7 Fakta Kematian Ibu Usai Caesar Diduga Kasa Tertinggal di Perut
Seorang ibu di Papua meninggal dunia. Awalnya, ia melakukan operasi caesar. Di luar dugaan, perut pasien kembung karan ada sumbatan di usus. Ternyata, ada kasa tertinggal di perutnya.
Video dugaan malpraktik terhadap pasien hamil di sebuah rumah sakit Papua, viral di media sosial (medsos). Kronologinya sempat diceritakan oleh pemilik akun Facebook Emil E Wa***. Menurutnya, perempuan yang disebut mama itu diketahui melahirkan melalui proses operasi caesar pada akhir November 2021.
Emil menyebut kalau dokter yang menangani malah sengaja memasukkan kain ke dalam perut Mama dan menjahitnya. Rasa sakit baru dirasakan mama setelah tiga minggu kemudian.
"Perut mama menjadi kembung. Tidak disangka sepotong kain itu malah ke luar dari jahitan perut mama," kisah Emil.
Selanjutnya, mama langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mengeluarkan kain tersebut. Tampak dari sebuah video yang diunggah oleh pemilik akun Twitter @ChuanB** bagaimana sulitnya proses pengambilan kain itu. Kain yang cukup panjang itu sulit dikeluarkan karena sudah mulai melekat dengan bagian perut mama.
Terdengar rintihan mama saat proses pengeluaran kain itu. "Haduh, sakit, bapak...," ucap mama tersebut. Sayangnya, lanjut cerita pemilik akun Twitter @ChuanB*** nyawa mama tidak tertolong.
Kisah kematian seorang ibu usai operasi caesar ini pun viral. Pihak rumah sakit langsung menggelar konferensi pers. Berikut ini 7 fakta kematian ibu usai operasi caesar hingga mengalami kebocoran usus diduga kasa tertinggal di perut:
1. Kasa Tertinggal saat Operasi Caesar
"Benda yang ada di perut itu adalah kasa yang tertinggal pada operasi yang pertama, dan itu kami akui adalah kelalaian," kata pihak rumah sakit saat jumpa pers.
2. Kronologi
Peristiwa itu berawal pada 26 Agustus 2021, pasien masuk ke rumah sakit lantaran hamil mengandung anak yang ke tujuh. Karena masa kehamilan sudah melewati waktunya, sehingga direncanakan untuk operasi atau caesar. Saat itu dilakukan tindakan operasi pertama oleh tim medis dan mengeluarkan bayi dari kandungan pasien.
3. Pasien Tak Kontrol
Pada 31 Agustus 2021, pasien diperbolehkan pulang ke rumah. Rumah sakit mengaku pasien tidak datang lagi untuk melakukan kontrol. Pada 27 Oktober 2021, pasien mengunjungi lagi rumah sakit dengan mendatangi poliklinik.
Pasien mengeluhkan sakit di bagian perut, setelah operasi pertama mengalami bengkak (kembung) pada bagian perut, mual serta muntah-muntah. Akhirnya saat itu pasien menjalani opname di rumah sakit.
4. Ada Sumbatan di Usus
Dari observasi medis, ditemukan adanya kelainan, ada sumbatan pada usus pasien, sehingga dianjurkan untuk dilakukan operasi namun pasien menolak dan berobat jalan. Pada 20 November 2021 pasien kembali ke rumah sakit. Akhirnya, 22 November 2021 diputuskan untuk melakukan operasi mengeluarkan kain kasa tersebut.
"Ada kebocoran pada usus, kemudian dilakukan lagi operasi ulang tanggal 27 November oleh karena infeksi yang besar, pada tanggal 28 November ibu itu meninggal," terangnya.
5. Oknum Dokter sudah Diberhentikan
"Tidak ada kesengajaan meninggalkan kasa di dalam. Tapi, kasa itu diperlukan pada saat dilakukan tindakan operasi. Hanya saja ada kelalaian dari operator pada saat menutup itu untuk mengeluarkan, itu yang terjadi," jelas pihak rumah sakit.
Terkait kejadian ini, pihak rumah sakit telah mengambil langkah-langkah investigasi dengan melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dokter beserta tim yang menangani proses operasi terhadap pasien diistirahatkan terlebig dahulu.
6. Berharap Diselesaikan Secara Kekeluargaan
Pihak rumah sakit melakukan pendekatan kepada keluarga korban dan kasus itu diharapkan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
"Langkah komunikatif yang kita lakukan dan terus kami lakukan tentu kami tidak membatasi seseorang mencari keadilan, tapi harus sabar. Bagi mereka yang dirugikan itu harus memiliki data yang akurat sehingga tidak disalahartikan pihak lain untuk memanfaatkan momentum ini,” jelas pihak rumah sakit.
7. Rumah Sakit Melayani Suku Asli Papua
Rumah sakit ini melayani pasien asli Papua, 7 suku kerabat plus Amungme dan Kamoro, secara luas rakyat Mimika. Sehingga rumah sakit selalu menerapkan SOP dan standart kualitas terbaik selama dua dekade atau 20 tahunan.
Advertisement