6 Orang Positif Corona, Jateng Butuh Alat Pelindung Diri
Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan Jawa Tengah, hingga Selasa, 17 Maret 2020 pukul 13.00 WIB, sebanyak 6 orang dikonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Tengah. Empat orang di antaranya hingga kini masih dirawat di rumah sakit dan dua orang meninggal.
Perkembangan ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam konferensi pers di komplek kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Selasa, 17 Maret 2020.
“Jadi ada tambahan satu orang yang positif Covid-19 dan kini dirawat di RSUD dr Moewardi Surakarta, dan satu orang meninggal. Yang meninggal laki-laki usia 43 tahun,” kata Ganjar.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah dr Yulianto Prabowo menambahkan, pasien meninggal pada Selasa, 17 Maret 2020 pukul 03.48 WIB di RSUP dr Kariadi. Pasien itu diketahui terinfeksi virus corona pada Senin sore.
“Sebelumnya pasien dirawat di dua rumah sakit swasta di Semarang karena penyakit lain. Lalu masuk di RS Kariadi tanggal 10 Maret,” kata Yulianto.
Setelah pihaknya melakukan tracking, sebelum dinyatakan positif terjangkit pasien sempat melakukan perjalanan ke sejumlah daerah, di antaranya Bali.
Selain pasien yang meninggal tersebut, Ganjar menyampaikan, seorang pasien perempuan berusia 49 tahun diketahui positif Covid-19. Pasien itu kini dirawat di RSUD dr Moewardi Surakarta dan memiliki hubungan keluarga dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 yang mengikuti seminar di Bogor.
"Dia kelanjutan dari kasus positif Corona yang meninggal di Solo. Dia satu forum dengan yang meninggal, ikut seminar di Bogor. Saya sudah komunikasi dengan Gubernur Jabar dan Wali Kota Bogor, tapi ternyata kasusnya di Kabupaten Bogor," kata Ganjar.
Secara akumulatif, empat pasien positif corona di Jawa Tengah dirawat di RSUP dr Kariadi (1 orang), RSUD Tidar Magelang (1 orang) dan RSUD dr Moewardi Surakarta (2 orang). "Kami juga memantau mereka yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.005 orang, Pasien Dalam Pemantauan (PDP) 69 orang, yang masih dirawat 42 dan yang pulang sehat 24 orang," kata Ganjar.
Koordinasi Daerah
Menyikapi cepatnya virus tersebut merebak, Ganjar langsung menggelar video conference dengan seluruh bupati dan wali kota se-Jawa Tengah, Selasa (17/3). Ganjar mengatakan, keputusan pertama yang diambil adalah meliburkan lembaga-lembaga pendidikan dan mengalihkan kegiatan belajar mengajar ke sistem daring.
"Seluruh bupati dan wali kota tadi sepakat (meliburkan) untuk memantau agar memastikan mereka tidak keluar rumah dan belajar melalui daring. Termasuk orang tua murid agar tidak mengajak anaknya piknik," kata Ganjar.
Untuk sekolah boarding school seperti SMA Taruna Nusantara, Magelang, Ganjar mengimbau siswa yang saat ini masih berada di asrama untuk mengisolasi diri di dalam asrama.
"Yang (siswa) Taruna Nusantara karena sebagian ada yang libur maka yang masih di asrama jangan beraktivitas di luar. Yang sudah di rumah diperpanjang saja liburnya sampai 14 hari," katanya.
Di bidang layanan kesehatan, Ganjar mengatakan, seluruh bupati dan wali kota telah menyepakati untuk mengaktifkan rumah sakit di bawah kelolanya agar diperbantukan kepada rumah sakit milik Pemprov dalam penanganan pasien Covid-19. Beberapa rumah sakit swasta di Jawa Tengah juga menyatakan akan berpartisipasi menangani pasien Covid-19.
"Tapi kami minta bantuan, agar alat-alat di rumah sakit bisa dipenuhi khususnya APD (alat pelindung diri). Ini yang kami butuhkan nanti akan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Terus juga kebutuhan Virus Transport Media (VTM), yang mulai saat ini kita butuh banyak," kata Ganjar.
Ganjar berharap, masyarakat turut mendukung pemerintah dengan menerapkan pola hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. "Olahraga, makan yang bergizi dan sering-sering berjemur (di bawah sinar matahari). Yang ada di rumah jemur semuanya karena itu bisa mengurangi (penyebaran virus). Biar kita punya benteng perlawanan yang bagus dari tubuh," imbaunya.
Advertisement