7 Kali Pembakaran Al-Quran di Denmark, Ciptakan Perpecahan
Serangkaian aksi pembakaran Al-Quran yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioter, telah memantik kecaman dunia internasional, terutama negara-negara Muslim. Aksi pembakaran dilakukan di depan gedung kedutaan besar (kedubes) negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Indonesia di Kopenhagen.
"Sudah terjadi tujuh kali, dari tanggal 6 hingga 12 Agustus 2023. Aksi dilakukan hanya oleh seorang individu dan tidak sampai lima menit. Jadi dia datang, menyobek lembaran Alquran, lalu melakukan pembakaran," kata Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Denmark Dewi Savitri Wahab dalam keterangan dikutip Jumat 18 Agustus 2023,
Menurutnya, aksi penistaan terhadap Al-Quran di Denmark sudah terjadi sejak Januari lalu sempat terhenti. Aksi tersebut kembali masif dalam satu bulan terakhir.
"Aksi pembakaran ini dilakukan di depan kedubes negara-negara anggota OKI. Diawali dari lima negara: Turki, Mesir, Irak, Iran, dan Aljazair. Lalu dalam perkembangannya juga terjadi di depan KBRI. Karena KBRI bersebelahan dengan Kedubes Maroko, pembakaran Al-Quran juga terjadi di depan Kedubes Maroko. Sempat juga dilakukan di depan Kedubes Cina, dan pekan lalu di (depan Kedubes) Albania," katanya.
Ia mengatakan polisi intelijen Denmark biasanya memberi tahu pihak kedubes jika akan terjadi aksi pembakaran Al-Quran. Sementara dari media massa di Denmark tidak meliput aksi tersebut karena enggan memberi panggung pada kelompok Danske Patrioter.
"Danske Patrioter ini punya catatan kriminal dan memang mencari perhatian. Ini sama sekali tidak mendapatkan liputan media. Jadi kita berharap reaksi (dari aksi pembakaran Alquran) tidak berlebihan sehingga tidak mengakibatkan atau memicu tindakan kekerasan lainnya," katanya.
Sikap Jerman
Wakil Juru Bicara Pemerintah Jerman Christiane Hoffman mengatakan, aksi pembakaran Al-Quran yang belakangan ini terjadi di Eropa bertujuan menciptakan perpecahan. Dia menegaskan, Jerman menentang dan mengutuk aksi semacam itu.
“Kami menganggap tindakan seperti itu (pembakaran Al-Quran) kurang ajar dan tidak pantas. Mereka berusaha menciptakan perpecahan,” kata Hoffman dalam sebuah konferensi pers di Berlin, dikutip Anadolu Agency.
Jerman sangat menghargai kebebasan, tapi tak mencakup ujaran atau tindakan kebencian. Hoffman menekankan, sikap Pemerintah Jerman atas aksi penistaan dan pembakaran Alquran sudah jelas. “Kami menentangnya. Kami mengutuknya,” ujarnya.
Kendati demikian, Hoffman menolak mengonfirmasi apakah Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen akan membahas tentang isu pembakaran Alquran dalam pertemuan mereka mendatang. Aksi pembakaran Al-Quran memang telah berulang kali terjadi di Denmark. Pelakunya adalah anggota kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioter.
Pemerintah dan otoritas Denmark tidak dapat menghentikan atau menangkap pelaku pembakaran. Sebab aksi semacam itu masih dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Namun karena adanya tekanan besar dari komunitas internasional, terutama negara-negara Muslim, agar aksi pembakaran Al-Quran bisa dihentikan, saat ini Pemerintah Denmark sedang berupaya merancang hukum agar tindakan penistaan tak terulang kembali.
Akhir bulan lalu Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengatakan dia berharap upaya negaranya merancang alat hukum guna mencegah berulangnya aksi penistaan Alquran akan membantu meredakan konflik internasional yang berkembang dengan sejumlah negara Muslim.
“Fakta bahwa kami memberi isyarat, baik di (internal) Denmark maupun di luar negeri, bahwa kami sedang mengerjakannya (hukum untuk mencegah penistaan kitab suci) mudah-mudahan akan membantu mengurangi masalah yang kami hadapi,” kata Rasmussen kepada awak media setelah menghadiri pertemuan di parlemen, 31 Juli 2023 lalu.
Denmark tidak dalam posisi tertekan dalam merumuskan dan merancang peraturan hukum untuk mencegah aksi penistaan kitab suci.
“Tapi analisis politik kami adalah demi kepentingan terbaik kita semua. Kita seharusnya tidak hanya duduk dan menunggu ini meledak,” ujarnya.
Advertisement