7 Hikmah Ramadan, Meraih Keberkahan dan Ampunan Allah Ta'ala
Keberkahan bulan Ramadan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadis Riwayat Muslim, setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan ganjarannya menjadi sepuluh hingga 700 kali lipat. Kecuali puasa.
Demikian memang, bulan Ramadhan merupakan bulan penuh hikmah dan keberkahan. Prof Dr H Sofyan Sauri, MPd mengungkapkan hal itu, dalam kajian agama ba’da Shubuh dari Masjid Al-Falaq, Gegerkalong Tengah, Kota Bandung.
“Allah berfirman, pahala puasa untuk-Ku (Allah). Dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Ia telah meninggalkan syahwat dan makannya karena-Ku,” terang
Mengutip pendapat Imam Al Ghazali, lanjut Sofyan, berkah adalah bertambahnya kebaikan. Sedangkan para ulama mendefinisikan berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, meliputi berkah secara material dan spiritual, seperti kesehatan, ketenangan, keamanan, harta, usia, dan anak.
Melanggengkan Kebaikan
“Jadi, pada intinya berkah adalah langgengnya kebaikan atau bertambahnya kebaikan,” paparnya pada pengajian bertema “Kajian Surat Al-Baqarah Ayat 183: Mengorak Makna Hikmah dan Berkah Ramadhan untuk Meningkatkan Kualitas Ibadah.”
Menurut guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu, setidaknya ada tujuh hikmah bulan Ramadan.
Tujuh Hikah Bulan Ramadan
Pertama, Ramadan sebagai penghapus dosa.
Menghapus dosa dari Ramadhan sebelumnya hingga Ramadhan tahun ini.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Shalat lima waktu, antara shalat Jumat ke shalat Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan menghapus dosa di antara keduanya jika dijauhi dosa-dosa besar.” (HR Muslim).
Kedua, Ramadan sebagai pengabulan doa bagi orang yang berdoa, penerimaan tobat bagi orang yang bertobat, dan pengampunan bagi orang yang memohon ampunan.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Dalam setiap malam bulan Ramadan Allah Azza wa Jalla berseru sebanyak tiga kali: Adakah orang yang meminta? Maka Aku penuhi permintaannya. Adakah orang yang bertobat? Maka Aku terima tobatnya. Dan adakah orang yang memohon ampunan? Maka Aku ampuni dia. (HR Thabrâni dan Baihaqî)
Ketiga, Ramadan menjadi momentum untuk mengubah diri menjadi lebih baik.
Jangan berpuasa hanya mendapatkan haus, dahaga dan lapar. Nabi SAW bersabda, yang artinya: “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR Ibnu Majah)
Keempat, Ramadan merupakan waktu yang terbaik dibanding waktu yang lain.
Rasulullah SAW pernah ditanya, sedekah apakah yang paling mulia? Beliau menjawab, sedekah di bulan Ramadhan. (HR Tirmidzi)
Kelima, Ramadan membersihkan jiwa.
“Puasa mampu membersihkan jiwa manusia dari sifat-sifat dusta, berkata kotor, menahan diri dari makanan dan minuman yang tidak halal dan sebagainya,” ujar dosen Program Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor itu.
Selain itu, lanjut Sofyan, puasa adalah bentuk ibadah rahasia antara seorang hamba dan Tuhannya, Allah SWT.
“Seseorang bisa saja berbohong pada sesamanya mengaku berpuasa, tetapi ia tidak dapat berbohong kepada Tuhannya. Karena itu menjalani puasa harus dengan sifat ikhlas semata-mata mengharap ridha dan pahala dari Allah SWT,” ujar Sofyan pada pengajian yang dilangsungkan secara hybrid itu.
“Orang yang berpuasa melatih dirinya agar merasa selalu diawasi Allah,” tambah dosen Pendidikan Bahasa Arab UPI itu.
Keenam, Ramadan mendidik kita untuk sabar.
Bulan Ramadan adalah bulan untuk melatih kepribadian islami. Di bulan ini kebiasaan buruk seperti membicarakan orang lain, bergunjing, berkata kasar mesti dihindari. “Latihan psikis seperti ini membuat ketenangan batin dan ketenteraman hati yang tentu akan berpengaruh juga pada fisik,” paparnya.
Ketujuh, Ramadhan membangkitkan rasa kebersamaan, rasa kesetiakawanan sosial.
Puasa membuat orang kaya atau yang bisa makan cukup dapat merasakan bagaimana rasanya menahan perut yang lapar.
“Dari sini diharapkan dalam jiwa mereka tumbuh kepekaan terhadap penderitaan orang yang kurang mampu sehingga mereka dapat membantu. Hal ini dapat mengikis kesenjangan sosial,” jelas Sofyan.
Selain itu puasa Ramadhan juga dapat menumbuhkan kedekatan perasaan antara orang kaya dan orang miskin sehingga mereka dapat hidup berdampingan dan saling membantu. Karena itulah puasa Ramadhan termasuk syariat yang maslahatnya sangat besar bagi manusia.
Sekitar 875 jamaah menghadiri kajian ba’da Shubuh melalui aplikasi Zoom. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan daerah lain di Tanah Air.
Advertisement