7 Hadis tentang Ibadah dan Keistimewaan Hari Jumat, Pesan Nabi Muhammad
Hari Jumat adalah hari yang agung, dengannya Allah mengagungkan dan menghiasi Islam. Allah memuliakan umat Muhammad shallallahu 'alahi wasallam dengan hari Jumat, yang tidak diberikan kepada umat-umat nabi terdahulu.
Menariknya, di hari yang teramat mulia ini, umat Islam diperintahkan untuk melakukan sembahyang secara berjamaah yang kemudian kita kenal dengan shalat Jumat.
Adalah As’ad bin Zurarah, seorang sahabat asal Yatsrib (sekarang kota Madinah) pertama yang masuk Islam. Dialah pula yang pertama kali mendirikan shalat Jum'at di sana—lebih tepatnya di sebuah desa di pinggiran Madinah, desa ini karib dikenal dengan Nuqai’ al-Khadhimat—atas instruksi dari sahabat Mush’ab bin Umair, sahabat yang diutus Raslullah Shallallahu alaihi Wasallam untuk memimpin, mengajarkan Al-Qur’an dan menyebarkan Islam di Madinah al-Munawwarah.
Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan ibadah di hari Jumat dan Keistimewaannya:
1. Ancaman Meninggalkan Shalat Jumat
عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ وَأَبَا هُرَيْرَةَ حَدَّثَاهُ أَنَّهُمَا سَمِعَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ عَلىٰ أَعْوَادِ مِنْبَرِهِ لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمِ الْجُمُعَاتِ أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللهُ عَلىٰ قُلُوْبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُوْنُنَّ مِنَ الْغَافِلِيْنَ
Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah keduanya telah menceritakan kepadanya, bahwa keduanya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda di atas mimbarnya: "Hendaklah orang yang suka meninggalkan shalat Jum'at menghentikan perbuatannya, ataukah mereka ingin Allah membutakan hati mereka, dan sesudah itu mereka benar-benar menjadi orang yang lalai." (H.R. Muslim no. 2039).
2. Pentingnya mendengarkan khutbah Jumat
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِيْ سَعِيْدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, telah menceritakan kepada kami Al-Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab berkata, telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Al- Musayyab bahwa Abu Hurairah mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: "Jika kamu berkata kepada temanmu pada hari Jum'at 'diamlah', padahal Imam sedang memberikan khutbah maka sungguh kamu sudah berbuat sia-sia (tidak mendapat pahala)." (H.R. Bukhari no. 934).
3. Memakai minyak wangi hari Jumat dapat menghapus dosa
عَنِ ابْنِ وَدِيْعَةَ عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الْإِمَامُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرٰى
Dari Ibnu Wadi'ah dari Salman Al-Farisi berkata, "Nabi Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki mandi pada hari Jum'at lalu bersuci semaksimal mungkin, memakai wewangian miliknya atau minyak wangi keluarganya, lalu keluar rumah (menuju Masjid), ia tidak memisahkan dua orang pada tempat duduknya lalu dia shalat yang dianjurkan baginya dan diam mendengarkan khutbah Imam, kecuali dia akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara Jum'atnya itu dan Jum'at yang lain." (H.R. Bukhari no. 883).
4. Doa pada hari Jumat mustajab
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ وَقَالَ بِيَدِهِ قُلْنَا يُقَلِّلُهَا يُزَهِّدُهَا
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata; Abu Qasim Shallallahu alaihi Wassalam pernah bersabda : Pada hari Jum'at terdapat waktu, yang tidaklah seorang hamba muslim shalat dan meminta kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan mengabulkannya. Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Kami berkata : Yaitu beliau menyempitkannya. (H.R. Bukhari no. 6400).
5. Waktu mustajab pada hari Jumat
عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ، قَالَ لِيْ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلٰى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ
Dari Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy'ari ia berkata; Abdullah bin Umar bertanya padaku, "Apakah kamu pernah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam perihal satu waktu (yang mustajab) pada hari Jum'at?" Abu Burdah berkata; Saya menjawab, "Ya, aku mendengarnya berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: "Waktunya ialah antara imam duduk (di mimbar) hingga selesai shalat Jum'at." (H.R. Muslim no. 2012).
6. Ancaman Meninggalkan Shalat Jumat Tiga Kali
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلاَثَ مِرَارٍ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ
Dari Jabir bin Abdullah, dari Nabi Shallallahu alaihi Wassalam beliau bersabda : Barang siapa meninggalkan Shalat Jum'at tiga kali tanpa udzur, niscaya Allah akan mengunci hatinya. (H.R. Ahmad no.14933).
7. Hari Jumat adalah sebaik-baik hari
عَنْ أَبِى لُبَابَةَ بْنِ عَبْدِ الْمُنْذِرِ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الْأَيَّامِ وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللهِ وَهُوَ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ مِنْ يَوْمِ اْلأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ فِيْهِ خَمْسُ خِلاَلٍ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ آدَمَ وَأَهْبَطَ اللهُ فِيْهِ آدَمَ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تَوَفَّى اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لاَ يَسْأَلُ اللهَ فِيْهَا الْعَبْدُ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ حَرَامًا وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ مَا مِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلاَ أَرْضٍ وَلاَ رِيَاحٍ وَلاَ جِبَالٍ وَلاَ بَحْرٍ إِلاَّ وَهُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Dari Abu Lubabah bin Abdul Mundzir berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: Hari jum'at adalah sebaik-baik hari dan seagung-agung hari. Di sisi Allah ia lebih utama dari iedul adlha dan iedul fithri. Pada hari itu ada lima perkara (besar); pada hari itu Adam dicipta, hari itu ia diturunkan ke bumi, pada hari itu ia diwafatkan, ada suatu saat yang pada saat itu tiada seorang hamba pun yang memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Allah akan mengabulkannya asalkan tidak memohon sesuatu yang haram, pada hari itu kiamat tiba. Dan pada hari itu tidaklah malaikat yang terdekat, langit, bumi, angin, gunung dan laut kecuali semuanya itu takut karena keagungan hari jum'at. (H.R. Ibnu Majah no. 1137, Ahmad no.15947).
Demikian wallahu a'lam. Semoga bermanfaat. Amiin.