7 Amalan Penting Dianjurkan pada 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijah
Bulan Dzulhijjah dikenal sebagai bulan haji. Umat Islam di seluruh dunia berbondong-bondong menunaikan ibadah Rukun Islam kelima ke Tanah Suci, Makkah dan Madinah. Mereka melakukan ibadah haji diwajibkan bagi yang mampu.
Namun, bagi yang tidak berkesempatan naik haji ada amalan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam. Mulai dari puasa sunah (Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah), hingga amalan lain yang bisa meningkatkan dan mempertebal rasa keimanan kepada Allah Ta'ala.
Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini,” artinya sepuluh hari (pertama) Dzulhijah. [Sunan Ibnu Majah 1727].
Berdasarkan hadis ini, 10 hari pertama Dzulhijah merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas diri kita kepada Allah. Berikut daftar untuk mengisi 10 hari pertama Dzulhijah secara maksimal meskipun tidak sedang menunaikan haji:
1. Berpuasa Sunah: Tarwiyah dan Arafah
Umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa sunah tanggal 1 hingga tanggal 8 Dzulhijjah (Puasa Tarwiyah) dan tanggal 9 Dzulhijah (Puasa Arafah).
Hal ini ditegaskan dalam hadis: “Dari Hunaidah ibn Khalid, dari istrinya, dari salah seorang istri Nabi SAW (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah SAW melakukan puasa pada sembilan hari bulan Dzulhijah, hari Asyura, tiga hari setiap bulan, dan hari Senin dan Kamis pertama setiap bulan (HR Ahmad dan Abu Dawud).
2. Memelajari Keutamaan Dzulhijah
Mencari ilmu adalah salah satu bentuk ibadah. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.” [Sahih Muslim #2699].
3. Bersedekah
Dzulhijah dapat menjadi waktu yang tepat untuk menunaikan sedekah. Amalan ini memiliki fungsi untuk menyucikan diri, merasakan kebahagiaan, membantu meringankan beban orang lain, menciptakan kehidupan yang lebih maslahat, dan amal jariyah di alam kubur nanti.
Nabi SAW bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang saleh.” (HR Muslim).
4. Mengaktifkan Pengajian
Di tengah peningkatan puasa, mencari ilmu, dan bersedekah, tidak ada waktu yang lebih baik untuk kembali mendedikasikan diri pada kelompok pengajian. Dengan menggelar pengajian di masjid, rapat meningkatkan layanan fasilitas sosial untuk kebutuhan umat, mengajak kawula muda untuk mengaktifkan kegiatan di masjid dan mushala, dan lain-lain.
5. Perbanyak Zikir
Ibnu Umar dan Abu Hurairah setiap 10 hari pertama Zulhijah sering mengucap tahlil (La ilaha illa Allah), takbir (Allahu akbar), dan tahmid (Alhamdulillah) dan mengingat Allah secara keseluruhan.
Hadis maukuf ini menjadi landasan dianjurkannya memperbanyak zikir pada 10 hari pertama Dzulhijah.
6. Latihan Bersyukur
Bersyukur adalah komponen inti dari pola pikir Islami dan metode mindfulness yang sering direkomendasikan. Praktik syukur secara teratur dengan merenungkan berkah dan mengucapkan “alhamdulilah” dapat membuat Anda tetap sadar dan terhubung selama 10 hari.
Allah menekankan syukur dalam QS. Ibrahim ayat 7: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
7. Memperbaiki Shalat
Jika sebelumnya baik shalat wajib maupun sunnah masih berantakan, 10 hari pertama Dzulhijah dapat menjadi waktu yang pas untuk merapikan jadwal ibadah kita dan meningkatkannya.
Bagaimanapun, shalat adalah amalan paling inti dalam Islam.
Demikian semoga bermanfaat.
Advertisement