650 Murid Perempuan di Iran Keracunan Gas Berbahaya
Sedikitnya 650 murid perempuan mengalami gejala keracunan gas di sejumlah sekolah di Iran sejak November 2022. Fenomena ini diduga bentuk sabotase untuk mengusir mereka dari sekolah, pasca demonstrasi Mahsa Amini.
Temuan Jaksa
"Ini menjadi bukti jika sejumlah pihak ingin agar sekolah ditutup, khususnya sekolah putri," kata Wakil Menteri Kesehatan Iran Younes Panahi, dikutip dari BBC, Selasa 28 Februari 2023.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Korban hanya mengalami gangguan pernapasan, mual, pusing, dan lemas.
Namun pernyataan Wamen Kesehatan itu belakangan dikoreksi. Jaksa penuntut umum yang membuka penyelidikan atas keracunan itu, mengaku hanya menemukan "kemungkinan tindakan kriminal dan direncanakan," dikutip dari BBC.
Kasus Keracunan
Kasus pertama muncul pada 30 November 2022, di mana 18 murid dari Sekolah Nour Technical di Qom dilarikan ke rumah sakit. Sejak itu, sedikitnya 10 kasus lain menyusul di tempat lain.
Sedikitnya 194 perempuan dilaporkan mengalami keracunan pekan lalu di kota Borujerd di barat Provinsi Lorestan. Korban mengaku mencium bau ikan busuk, sebelum sakit.
Awal bulan ini, sedikitnya 100 orang melakukan protes di Qom. Mereka memprotes kondisi yang tidak aman pada anak perempuan mereka di sekolah. Mereka juga menuntut pemerintah memberikan keamanan pada putri mereka.
Dugaan Pelaku
Sejumlah publik menduga jika pelajar yang keracunan di sekolah menjadi sasaran akibat tindakan mereka ikut dalam unjukrasa Mahsa Amini.
Namun sebagian lain menuduh kelompok garis keras yang ingin meniru Taliban, sebagai pelakunya. Mereka tak mau perempuan hadir di sekolah.
Advertisement