62.000 Nyawa Melayang Akibat Polusi Udara, Kata Gubernur Jatim
Polusi udara menjadi ancaman serius terhadap kesehatan global (dunia) termasuk di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation/WHO) mencatat, sebanyak tujuh juta manusia meninggal karena terpapar polusi udara.
“Sebanyak 70 persen yang meninggal berada di Asia Pasifik. Di Indonesia, data terkini, sebanyak 62 ribu orang meninggal akibat polusi udara,” kata Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia di Kota Probolinggo, Minggu, 28 Juli 2019.
Karena itu wajar kalau kemudian Hari Lingkungan Hidup se-Dunia bertema “Beat Air Pollution”. Di Indonesia, tema besar itu kemudian dijabarkan menjadi “Biru Langitku, Hijau Bumiku”.
Jatim pun mencanangkan program Adopsi Sungai Brantas yang melibatkan 23 perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan besar terutama yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas diminta untuk ikut melestarikan sungai yang bersumber di Sumberbrantas, Batu dan bermuara di Kalimas dan Kali Porong itu.
Masalah sampah plastik, kata gubernur, menjadi “PR” pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. “Kami mengapresiasi Pemkot Probolinggo yang telah membuat Perda soal pengurangan sampah plastik,” katanya.
Selain didaur ulang, kata mantan Mensos itu, sampah juga bisa dijadikan bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Dikatakan PLTSa di Surabaya dengan bahan bakar sampah basah bisa menghasilkan 1,8 MW listrik.
"Selain didaur ulang, kata mantan Mensos itu, sampah juga bisa dijadikan bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Dikatakan PLTSa di Surabaya dengan bahan bakar sampah basah bisa menghasilkan 1,8 MW listrik".
Sementara PLTSa di Mojokerto menghasilkan 7,5 MW listrik. “Sebenarnya Lamongan lebih dulu mengembangkan PLTSa,” katanya.
Pengolahan sampah menjadi energi, kata gubernur, merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016. "Pemerintah menetapkan percepatan pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah menggunakan teknologi proses thermal incinerator atau pembakaran,” katanya.
Dalam kesempatan itu sejumlah perusahaan juga diberi penghargaan terkait kepeduliannya terhadap lingkungan. Di antaranya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) West Madura, PT Semen Indonesia (Persero), PT Indofood Sukses Makmur, PT Bumi Suksesindo, PT PJB UP Gresik, dan PT PLN Persero Pembangkitan Lontar dan PT PJB UP Paiton.
Tahun 2019, sebanyak 211 perusahan, desa, hingga lembaga pendidikan menerima penghargaan di bidang lingkungan hidup.
Di akhir acara, gubernur menanam cemara udang di komplek UPT Pelabuhan Perikanan Mayangan. “Cemara udang ini, kata BNPB, bisa berumur hingga 500 tahun dan paling kuat menahan gelombang tsunami,” katanya. (isa)