7 Hal Penting! Sampaikan Islam dengan Fakta, Pesan bagi Pendakwah
Sampaikan walau satu ayat. Itulah pesan Islam untuk menyampaikan pesan-pesan kebenaran dan kabar tentang agama yang diemban Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW).
Sebagaimana ditunjukkan Rasulullah SAW dalam hadits berikut:
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ أَخْبَرَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي كَبْشَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
Artinya:
Telah bercerita kepada kami Abu 'Ashim al-Dhahhak bin Makhlad telah mengabarkan kepada kami Al Awza'iy telah bercerita kepada kami Hassan bin 'Athiyyah dari Abi Kabsyah dari 'Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi SAW bersabda:
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Artinya:
Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah dari Bani Isra'il dan itu tidak apa (dosa). Dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka sediakan tempat duduknya di dalam api neraka. (Riwayat Imam al-Bukhari -3461)
7 Hal Penting tentang Penjelasan Hadits
1. Hadis ini menegaskan tiga (3) noktah penting:
a) Jangan sembunyikan ilmu atau fakta mengenai Islam yang datang daripada Nabi SAW walaupun hanya satu ayat, ianya mesti disampaikan atau disebarkan kepada umat manusia.
b) Tidak mengapa untuk menceritakan sesuatu yang didengar atau diambil kisahnya dari Bani Israel selama mana maklumat itu benar dan tidak bercanggah dengan syariat.
(Berita atau kisah Israliyat juga terbahagi kepada 3, iaitu :
- fakta berita itu benar,
- fakta berita itu palsu dan
- fakta berita itu tidak dibenarkan dan tidak pula dinafikan. (tawaqquf).
c) Jangan sekali-kali berdusta atas nama Nabi SAW seperti meriwayatkan sesuatu yang bukan daripada Nabi SAW tetapi disandarkan kepada Nabi SAW. Seperti berkata, Nabi telah bersabda, Nabi telah melakukan dan sebagainya. (Akibat pendustaan ini ialah dihumban ke dalam api neraka.)
2. Pendakwah mesti tegas, berani dan amanah terhadap diri dan agama yang diperjuangkan agar tidak menyembunyikan ilmu Islam hanya karena mau menjaga kepentingan diri dan dunia yang dimilikinya.
Ingat sabda Nabi SAW:
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أَلْجَمَهُ اللَّهُ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya:
Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu tetapi dia menyembunyikannya, Allah akan pukul dia dengan cemeti daripada api pada Hari Kiamat. (Riwayat Imam Abu Daud - 3658)
3. Pendakwah selayaknya mempunyai ilmu atau pengetahuan yang jelas terhadap sesuatu perkara agama atau yang berkaitan dengannya sebelum materi disampaikan kepada masyarakat, supaya pendakwah tidak terjebak dalam pendustaan terhadap Nabi SAW maupun dusta terhadap fakta ilmu Islam yang disampaikan.
4. Meskipun satu ayat, pendakwah terlebih dahulu mesti memahami dan menguasai ilmu mengenai ayat tersebut. Tidak memadai sekadar menghafal satu ayat atau satu hadits lalu terus menyampaikannya dengan olahan sendiri yang tidak berasaskan pemahaman yang sebenarnya, sebagaimana yang dikehendaki Al-Quran dan As-Sunnah serta Ijma' Ulama' yang muktabar.
5. Lebih jijik apabila seseorang pantas mendakwa dirinya sebagai pendakwah, cuma menghafal satu dua ayat Al-Quran atau hadiTs Nabi SAW, lalu merasa dirinya sudah alim. Sedang pemahamannya terhadap ayat Al-Quran dan hadits Nabi SAW sangat-sangat cetek pula tidak dibina di atas manhaj ilmu Islam yang betul. (Tidak memahami tatabahasa Arab, tidak menguasai ulum at-tafsir dan ushul al-hadits juga tidak memahami ushul dan qawaid fiqhiyah dengan baik.)
6. Benar, untuk menjadi seorang pendakwah tidaklah perlu seseorang itu 'alim dalam semua perkara. Tetapi pendakwah itu mesti ada ilmu dan faham terhadap apa pun perkara (subjek) yang dia akan sampaikan pada masyarakat, walaupun satu ayat.
Berkata hukama' (ahli hikmah):
فاقِدُ الشَّيءِ لا يُعْطِيْهِ
Artinya:
Orang yang tidak memiliki sesuatu, tidak dapat memberi sesuatu itu.
7. Islam tidak boleh disebar secara sembrono tanpa sandaran nash atau fakta yang benar. Karena Islam adalah agama yang suci dan mesti dibebaskan dari periwayatan atau pengisahan yang batil dan palsu. Pendakwah selayaknya cermat dan teliti dalam urusan agama ini.
Demikian pesan-pesan Ustadz Nasrudin bin Hassan at Tantawi, aktivis dakwah di Bumi Nusantara. Wallahu a'lam bisshawab.
Sekian. Semoga bermanfaat.
Advertisement