6 Tahap Persiapan Vaksin secara Akurat Sebelum Diproduksi Massal
Satgas Penanganan Covid-19 berharap masyarakat tidak berspekulasi terkait uji klinis dan informasi harga vaksin Covid-19. Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Covid-19, Prof Wiku Adisasmito memastikan informasi pemerintah akan disampaikan secara akurat.
"Jadi pemberitahuan aspek vaksinasi yang bersinggungan dengan masyarakat akan didiseminasikan secara transparan, secara bertahap, sehingga jika belum diumumkan secara gamblang oleh pemerintah, maka hal tersebut masih dalam tahap perumusan. Kami ingin memastikan bahwa informasi publik yang disampaikan itu betul-betul akurat," ujar Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19.
Saat ini, kata Wiku, pemerintah masih menyelesaikan tahapan pengembangan uji klinis fase 3 yang dilakukan di Universitas Padjajaran di Bandung, Jawa Barat. Penelitian vaksin melewati beberapa tahapan yang harus dilalui. Berikut ini tahapannya:
Tahap 1: Melakukan Penelitian Dasar
Tahap pertama ialah melakukan penelitian dasar. Di tahap ini ilmuwan menelusuri mekanisme potensial berdasarkan ilmu sains dan biomedis. Penelitian ini dilakukan dengan mendalami perihal virus, sel-sel terkait virus, sel-sel yang diinfeksi virus tersebut, kemudian diperbanyak. Sel-sel yang diperbanyak ini kemudian diteliti dan dilihat bagaimana reaksinya. Selanjutnya virus diekstraksi dalam jumlah yang lebih banyak.
Tahap 2: Uji Praklinik
Tahap ini memastikan bahwa vaksin yang dibuat diuji terhadap sel, dilanjutkan dengan hewan percobaan atau sering disebut studi in vitro dan in vivo. Tujuannya untuk mengetahui keamanan vaksin sebelum diujicoba kepada manusia.
"Proses ini kita ingin memastikan bahwa sel-sel atau badan sel yang dimatikan dari virus ini diambil dan dimodifikasi supaya bisa menjadi bahan vaksin yang tepat sebelum diuji pada uji praklinis," jelas Wiku.
Tahap 3: Uji Klinis Fase 1
Setelah uji praklinik berhasil, maka dilanjutkan uji klinis fase 1. Para ilmuwan memastikan sampel vaksin minimal 100 unit, dan diujicoba pada manusia untuk memastikan keamanan, rentang dosis, dan menilai farmakokinetik serta farmakodinamik.
Tahap 4: Uji Klinis Fase 2
Fase ini menggunakan sampel vaksin antara 100 sampai dengan 500 orang. Para ilmuwan menilai dan memastikan bahwa keamanan pada manusia dapat tercapai dan menilai efektivitas vaksin. Mereka juga menentukan kembali rentang dosis optimalnya, frekuensi pemberian dosis paling optimal, dan menilai efek samping jangka pendek.
Tahap 5: Uji Klinis Fase 3
Fase ini melibatkan sampel minimal 1.000-5.000 orang untuk memastikan keamanan, efektivitas, dan manfaat yang didapatkan melebihi risiko pada penggunaan populasi yang lebih besar.
"Apabila fase 3 ini tuntas dan hasilnya memuaskan. Maka akan masuk fase berikutnya, yaitu fase persetujuan. Fase persetujuan ini kita pastikan vaksin mendapatkan persetujuan dari lembaga pengawas obat dan makanan serta kesehatan," jelas Wiku.
Tahap 6: Produksi Vaksin
Apabila semua tahapan tersebut berjalan dengan baik, maka bisa masuk ke tahapan produksi vaksin dalam jumlah yang besar. Wiku memastikan vaksin untuk masyarakat aman dan telah melalui semua proses tersebut.
"Penting untuk diketahui, sampai saat ini belum ada negara di dunia yang sudah memproduksi vaksin Covid-19 secara massal. Indonesia terus melakukan upaya pengadaan vaksin ataupun memproduksi vaksin secara mandiri. Proses pengembangan vaksin maupun vaksinasi perlu dilakukan secara hati-hati, namun tetap tanggap menghadapi perubahan yang sangat dinamis di masa pandemi," terang Wiku.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitanganpakaisabun