6 Hal Penting Sikapi Fenomena Flexing, Termasuk Berziarah Kubur
Manusia terjerumus dalam kemewahan. Kemewahan yang diakibatkan tindakan yang jauh dari sikap yang diajarkan Islam. Sang ayah korupsi, si anak berhidup mewah, istri bergaya dengan tingkah polah yang buruk di masyarakat.
Fenomena flexing terjadi, merupakan peringatan bagi umat Islam. Padahal, Islam tak mengajarkan seseorang untuk bermewah-mewahan, hidup berkelebihan. Justru Islam mengajarkan untuk saling menjaga keseimbangan antara kesalehan sosial dan kesalehan ritual.
bagaimana kita menyikapi fenomena flexing yang kini sedang marak itu? Berikut enam langkah penting dalam menyikapi masalah sosial itu.
Pertama, senantiasa ingat bahwa amal saleh lebih baik daripada duniawi.
Allah berfirman:
اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا
”Harta dan anak-anak merupakan perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS Al-Kahfi: 46)
Kedua, janganlah terperdaya dunia dan kesenangan yang palsu.
Allah berfirman:
اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
”Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. (QS Al-Hadid: 20)
Ketiga, senantiasa memandang negeri akhirat yang kekal.
Rasulullah SAW bersabda:
اللَّهِ سَمِعْتُ نَبِيَّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ جَعَلَ الْهُمُومَ هَمًّا وَاحِدًا هَمَّ الْمَعَادِ كَفَاهُ اللَّهُ هَمَّ دُنْيَاهُ وَمَنْ تَشَعَّبَتْ بِهِ الْهُمُومُ فِي أَحْوَالِ الدُّنْيَا لَمْ يُبَالِ اللَّهُ فِي أَيِّ أَوْدِيَتِهِ هَلَكَ
“Saya pernah mendengar Nabi kalian SAW bersabda, “Barangsiapa menjadikan segala macam keinginannya hanya satu, yaitu keinginan tempat kembali (negeri Akhirat), niscaya Allah akan mencukupkan baginya keinginan dunianya. Dan barangsiapa yang keinginannya beraneka ragam pada urusan dunia, maka Allah tidak akan memedulikan di manapun ia binasa.” (HR Ibn Majah)
Keempat, perbaiki hati dan amal kalian.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR Muslim)
Kelima, bersikaplah rendah hati.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ خَطَبَهُمْ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
Dari Nabi SAW bahwa beliau berkhutbah di hadapan para sahabat dengan mengatakan, “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah mewahyukan kepadaku supaya kalian bersikap rendah hati, sampai tidak ada lagi salah seorang dari kalian saling berbangga diri kepada yang lainnya.” (HR Ibnu Majah)
Abdul Rauf al-Munawi dalam Faidh al-Qadīr menyebutkan bahwa Ibn Qayyim menjelaskan sikap tawadhu’ adalah merendahkan diri di hadapan Allah SWT sehingga dia tidak lagi memandang dirinya lebih tinggi dan lebih mulia dibandingkan makhluk Allah yang lainnya. Sedangkan orang yang takabur yaitu orang yang meninggikan dirinya lebih dari yang lain, dia meremehkan makhluk Allah yang lainnya.
Oleh karena itu orang-orang yang melakukan tindakan flexing ini mencemari nilai-nilai persamaan dan kehormatan antarsesama karena mereka berupaya mengangkat diri untuk dipandang dan melahirkan sifat sombong. Tidak sepatutnya manusia berlaku sombong atas pemberian yang hanya berupa titipan dari yang Mahakuasa.
Keenam, menziarahi kuburan untuk menjadikan zuhud dari kemewahan dunia dan mengingat kehidupan akhirat.
Rasulullah SAW bersabda:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوا الْقُبُوْرَ، فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِى الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ اْلآخِرَةَ. (رواه ابن ماجه عن ابن مسعود)
“Saya pernah melarang kalian menziarahi kubur, maka sekarang ziarahilah kubur itu, karena menziarahi kubur akan menjadikan zuhud dari kemewahan dunia dan mengingatkan kalian pada kehidupan akhirat.” (HR Ibnu Mājah dari Ibnu Mas‘ūd)
Demikian semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bisshawab.
Advertisement