6 Kecamatan Kekeringan, Sebagian Desa Dipasok Air Bersih
Kemarau panjang mulai dirasakan warga di sejumlah desa di enam kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Sejumlah desa pun dipasok air bersih melalui mobil tangki, guna meringankan beban warga.
Di antara desa yang warganya kesulitan air bersih adalah, Desa Kedawung dan Desa Resongo, Kecamatan Kuripan. “Setiap hari warga Desa Kedawung kesulitan air bersih sejak kemarau panjang melanda,” kata Ya’qub, warga Kedawung, Selasa, 22 Oktober 2019.
Beruntung, Polsek Kuripan mengerahkan mobil tanki untuk memasuk air bersih di Kedawung dan Resongo. Setiap hari 1.000-2.000 liter air dipasok ke dua desa di lereng Gunung Bromo itu.
“Biasanya, kedua desa itu kami pasok 4.000 sampai 5.000 liter air bersih setiap hari. Tetapi karena kesulitan mendapatkan pasokan air bersih di sumber, akhirnya kami hanya bisa melayani 1.000 sampai 2.000 liter,” ujar Kapolsek Kuripan, AKP Kusmidi.
Meski volume pasokan air bersih berkurang, Kusmidi berharap warga bisa lebih menghemat pemakaian air bersih. Air bersih sekitar 2.000 liter itu diharapkan bisa mencukup 400 kepala keluarga (KK) di Kedawung dan Resongo. Yakni, 300 KK di Dusun Tugu, Desa Kedawung, 100 KK di Dusun Sumbersari, Desa Kedawung, dan 100 KK di Dusun Ronggotali, Desa Resongo.
Kekeringan juga dirasakan warga Desa Sumberkare, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo. Untuk mendapat air bersih, warga terpaksa mencari air bersih di desa tetangga dengan menggunakan jeriken. Hal itu diakui Kepala Dusun Pilankare, Desa Sumberkare, Su’ud.
“Di wilayah kami belum ada jaringan air bersih yang masuk. Jadi warga harus mengambil air setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup,” katanya.
Beban warga Sumberkare sedikit berkurang setelah Polres Probolinggo Kota (Polresta) mendistribusikan 4.000 liter air ke Sumberkare. Pasokan air bersih langsung diserbu warga di lereng bawah Gunung Bromo.
Droping air bersih menggunakan mobil tangki ber-water cannon yang biasanya untuk membubarkan demonstran. Karena tidak ada demontrasi, mobil tersebut biasa digunakan untuk memasok air bersih ke desa-desa kering.
“Mudah-mudahan pasokan air bersih semakin mengurangi beban warga,” ujar Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Ambaryadi Wijaya.
Kapolresta menambahkan, pasokan air bersih dilakukan setiap seminggu sekali dengan mengisi tandon-tandon yang telah dipersiapkan. Sehingga warga Sumberkare tidak lagi harus “berburu” air bersih di desa tetangga.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi mengatakan, sedikitnya enam kecamatan di Kabupaten Probolinggo rawan kekeringan, akibat musim kemarau berkepanjangan. Enam kecamatan itu meliputi Kecamatan Kuripan, Tegalsiwalan, Tongas, Bantaran, Wonomerto dan Lumbang.
Anggit menegaskan, secara umum wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Probolinggo menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, ada 12 kecamatan 44 desa yang terdampak kekeringan. Pada tahun 2016, tren kekeringan menurun menjadi 11 Kecamatan 31 desa.
Sementara pada tahun 2017 dan 2018, lanjut Anggit, tren daerah terdampak kekeringan terus turun menjadi 7 Kecamatan 12 Desa. Untuk tahun ini, ia memprediksi wilayah terdampak kekeringan terjadi di 6 kecamatan 12 desa yang terdiri dari 26 dusun.
Meski tidak sebanyak pada tahun-tahun sebelumnya, pada 2019 ini kekeringan masih melanda enam kecamatan yang “langganan” kekeringan. Hanya saja, jumlah desa yang kekeringan semakin berkurang. (isa)