6 Nasihat Imam Al-Ghazali, Berat Amanah dan Mudah Lewatkan Shalat
Imam Al-Ghazali dalam magnum opusnya, Kitab Ihya' Ulumiddin, pernah memberi nasihat kepada para santri, murid-muridnya. Tentang apa yang paling dekat, paling jauh, paling berat, paling besar, paling ringan, dan paling tajam.
Jika kita renungkan nasihat tersebut adalah nasihat yang sangat sarat makna. Jika seorang Muslim menyadari apa yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali, Insya Allah ia akan menjadi Muslim yang baik di dunia dan akhirat.
Berikut Nasihat Penuh Makna Imam Al-Ghazali:
1. Paling Dekat adalah Mati
Imam Al-Ghazali pernah bertanya kepada para santri, murid-muridnya. Tentang apa yang paling dekat dengan kita dalam kehidupan ini.
Di antara murid-murid beliau ada yang menjawab orangtua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Al-Ghazali kemudian menjelaskan bahwa yang paling dekat dengan kita adalah mati. Karena mati itu janji Allah yang pasti akan menimpa semua insan yang bernyawa.
2. Paling Jauh adalah Masa
Lalu Imam Al-Ghazali menjelaskan yang paling jauh adalah masa lalu, karena bagaimana pun caranya kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Karena itu jangan membanggakan kebaikan di masa lalu. Teruslah meningkatkan amal saleh dan kebaikan untuk hari ini dan hari esok.
3. Paling Besar adalah Nafsu
Masalah paling besar yang harus kita hadapi ialah Nafsu. Acapkali nafsu menjerumuskan manusia ke jurang nista hingga kehidupannya di dunia hancur, dan azab dari Allah menunggu setelah kematian.
4. Paling Berat adalah Amanah
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mau menerima ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi Khalifah (Pemimpin) di dunia ini, manusia menyanggupi permintaan Allah SWT. Tetapi banyak manusia yang tidak jujur, adil, amanah ketika menjadi Khalifah, sehingga menyebabkan manusia banyak masuk neraka karena tidak sanggup menanggung amanah.
5. Paling Ringan adalah Meninggalkan Shalat
Hanya karena kesibukan kecil manusia rela meninggalkan shalat. Padahal shalat adalah tiang agama. Jika manusia hanya hidup untuk mencari makan dan kesenangan saja maka tidak ada bedanya manusia dengan binatang.
6. Paling Tajam adalah Lidah
Dengan lidah manusia bisa menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya. Kita sering mendengar pepatah bijak mengenai bahaya lidah. Yaitu: “Kalau pedang melukai tubuh ada harapan akan sembuh. Tetapi kalau lidah melukai hati kemanakah obat hendak dicari."
Selalu Berbuat Kebajikan
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰٓئِکَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ ۙ وَالسَّآئِلِيْنَ وَفِى الرِّقَابِ ۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّکٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عٰهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ ۗ اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗ وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah ( kebajikan ) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan ( musafir ), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. "
( Q. S. Al-Baqarah : Ayat 177 )
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertaqwa kepada Allah, selalu berakhlak baik, berkata baik, berbuat baik, bernasib baik. Aamiin....!!!
Semoga bermanfaat untuk Kita.