6 Pesepeda Jakarta-Bali Singgah di Probolinggo
Sebanyak enam pesepeda perempuan yang tergabung dalam Women Cyclist Community (WCC) yang bertolak dari Jakarta, 1 November lalu akhirnya tiba di Probolinggo. Setelah semalam menginap di Probolinggo, mereka melanjutkan perjalanan ke Situbondo pada Kamis, 12 November 2020 pagi.
Sejumlah pesepeda lokal Probolinggo ikut mengantarkan keenam “iron women” itu dari pendopo Kabupaten Probolinggo di Jalan Ahmad Yani, Kota Probolinggo hingga Kota Kraksaan. Sebelum bertolak, mereka sempat beramah-tamah dengan Bupati Puput Tantriana Sari di pendopo setempat.
“Setelah memasuki Probolinggo, perjalanan kami semakin dekat ke garis finish di Denpasar, Bali,” kata Koordinator WCC Nusantara, Trilara Prasetya Rina ditemui di pendopo, Kamis. Para goweser dari berbagai latar belakang seperti, pengusaha, seniman, hingga ibu rumah tangga itu dijadwalkan tiba di Denpasar, Sabtu, 14 November 2020.
Keenam pesepeda perempuan itu masing-masing, Trilara Prasetya Rina, Widi Kasih,Maha Yanti, Aurea Sagita, Agung Ocha, dan Riris Sihite. Selama dalam perjalanan mereka mengampanyekan pemulihan sektor pariwisata di Bali khsususnya dan nusantara pada umumnya yang dihantam pandemi Covid-19.
"Kami berharap wisata di Banli dan nusantara segera kembali normal, tentu dengan protokol kesehatan,” kata Trilara. Selain berkampanye soal pariwisata, mereka juga menyerukan hidup sehat dengan berolahraga, salah satunya bersepeda.
Sementara itu, pengawal (marshal) WCC, Heru Wiratno mengaku, bersyukur soalnya sambutan dari masyarakat dan pemda yang mereka lewati luar biasa antusias. “Ini menambah semangat para goweser emak-emak ini, meskipun hujan tetap mengayuh pedal sepeda. Kalau malam memang kami sengaja beristirahat,” katanya.
Antusiasme masyarakat itu ditandai dengan keikutsertaan mereka bersepeda di daerah masing-masing. “Sebenarnya yang mau ikut sejak Jakarta hingga Bali banyak, tetapi karena pandemi Covid-19, kami tidak mengizinkan. Mereka yang boleh bergabung di daerahnya masing-masing,” kata Heru.
Dalam perjalanan Jakarta-Probolinggo, kata Heru, jalur terberat adalah Semarang-Tuban (216 kilometer). Jalur sejauh itu harus ditempuh para goweser sekitar 12 jam. “Memang sejak persiapan, para goweser ini berlatih menempuh jarak 100 kilometer per hari,” katanya.
Diakui mereka berjuang untuk mengejar target, tepat 10 November 2020 sudah tiba di Kota Pahlawan, Surabaya. Tujuannya, untuk mengenang Hari Pahlawan.
Disinggung kendala yang dihadapi tim, Heru mengatakan secara umum lancar. “Memang ada masalah kecil, saat melintasi rel kereta api ada yang jatuh. Di lain kesempatan, ada seorang pesepada yang bannya bocor,” ujarnya.