62 Tahun Tragedi Munich yang Memakan Korban Pemain Man United
Hari ini, 6 Februari 2020, tepat 62 tahun tragedi kecelakaan pesawat British European Airways yang jatuh sesaat setelah tinggal landas dari Bandara Munich-Riem, Munchen, Jerman.
Insiden yang terjadi pada 6 Februari 1958 itu menewaskan 23 dari 44 penumpang termasuk diantaranya delapan penggawa Manchester United.
Kala itu, para pemain Manchester United baru saja kembali dari Belgrade setelah mengalahkan tuan rumah Red Star Belgrade di ajang European Cup. Pada ajang tersebut Manchester United sukses untuk melaju ke babak semifinal.
Meski laga berakhir imbang 3-3, Manchester United lolos ke semi final Piala Eropa (Liga Champions) setelah menang agregat 5-4. Selanjutnya Manchester United akan melakoni laga di kandang Red Star Belgrade, Yugoslavia.
Namun tragis, pesawat yang mengangkut mereka jatuh sesaat setelah mengisi bahan bakar di Munich. Dikutip dari History, sebetulnya, tanda-tanda pesawat gagal terbang sudah tercium sebelum tragedi itu terjadi. Pesawat mengalami dua kali penundaan lepas landas karena kerusakan mesin. Ketika sang pilot, James Thain hendak melakukan percobaan ketiga, hujan salju turun sehingga menutupi landasan pacu bandara.
Pesawat tersebut diketahui mengangkut para staff dan juga jurnalis. Manajer tim, Matt Busby menjadi salah satu yang selamat namun delapan pemain Man United lainnya harus meninggal akibat peristiwa itu.
Tujuh pemain dinyatakan meninggal dunia di lokasi. Satu pemain lainnya, yakni Duncan Edwards meninggal dunia dua minggu kemudian akibat cedera parah.
Sementara, sembilan penggawa Manchester United lainnya, termasuk sang manajer dan Bobby Charlton yang baru menjalani debut 18 bulan, selamat. Bersama penyerang Dennis Viollet dan Jackie Blanchflower, keduanya terlempar keluar dari pesawat.
Pelatih Busby mengalami cedera parah dan berada dalam kondisi kritis selama berminggu-minggu.
Tidak hanya di Inggris, insiden itu juga menjadi perhatian dunia sepakbola secara keseluruhan. Sejak saat itu, tanggal 6 Februari pun ditetapkan sebagai hari berkabung untuk mengenang tragedi Munich.
Di sisi lain, kapten pilot yang selamat dalam kecelakaan itu didakwa bersalah karena kelalaiannya setelah sebuah foto memperlihatkan dirinya mengabaikan tumpukan es di sayap pesawat.
Dalam penyelidikan lanjutan, terungkap bahwa hanya ada sedikit es di sayap pesawat. Akan tetapi, terdapat lumpur di ujung landasan pacu yang memperlambat laju pesawat pada titik kritis untuk lepas landas.
Hal ini mengakibatkan pesawat tersebut tak bisa mendapatkan daya angkat yang cukup untuk terbang. Meski penyelidikan itu tak membuktikan pilot telah melakukan kelalaian, tapi jaksa penuntut Jerman tak membebaskan kapten pesawat sampai 1968.