6 Hal Penting dalam Shalat, Jalan Terhindar dari Kemunafikan
Shalat merupakan tiang agama. Pesan Rasulullah SAW, Siapa yang mendirikan shalat berarti menegakkan agama dan siapa yang tak mendirikan shalat atau meninggalkan shalat berarti merobohkan agama.
Terdapat enam hal penting dalam shalat yang merupakan tanda-tanda kemunafikan.
ست صفات في الصلاة
من علامات النفاق :
١- الكسل عند القيام إليها،
٢- ومراءاة الناس في فعلها،
٣- وتأخيرها،
٤- ونقرها،
٥- وقلة ذكر الله فيها،
٦- والتخلف عن جماعتها.
📓 الصلاة لابن القيم ( 80 )
Al-Imam Ibnul Qoyyim Rahmatullah pernah menyebutkan : Enam perkara dalam shalat, yang merupakan tanda-tanda kemunafikan seseorang, yaitu :
1. Malas, tidak bersemangat ketika mengerjakan shalat.
2. Riya', (suka pamer amal, ingin dilihat orang, lalu ingin mendapatkan pujian atau sanjungan dari orang lain dalam mengerjakan sholatnya.
3. Suka telat shalat, (berlomba-lomba dalam melakukan shalat).
4. Terlalu cepat dalam mendirikan shalat, (yakni, shalatnya dilakukan dengan cepat, terutama rukuk dan sujudnya, dilakukan dengan sangat cepat, seperti ayam yang mematuk makanannya.
5. Sedikit berzikir, (sedikit mengingat Allah) di dalam shalatnya.
6. Tidak mau shalat berjemaah di masjid, (yakni, enggan shalat berjama'ah di masjid).
( Kitab As-Shalah ( hal. 80 ), karya Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimakumullah )
Tiga Catatan Penting:
1. Di antara dalil-dalil yang menunjukkan hal itu adalah, firman Allah ta'ala :
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
" Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' ( dengan sholat ) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.*"
( Q. S. An-Nisa' : 142 )
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ
" Dan mereka tidaklah mengerjakan sholat, melainkan dengan malas. Dan tidak ( pula ) menafkahkan ( harta ) mereka, melainkan dengan rasa enggan. "
( Q. S. At-Taubah : 54 )
2. Dalil yang menunjukkan, bahwa orang-orang munafik, suka menunda / mengakhirkan sholat adalah :
«تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ، يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ، قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا، لَا يَذْكُرُ اللهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا»
“ Itulah sholatnya orang munafik, (yaitu) duduk mengamati matahari. Hingga ketika matahari berada di antara dua tanduk setan ( yaitu ketika matahari hampir tenggelam / terbenam di waktu Maghrib ), dia pun berdiri ( untuk mengerjakan shalat Ashar ) empat raka’at ( dengan cara cepat), seperti patukan ayam. Dia tidak berdzikir untuk mengingat Allah, kecuali hanya sedikit saja.”
( H. R. Muslim no . 622 )
3. Orang munafik itu, juga enggan dan merasa berat untuk sholat berjamaah di masjid.
Sahabat Nabi yang mulia, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata :
وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِى الصَّفِّ
“ Sungguh aku telah melihat di jaman kami dulu (yakni di masa Sahabat ), bahwa tidak ada seorang pun yang menyelisihi atau meninggalkan shalat berjama’ah di masjid, kecuali dia itu adalah orang munafik, yang benar-benar dikenal kemunafikannya.
Dan sungguh, dahulu ( di masa kami, di jaman para Sahabat ), ada seseorang yang di bawa ke masjid, dengan berpegangan pada dua orang (dipapah ), dan dia ditegakkan di tengah-tengah shof (barisan shalat di masjid, agar dia bisa tetap mengerjakan shalat berjamaah di masjid. Hal itu karena dia kuatir ada sifat kemunafikan dalam dirinya). "
( H. R. Muslim no . 654 )
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, giat ikhlas menegakkan shalat, tidak tergolong orang munafik. Dan tentu saja terhindar dari tanda-tanda kemunafikan itu.
Aamiin.......!!!
Semoga Bermanfaat.
Advertisement