7 Catatan Miring Tentang Dunia Islam, di "Mirror" Eduardo Galeano
Eduardo Galeano, intelektual legendari Amerika Latin. Karya-karyanya sangat memikat kalangan intelektual di Indonesia. Dalam magnum opus, diterbitkan perdana pada 1971 berjudul Open Veins of Latin America, tercipta dari perpaduan reportase, anekdot, kesaksian, serta catatan perjalanan.
Demikianlah andil besar Galeano dalam penulisan sejarah Amerika Latin. Ada kritik, refleksi, hingga romantisme di tiap tulisannya sehingga membuat para pembaca seperti sedang menyaksikan epos besar satu negeri ke negeri lainnya.
Eduardo Galeano, lahir di Montevideo pada 1940. Ia tumbuh bersama dunia tulis-menulis sejak belia. Sebagaimana dicatat Mark Engler dalam “The Pan American: The World of Eduardo Galeano” yang dimuat di The Nation (2018), pada usia 14 tahun Galeano sudah rutin berkontribusi untuk surat kabar El Sol, yang berhaluan kiri, sebagai kartunis politik.
Enam tahun berselang, Galeano yang belum punya karier panjang di dunia jurnalisme duduk di kursi redaktur pelaksana Marcha, sebuah majalah mingguan berpengaruh di Uruguay.
Aktivis sosial Wardah Hafidz sangat berminat dengan karya-karya Eduardo Galeano. Ia pun menerjemahkan karya Galeano berjudul “Mirrors”. Dalam karya tersebut, di antaranya bicara tentang dunia Islam. Tentu saja, dalam pandangan seorang orientalis, akan melihat dari kacamata miring.
Berikut Ngopibareng.id menghadirkan tujuh catatan Eduardo Galeano terkhusus tentang dunia Islam. Tentu saja, berharap agar dipahami secara terbuka guna membuka peluang dialog dalam peradaban.
1
AISYAH
enam abad setelah kematian Yesus, Muhammad meninggal.
pendiri Islam, yang mendapat ijin Allah untuk beristri duabelas, tinggal sembilan ketika ia meninggal. atas larangan Allah tak seorang dari para janda itu menikah lagi.
Aisyah, yang paling muda, adalah istri yang paling disayang.
beberapa waktu kemudian, ia memimpin pemberontakan melawan khalifah saat itu, Imam Ali.
sekarang ini, banyak masjid melarang perempuan masuk ke dalamnya, tetapi ketika itu masjid adalah tempat Aisyah menyampaikan pidato yang berapi2 mengobarkan kemarahan warga. menunggang ontanya, ia menyerang kota Basrah. perang berkepanjangan yang menelan limabelas ribu korban.
darah yang tumpah itu memantik permusuhan antara penganut Sunni dan Syiah, yang sampai sekarang masih terus memakan korban. dan sebagian ulama memfatwakan itulah bukti tak terbantahkan bahwa perempuan membuat urusan kacau balau kalau mereka keluar dari wilayah tempat tidur dan dapur.
2
MUHAMMAD
ketika Aisyah dikalahkan, seseorang tiba2 mengutip ucapan Muhammad duapluh delapan tahun sebelumnya:
“gantungkan cambukmu di tempat yang bisa dilihat perempuanmu.”
dan pengikut lainnya, juga mengutip kembali ujarannya yang mengatakan bahwa surga penuh dengan orang miskin dan neraka dipenuhi perempuan.
waktu berlalu, dan beberapa abad setelah Muhammad meninggal hadits yang dinyatakan berasal darinya berjumlah lebih dari enam ratus. sangat banyak dari hadits itu, terutama yang melaknat perempuan, akhirnya menjadi kebenaran teologis yang dianggap turun dari langit dan tidak bisa dipertanyakan.
padahal al-Quran, kitab suci yang diwahyukan langsung oleh Allah, menyatakan bahwa lelaki dan perempuan diciptakan setara dan bahwa Hawwa tidak tahu menahu ataupun bersekongkol dalam bujukan yang dilakukan ular kepada Adam.
3
PENULIS BIOGRAFI NABI MUHAMMAD
ia seorang pendeta gereja Injili, tetapi tak lama. ortodoksi agama tak cocok untuknya. seorang dengan pikiran terbuka, jago polemik yang penuh gairah, ia berpindah dari gereja ke
universitas. ia belajar di Princeton, mengajar di New York.
ia seorang profesor ahli bahasa2 Timur dan penulis biografi Nabi Muhammad yang diterbitkan di Amerika Serikat.
ia menulis bahwa Muhammad adalah seorang lelaki yang luar biasa, seorang visioner dengan karisma sangat kuat, tetapi juga seorang penipu, pembohong, dan penyebar ilusi. menurutnya agama Kristen juga tidak lebih baik; ia berpendapat bahwa pada saat Islam didirikan agama Kristen telah menjadi bencana.
itu buku pertamanya. setelah itu, ia menulis beberapa. dalam urusan Timur Tengah , sedikit akademisi yang bisa menyainginya.
ia hidup dikelilingi tumpukan tinggi buku2 aneh. ketika tidak menulis, ia membaca.
ia meninggal di New York tahun 1859.
namanya George Bush.
4
SUKAINAH
bagi perempuan di beberapa negara Islam, kerudung menjadi penjara: penjara bergerak yang ikut kemanapun mereka pergi.
tetapi para perempuan Nabi Muhammad tidak menutup wajah mereka, dan al Quran tidak ada sama sekali menyebut kata “kerudung,” walaupun memang menyarankan agar jika keluar rumah perempuan menutup rambut dengan selendang. suster Katolik, yang bukan pengikut al Quran, menutup rambut mereka, dan di banyak tempat di dunia perempuan non-Muslim mengenakan kerudung atau selendang atau kain penutup kepala.
tetapi selendang yang dikenakan berdasar pilihan sangatlah berbeda dengan yang dikenakan karena perintah lelaki yang mengharuskan perempuan menyembunyikan wajah mereka.
penentang keras penutupan wajah itu adalah Sukainah, cucu cicit Nabi Muhammad, yang tidak hanya menolak mengenakannya, tetapi secara terbuka mencelanya. Sukainah menikah lima kali, dan dalam kontrak semua perkawinan itu ia menolak janji taat kepada suami.
5
IBU SEMUA PENDONGENG
untuk membalaskan dendam kepada seorang perempuan yang mengkhianatinya, seorang raja membunuh mereka semua.
saat senja ia menikah, saat fajar ia duda.
satu per satu, perawan2 itu kehilangan keperawanan dan kepalanya.
Shahrazad satu2nya yang bertahan di malam pertama dan selanjutnya, lewat menukarkan satu dongeng dengan nyawa sampai keesokannya.
dongeng2 yang didengarnya, dibacanya, dikarangnya, menyelamatkannya dari hukuman penggal kepala. ia mendongengkannya dengan suara halus, dalam temaram kamar tidur, tanpa sinar kecuali cahaya bulan. dalam bercerita ia merasakan kenikmatan dan memberikan kenikmatan, tetapi ia sangat berhati2. kadang, di tengah sebuah dongeng, ia merasakan mata raja menatap lehernya. sampai raja bosan, habislah dia.
dari rasa takut akan mati, muncul penguasaan seni berkisah.
6
BAGHDAD
Shahrazad menjalani seribu satu malamnya di istana di Baghdad di tepian sungai Tigris.
dongeng seribu satu yang dikisahkannya lahir di tanah itu atau bermigrasi ke situ dari Persia, Arabia, India, China, atau Turkistan, sebagaimana juga seribu satu keajaiban yang dibawa karavan para pedagang dari tanah yang jauh dan berakhir di kios2 pasar besar kota itu.
Baghdad adalah pusat dunia. semuanya, kata pun benda, bertemu di kota dengan plaza dan air mancur, pemandian dan taman itu. ahli kesehatan, astronomer, dan ahli matematika paling terkemuka pun bertemu di Baghdad, di sebuah akademi ilmu pengetahuan yang dikenal dengan nama Baitul Hikmah, Rumah Kebijaksanaan.
dari antara mereka adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, pencipta aljabar, nama yang diambil dari kata pertama judul salah satu bukunya, al-jabr.
7
NYANYIAN ANGGUR
Omar Khayyam menulis risalah tentang aljabar, metafisika, dan astronomi. ia juga penulis puisi2 bawah tanah yang tersebar dari mulut ke mulut di seantero Persia dan jauh di luarnya.
puisi2 itu nyanyian puja untuk anggur, eliksir penuh dosa yang dikutuk oleh penguasa Islam.
langit belum tahu kedatanganku, ujar sang penyair, dan kepergianku tak akan menghilangkan keindahan dan keagungannya. bulan, yang esok mencariku, akan tetap terbit walaupun tak lagi menemukanku. aku akan tidur di bawah tanah, tanpa perempuan maupun kawan. bagi kita, mahluk fana tak kekal ini, keabadian hanyalah kini, dan minum untuknya lebih baik dari menangisinya.
Khayyam lebih suka rumah minum ketimbang masjid. ia tak takut kepada penguasa dunia maupun ancaman akhirat, dan ia kasihan kepada Tuhan, yang tak pernah mabuk. kata “maha” tidak ada tertulis di al Quran, tetapi di bibir gelas anggur. ia dibaca tidak dengan mata, tetapi dengan mulut.
Sumber: Eduardo Galeano, “Mirrors” diterjemahkan Wardah Hafidz.
Advertisement