7 Hal Penting Membangun Akhlak Mulia, Teladan Rasulullah SAW
Kelahiran Nabi Muhammad menjadi perhatian dunia. Nabi terakhir inilah yang secara revolusioner mengubah dunia, dari peradaban jahiliyah ke akhlak mulia dan pencerahan secara hakiki.
Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاق
Artinya: “Sesungguhnya aku ini hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Ahmad).
“Tugas utama Rasulullah ialah mengubah umat manusia menjadi insan yang ‘abid, shalih, dan mushlih yakni mampu melakukan perbaikan,” papar Prof Sofyan, dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Fokus pembinaannya meliputi empat hal, yaitu: menanamkan akidah, penyucian jiwa, mengajarkan Al-Qur’an dan Hadis, serta membina keterampilan umat. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS Al-Jumu’ah: 2).
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok manusia yang sempurna. Terkumpul padanya semua sifat mulia. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS Al-Qolam: 4).
Karena itu ketika Hisyam bin Amir bertanya kepada istri Nabi, Aisyah RA, tentang akhlak Rasulullah SAW, Aisyah menjawab:
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
Artinya: “Akhlak Nabi SAW adalah Al-Qur’an” (HR Muslim).
Tujuh Kiat Penting
Nabi Muhammad SAW menerapkan sejumlah kiat untuk membangun akhlak mulia kepada umatnya. Menurut Prof Sofyan, paling tidak ada enam kiat yang diterapkan oleh Rasulullah.
Pertama, mengokohkan keimanan dan beribadah kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam’.” (QS Al-An’am: 162).
Kedua, mengajarkan umatnya memelihara nilai ketauhidan sebagai akhlak mulia kepada Allah SWT.
Allah berfirman:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا
Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.” (QS An-Nisa’: 36).
Ketiga, menanamkan ketakwaan dan memperbanyak dzikrullah.
Allah berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ
Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” (QS al-A’raf 201).
Keempat, menanamkan keikhlasan dalam semua perbuatan.
Allah berfirman:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS Al-Bayyinah : 5).
Kelima, memberikan teladan yang baik dan selalu terdepan mempraktikkan akhlak mulia.
Allah berfirman:
لَقَدۡ کَانَ لَکُمۡ فِیۡ رَسُوۡلِ اللّٰہِ اُسۡوَۃٌ حَسَنَۃٌ لِّمَنۡ کَانَ یَرۡجُوا اللّٰہَ وَ الۡیَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَ ذَکَرَ اللّٰہَ کَثِیۡرًا
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab: 21)
Keenam, memberikan teladan yang baik dan selalu terdepan mempraktikkan akhlak mulia.
Allah berfirman:
لَقَدۡ کَانَ لَکُمۡ فِیۡ رَسُوۡلِ اللّٰہِ اُسۡوَۃٌ حَسَنَۃٌ لِّمَنۡ کَانَ یَرۡجُوا اللّٰہَ وَ الۡیَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَ ذَکَرَ اللّٰہَ کَثِیۡرًا
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab: 21).
Ketujuh, mengajari kaumnya agar senantiasa berubah ke arah lebih baik.
Demikian semoga bermanfaat. Amiin.