7 Hal Penting, Nabi Musa Berdialog dengan Allah di Gunung Sinai
Dalam Qishashul Anbiya' (Kisah-kisah Para Nabi) telah disusun Ibnu Katsir yang cukup menawan dan bisa dibaca hingga kini. Banyak momentum berkaitan dengan aspek kerohanian yang sangat menyentuh perasaan.
Selain itu, juga disebutkan tempat-tempat yang hingga kini menjadi legenda. Terkait dengan kisah-kisah kenabian dan proses ketauhidan yang diajarkan Islam.
Gunung Sinai, misalnya, disebut-sebut dalam kisah tersebut. Gunung yang berada di Mesir, tepatnya di Semenanjung Sinai Selatan bagian tengah wilayah Janub Sina.
Gunung setinggi 2.285 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini juga dikenal dengan sebutan Gunung Musa atau Gunung Hareh. Dalam Al-Qur'an, Gunung Sinai disebut sebagai tempat Nabi Musa pernah berdialog dengan Allah SWT. Berikut kisahnya.
Dalam Tafsir Al-Quran legendaris, Fi Zhilal al-Qur'an karya Sayyid Quthb, dijelaskan: Gunung Sinai adalah tempat yang sangat penting dalam sejarah Nabi Musa AS. Kisah Nabi Musa di Gunung Sinai bisa kita baca dalam Al-Qur'an Surat Al A'raf ayat 143 dan Surat Al An'am ayat 151-153.
Berikut 8 Hal Penting, ayat-ayat Al-Quran dan Hadits tentang Gunung Sinai akan Kisah Dialog Nabi Musa dengan Allah Ta'ala, dalam Bahasa Arab dan terjemahannya.
1. Surat Al A'raf ayat 143
فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبْحَٰنَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلْمُؤْمِنِينَ
Lafadz:
Wa lammā jāa mụsā limīqātinā wa kallamahụ rabbuhụ qāla rabbi arinī anẓur ilaīk, qāla lan tarānī wa lākininẓur ilal-jabali fa inistaqarra makānahụ fa saufa tarānī, fa lammā tajallā rabbuhụ lil-jabali ja'alahụ dakkaw wa kharra mụsā ṣa'iqā, fa lammā afāqa qāla sub-ḥānaka tubtu ilaika wa ana awwalul-mu
minīn
Artinya:
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diriMu) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."
2. Surat Al-An'am ayat 151
قُلْ تَعَالَوْا۟ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُم مِّنْ إِمْلَٰقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلْفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا۟ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Lafadz:
Qul ta'ālau atlu mā ḥarrama rabbukum 'alaikum allā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānā, wa lā taqtulū aulādakum min imlāq, naḥnu narzuqukum wa iyyāhum, wa lā taqrabul-fawāḥisya mā ẓahara min-hā wa mā baṭan, wa lā taqtulun-nafsallatī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqq, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum ta'qilụn
Artinya:
Katakanlah, "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
3. Surat Al-An'am ayat 152
وَلَا تَقْرَبُوا۟ مَالَ ٱلْيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ ۖ وَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَٱعْدِلُوا۟ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ أَوْفُوا۟ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Lafadz:
Wa lā taqrabụ mālal-yatīmi illā billatī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddah, wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭ, lā nukallifu nafsan illā wus'ahā, wa iżā qultum fa'dilụ walau kāna żā qurbā, wa bi'ahdillāhi aufụ, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tażakkarụn
Artinya:
"Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat."
Tentang kisah Nabi Muhammad di Gunung Sinai.
4. Surat Al an'am ayat 153
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Lafadz:
Wa anna hāżā ṣirāṭī mustaqīman fattabi'ụh, wa lā tattabi'us-subula fa tafarraqa bikum 'an sabīlih, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tattaqụn
Artinya:
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa."
Selain dalam Surat Al-A'raf ayat 143 dan Surat Al-An'am ayat 151-153, Gunung Sinai juga beberapa kali disebut dalam Al-Qur'an. Di antaranya dalam Surat At Tin ayat 2 dan Surat Al Qashasah ayat 46.
5. Surat At-Tin ayat 2
وَطُورِ سِينِينَ
Lafadz:
Wa ṭụri sīnīn
Artinya:
"Dan demi bukit Sinai."
6. Al-Qashash ayat 46
وَمَا كُنتَ بِجَانِبِ ٱلطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَٰكِن رَّحْمَةً مِّن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أَتَىٰهُم مِّن نَّذِيرٍ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Lafadz:
Wa mā kunta bijānibiṭ-ṭụri iż nādainā wa lākir raḥmatam mir rabbika litunżira qaumam mā atāhum min nażīrim ming qablika la'allahum yatażakkarụn
Artinya:
"Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat."
Gunung Sinai juga menyimpan sejarah Nabi Muhammad SAW ketika Isra Mikraj. Di Gunung Sinai, Nabi Muhammad pernah menunaikan salat di sela perjalanan suci Isra Mikraj dengan Buraq. Hal itu dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik.
7. Hadits Anas bin Malik
أُتِيتُ بِدَابَّةٍ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ خَطْوُهَا عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهَا فَرَكِبْتُ وَمَعِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَسِرْتُ فَقَالَ انْزِلْ فَصَلِّ . فَفَعَلْتُ فَقَالَ أَتَدْرِي أَيْنَ صَلَّيْتَ صَلَّيْتَ بِطَيْبَةَ وَإِلَيْهَا الْمُهَاجَرُ ثُمَّ قَالَ انْزِلْ فَصَلِّ . فَصَلَّيْتُ فَقَالَ أَتَدْرِي أَيْنَ صَلَّيْتَ صَلَّيْتَ بِطُورِ سَيْنَاءَ حَيْثُ كَلَّمَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ
Artinya:
Aku mengendarai Buraq ditemani Jibril dan terus berjalan. Tiba-tiba Jibril berkata, "Turunlah wahai Muhammad dan lakukanlah shalat." Aku melakukannya dan Jibril kemudian berkata, "Apakah kau tahu di mana tadi kau melakukan sholat? Kau tadi melakukan salat di tempat yang baik, kelak ke sana kau akan berhijrah." Selanjutnya Jibril kembali berkata, "Turunlah kembali dan sholatlah." Setelah aku melakukannya, Jibril berkata, "Apakah kau tahu di mana kau tadi melakukan salat? Tadi kau melakukan salat di bukit Sinai, tempat di mana Nabi Musa berdialog dengan Allah." (HR An Nasa'i).
Demikian penjelasan Sayyid Qutb dalam kitab Fii Dzilalil Qur'an. Semoga bermanfaat.
Advertisement