64 Surfer Dunia Kejar Ombak Sampai Sumbawa Barat
Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, bersiap menyambut 64 surfer dunia dari 12 negara. Ombak di Surfing Sport Yoyo’s, Kecamatan Sekongkang yang memiliki ketinggian mencapai 3 meter, sudah menunggu untuk ditaklukkan.
Event kali ini bertajuk West Sumbawa AMNT Pro 2018. Diharapkan bisa mempromosikan wisata bahari Indonesia ke pentas internasional. Khususnya, di Kabupaten Sumbawa Barat.
"Total ada 64 Surfer. 51 pria dan 13 wanita. Mereka datang dari 12 negara mulai dari Ekuador, Hawai, Swedia, Jepang, Spanyol, Peru, Australia, dan tuan rumah Indonesia. NTB juga mengirimkan perwakilannya," ujar Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata, Ratna Suranti, di Kantor Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat.
Even hasil kerjasama Kemenpar dengan World Surf League (WSL) ini, akan disiarkan langsung secara streaming.
"Nantinya para surfer akan menjadi corong untuk promosi daerah ini. Bahwa ombaknya luar biasa. WSL pun akan melakukan siaran langsung dan di blast ke seluruh surfer dunia," ujar Ratna.
Pengalaman WSL menggelar berbagai event seperti di Nias, Sumatera Utara, mendapat apresiasi besar dari surfer dunia.
"Event WSL ini media valuenya sangat besar. Bisa dilihat saat mereka melakukan live streaming di Nias. Penontonnya mencapai 3 juta orang. Event ini sangat penting untuk pengembangan daerah terpencil karena ini lokasi di remote area," ujarnya.
Sementara itu, perwakilan World Surfing League (WSL) Tipi Jabrik mengatakan, event ini bisa mengenalkan potensi wisata dan ombak yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Menurut Tipi, Sumbawa Barat memiliki tiga spot surfing yang sudab terkenal di dunia.
"Ada Supersuck, Yoyo's dan Scar Reef. Ketiga tempat itu memiliki karakter ristik ombak yang berbeda. Ombak di Yoyo's menjadi salah satu yang terbaik karena tidak mudah pecah," katanya.
Pria yang tinggal di Bali itu punya mimpi besar menjadikan Indonesia sebagai destinasi pertama para surfer di Dunia.
"Target kita menjadi tujuan nomer satu surfing di dunia. 'Number one destination surfing in the world'. Mari semua masyarakat yang ada di KSB khususnya sama-sama menjaga lingkungan agar para surfer bisa berlama-lama tinggal di sini," ujarnya.
Dikesempatan yang sama, Bupati Sumbawa Barat W Mussyafirin mengapresiasi gelaran ini.
“Di Tengah-tengah duka cita karena gempa bumi, surfing ini memberikan motivasi tersendiri. Kegiatan seperti ini termasuk puncak trauma healing. Kejadian alam harus kita waspadai namun jangan berlebihan," ujarnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pemasaran Area II Regional III Kemenpar, Hendry Noviardi mengatakan, event surfing ini dapat memacu semangat pemerintah dan pelaku industri pariwisata. Serta mempercepat program recovery destinasi pariwisata terdampak dan promosi pariwisata tidak terdampak di NTB.
"Gempa yang melanda Lombok dan NTB umumnya, telah membuat sejumlah infrastruktur rusak, tetapi sejumlah destinasi wisata masih terhindar dari gempa, sehingga masih aman untuk dikunjungi siapapun. Dengan adanya event ini kami berharap pariwisata Lombok dan NTB secara umum dapat segera bangkit," ujarnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, ada tiga hal strategis terkait dukungan promosi Kemenpar di event ini. Pertama, penggemar surfing ini adalah wisatawan mancanegara (wisman) yang kebanyakan berasal dari Australia.
Mereka sudah menjadikan Bali sebagai the second home karena surfing. Mereka sudah familiar berselancar di ombak Kuta Bali.
“Market-nya sudah jelas, mereka sudah ke Bali. Sekarang tinggal diperkenalkan spot baru itu ke negaranya,” kata Arief.
Kedua, prinsip dalam sport tourism juga harus dipakai. Di event-nya sendiri, mungkin tidak besar direct impact-nya, tetapi dampak indirect-nya atau media value-nya pasti jauh lebih tinggi.
“Dari media value itulah opportunity baru terbangun. Kalau wisman sudah jatuh cinta, mereka akan datang lagi bersama keluarga dan rombongannya. Rata-rata sport tourism itu 60% menjadi repeater,” ujar Arief. (*)