68 Peserta Puslatda Jatim Donor Plasma Konvalesen
Sebanyak 68 atlet, pelatih, maupun official tim yang masuk dalam Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) New Normal Jawa Timur yang merupakan mantan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 melakukan donor plasma convalescent dalam even yang digelar oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya.
Pengambilan plasma ini dilakukan terpisah, di mana ada 16 yang mendonorkan langsung di Kantor PMI Surabaya. Sedangkan sisanya sebanyak 52 atlet maupun official tim menjalani donor yang dilakukan PMI Surabaya di Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim, Surabaya, Selasa 12 Januari 2021.
Koordinator Satgas Covid-19 KONI Jatim, dokter Wardy Azhari Siagian menyampaikan, kegiatan ini merupakan aksi kepedulian karena banyak pasien Covid-19 di rumah sakit (RS) rujukan yang sangat membutuhkan bantuan terapi plasma konvalesen.
“Penderita Covid-19 di rumah sakit kan makin banyak. Mereka juga membutuhkan donor plasma dari mantan penderita Covid-19. Para atlet KONI Jawa Timur membantu agar ketersediaan plasma konvalesen tetap ada. Meski tidak terlalu banyak, Insyaallah bisa sangat membantu,” kata Wardy.
Wardy mengatakan, sejak awal pandemi Covid-19 mulai masuk Jatim, setidaknya ada sekitar 100 peserta Puslatda yang terpapar Covid-19 dari berbagai rangkaian tes kesehatan yang dilakukan KONI Jatim. Namun, kebanyakan kondisi para atlet tidak ada yang berat karena memiliki kondisi fisik yang baik.
“Mayoritas kasus positif yang kami temui adalah OTG. Jadi mereka dalam kondisi bugar, hanya mengalami gejala ringan seperti flu dan tidak bisa membau dan merasa,” aku alumnus Universitas Airlangga itu.
Berdasar hasil evalusai, banyaknya yang terpapar Covid-19 terjadi pada saat penerapan training from home (TFH). Namun, ternyata upaya itu justru blunder karena banyak yang terpapar.
Namun, sejak PNN dimulai pada September 2020, grafik atlet yang terpapar Covid-19 semakin menurun. Berdasarkan hasil tes usap terakhir pada Desember tahun lalu, ada tiga orang yang positif Covid-19 dan telah melakukan isolasi mandiri. “Kami berharap grafiknya makin kecil dan tidak bertambah,” pungkasnya.