7 Fakta Perundingan Perdana Rusia-Ukraina Tolak Gencatan Senjata
Delegasi Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan di perbatasan Belarusia. Kedua negara yang tengah berperang itu berunding untuk membahas soal gencatan senjata. Pertemuan perdana itu dilakukan, Senin 28 Februari 2022 waktu setempat. Namun sayangnya, perundingan keduanya selama lima jam masih buntu. Kedua pihak memutuskan kembali ke ibu kota mereka untuk berkonsultasi.
Padahal, salah satu tujuan Ukraina setuju berdialog dengan Rusia adalah guna menyerukan gencatan senjata secepatnya. Namun, delegasi Rusia dan Ukraina dikabarkan sepakat menggelar perundingan putaran kedua dalam waktu dekat.
Dalam perundingan itu terdiri atas Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov, penasihat Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podoliak, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mykola Tochytskyi. Presiden Volodymyr Zelenksy tidak termasuk dalam delegasi tersebut.
Sedangkan delegasi Rusia dipimpin oleh penasihat kepresidenan Rusia, Vladimir Medinsky, dalam perundingan ini.
Berikut 6 fakta perundingan Ukraina dan Rusia:
1. Perundingan Perdana
"Delegasi Ukraina dan Rusia mengadakan negosiasi putaran pertama. Tujuan utama mereka adalah untuk membahas gencatan senjata dan akhir aksi pertempuran di wilayah Ukraina," kata penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mikhaylo Podolyak, kepada wartawan usai perundingan.
"Para pihak telah menentukan topik di mana keputusan tertentu dipetakan. Agar keputusan ini dapat diambil alih. Diimplementasikan sebagai roadmap, para pihak kembali untuk berkonsultasi ke ibu kotanya," sambung dia.
2. Berlanjut ke Negosiasi Kedua
Kedua pihak akhirnya sepakat untuk melakukan perundingan negosiasi kedua guna mengembangkan tuntutan utama Ukraina soal gencatan senjata.
"Kami sepakat untuk melanjutkan negosiasi," kata kepala delegasi Rusia, Vladimir Medinsky, dikutip dari AFP.
3. Ukraina Minta Rusia Tarik Pasukan
Ukraina menuntut Rusia melakukan gencatan senjata. Selain itu, Ukraina juga meminta Rusia menarik pasukan.
4. Rusia Ingin Ada Kesepakatan Damai
Vladimir Medinsky menuturkan keinginan Rusia untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina. "Kami jelas memiliki kepentingan untuk mencapai sejumlah kesepakatan sesegera mungkin," tutur penasihat Presiden Vladimir Putin.
5. Ratusan Ribu Orang Tinggalkan Ukraina saat Invasi Rusia
Ratusan ribu orang Ukraina mengungsi ke negara-negara tetangga. Mereka melarikan diri dari invasi Rusia.
Dalam tiga hari sejak invasi dimulai, lebih dari 115.000 orang telah menyeberang ke Polandia untuk beberapa bepergian selama lebih dari dua hari, yang lain bergabung dalam antrean sepanjang 15 km di titik perbatasan.
Mereka yang melarikan diri sebagian besar adalah kaum perempuan dan anak-anak. Alasannya, semua pria Ukraina berusia 18 hingga 60 tahun diperintahkan untuk tetap tinggal dan berjuang dalam beberapa kasus mereka terpisah dari keluarganya.
6. Ukraina akan Bebaskan Tahanan yang Punya Pengalaman Tempur
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan akan membebaskan tahanan dari penjara bagi yang memiliki pengalaman tempur. Para tahanan itu akan dikerahkan untuk membantu pertahanan Ukraina dalam menghadapi serangan pasukan Rusia.
7. Ukraina Klaim Ribuan Tentara Rusia Tewas saat Invasi
Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim lebih dari 5.000 tentara Rusia tewas dalam pertempuran sejak invasi dimulai pekan lalu. Ukraina juga mengklaim 191 unit tank, 29 jet tempur, 29 helikopter militer dan 816 kendaraan pengangkut lapis baja telah dihancurkan oleh militer Ukraina.
Klaim itu belum bisa diverifikasi secara independen oleh BBC. Namun Kementerian Pertahanan Inggris meyakini Rusia mengalami korban jiwa cukup 'besar' dalam invasinya ini.