, angin pun berhembus lembut. Ini membuat suasana terasa sangat nyaman. Tidak panas dan juga tidak dingin.
6. Tidak Hujan
Pada malam Lailatul Qadar, tidak terjadi hujan. Saat itu malam terasa begitu syahdu dengan suasana langit yang cerah.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)
7. Tiba di Malam Ganjil
Kedatangan malam Lailatul Qadar lebih mungkin terjadi di malam-malam ganjil bulan Ramadhan. Hal ini seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)
sejak awal hingga akhir Ramadhan, kita terus memperbanyak ibadah pada Allah, dengan melaksanakan shalat, berdzikir dan bertilawah.
Terutama di sepuluh hari terakhir Ramadhan itu. Kita perlu kian giat beribadah pada Allah SWT. Dengan demikian, pastilah malam penuh berkah itu tak akan luput kita peroleh.
Tak ada seorang pun yang tahu kapan tamu agung itu akan datang. Hanya Allah SWT yang mengetahui kapan malam yang lebih baik dari 1.000 bulan itu akan menghampiri hambanya.
Terlebih, sebagai tamu agung, Lailatul Qadar hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang mendapat taufik dan beramal saleh pada malam itu.
Mengapa begitu? Supaya kita semakin giat mencarinya sepanjang hari, khususnya pada malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan.
Selain tanda-tanda diatas, ada beberapa cara untuk kita mengetahui dan mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Cara ini berdasarkan kebiasaan mereka dalam memahami dan mencintai agama Allah salah satunya untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar yang disusun di beberapa kitab terjemahan mereka.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Pertama yaitu di ambil dari kitab I’anatuththaalibiin juz II halaman 257, cetakan al ‘Alawiyyah Semarang:
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺇﻧﻬﺎ ﺗﻌﻠﻢ ﻓﻴﻪ ﺑﺎﻟﻴﻮﻡ ﺍﻷﻭﻝ ﻣﻦ
ﺍﻟﺸﻬﺮ،
ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺃﻭﻟﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻷﺣﺪ ﺃﻭ ﻳﻮﻡ ﺍﻷﺭﺑﻌﺎﺀ : ﻓﻬﻲ ﻟﻴﻠﺔ
ﺗﺴﻊ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ .
ﺃﻭ ﻳﻮﻡ ﺍﻻﺛﻨﻴﻦ : ﻓﻬﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﺣﺪﻯ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ .
ﺃﻭ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺜﻼﺛﺎﺀ ﺃﻭ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ : ﻓﻬﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺳﺒﻊ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ .
ﺃﻭ ﺍﻟﺨﻤﻴﺲ : ﻓﻬﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺧﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ .
ﺃﻭ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺴﺒﺖ : ﻓﻬﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺛﻼﺙ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ .
Jika awal Ramadhan hari Ahad atau Rabu maka lailatul qodar malam 29
Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 21
Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat maka lailatul qodar malam 27
Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qodar malam 25
Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka Lailatul Qodar malam 23
Kedua adalah sumber yang diambil dari kitab Hasyiyah ash Shaawi ‘alal Jalaalain juz IV halaman 337, cetakan Daar Ihya al Kutub a ‘Arabiyyah:
ﻓﻌﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺸﺎﺫﻟﻲ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺃﻭﻟﻪ ﺍﻷﺣﺪ ﻓﻠﻴﻠﺔ
ﺗﺴﻊ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ، ﺃﻭ ﺍﻹﺛﻨﻴﻦ ﻓﺈﺣﺪﻱ ﻭﻋﺸﺮﻱ ﺃﻭ
ﺍﻟﺜﻼﺛﺎﺀ ﻓﺴﺒﻊ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﺃﻭ ﺍﻷﺭﺑﻌﺎﺀ ﻓﺘﺴﻌﺔ ﻋﺸﺮ ﺃﻭ
ﺍﻟﺨﻤﻴﺲ ﻓﺨﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﺃﻭ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻓﺴﺒﻌﺔ ﻋﺸﺮ
ﺃﻭﺍﻟﺴﺒﺖ ﻓﺜﻼﺙ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ
Kalau awal Ramadhan hari Ahad maka lailatul qodar malam 29
Kalau awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 21
Kalau awal Ramadhan hari Selasa maka lailatul qodar malam 27
Kalau awal Ramadhan hari Rabu maka lailatul qodar malam 19
Kalau awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qodar malam 25
Kalau awal Raamadhan hari Jumat maka lailatul qadar malam 17
Kalau awal Raamadhan hari Sabtu maka lailatul qadar malam 23
Cara yang ketiga yang diambil dari kitab Hasyiyah al Bajuri ‘ala Ibni Qaasim al Ghaazi juz I halaman 304 , cetakan Syirkah al Ma’arif Bandung:
ﻭﺫﻛﺮﻭ ﻟﺬﻟﻚ ﺿﺎﺑﻄﺎ ﻭﻗﺪ ﻧﻈﻤﻪ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﻘﻮﻟﻪ
: ﻭﺇﻧﺎ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﺇﻥ ﻧﺼﻢ ﻳﻮﻡ ﺟﻤﻌﺔ ¤ ﻓﻔﻲ ﺗﺎﺳﻊ
ﺍﻟﻌﺸﺮﻳﻦ ﺧﺬ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ .
ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺴﺒﺖ ﺃﻭﻝ ﺻﻮﻣﻨﺎ ¤ ﻓﺤﺎﺩﻱ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ
ﺍﻋﺘﻤﺪﻩ ﺑﻼ ﻋﺬﺭ
. ﻭﺇﻥ ﻫﻞ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﻓﻲ ﺃﺣﺪ ﻓﻔﻲ ¤ ﺳﺎﺑﻊ ﺍﻟﻌﺸﺮﻳﻦ
ﻣﺎ ﺭﻣﺖ ﻓﺎﺳﺘﻘﺮ
. ﻭﺇﻥ ﻫﻞ ﺑﺎﻷﺛﻨﻴﻦ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺑﺄﻧﻪ ¤ ﻳﻮﺍﻓﻴﻚ ﻧﻴﻞ ﺍﻟﻮﺻﻞ
ﻓﻲ ﺗﺎﺳﻊ ﺍﻟﻌﺸﺮﻱ
. ﻭﻳﻮﻡ ﺍﻟﺜﻼﺛﺎ ﺇﻥ ﺑﺪﺍ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﻓﺎﻋﺘﻤﺪ ¤ ﻋﻠﻲ ﺧﺎﻣﺲ
ﺍﻟﻌﺸﺮﻳﻦ ﺗﺤﻈﻲ ﺑﻬﺎ ﻓﺎﺩﺭ .
ﻭﻓﻲ ﺍﻹﺭﺑﻌﺎ ﺇﻥ ﻫﻞ ﻳﺎ ﻣﻦ ﻳﺮﻭﻣﻬﺎ ¤ ﻓﺪﻭﻧﻚ ﻓﺎﻃﻠﺐ
ﻭﺻﻠﻬﺎ ﺳﺎﺑﻊ ﺍﻟﻌﺸﺮﻱ .
ﻭﻳﻮﻡ ﺍﻟﺨﻤﻴﺲ ﺇﻥ ﺑﺪﺍ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﻓﺎﺟﺘﻬﺪ ¤ ﺗﻮﺍﻓﻴﻚ ﺑﻌﺪ
ﺍﻟﻌﺸﺮ
ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻮﺗﺮ .
Kalau awal Ramadhan hari Jumat maka lailatul qodar malam 29
Kalau awal Ramadhan hari Sabtu maka lailatul qodar malam 21
Kalau awal Ramadhan hari Ahad maka lailatul qodar malam 27
Kalau awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 29
Kalau awal Ramadhan hari Selasa maka lailatul qodar malam 25
Kalau awal Raamadhan hari Rabu maka lailatul qadar malam 27
Kalau awal Raamadhan hari Kamis maka malam ganjil setelah malam 20
Wallaahu A’lamu Bishshawaab.(Abdul Azizi)