6 Fakta Tsunami di Indonesia
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melihat potensi gempa bumi dan tsunami meningkat jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Dalam tiga bulan terakhir tercatat ada gempa sebanyak 300-400 kali setiap bulannya. Melansir berbagai sumber, berikut fakta tsunami yang terjadi di Indonesia.
Diprediksi dari Riset
Tim peneliti memprediksi potensi gempa dan tsunami dari data gempa di katalog BMKG dan Internasional Seismological Center (ISC). BMKG sendiri menggunakan alat bernama seismometer untuk melacak titik asal gempa beserta besaran gempanya.
Parameter lainnya terukur antara lain lokasi terjadinya di mana (darat atau laut), di kedalaman mana, serta intensitas kekuatannya. Dari sana potensi tsunami bisa terlihat dengan ciri-ciri yang diawali oleh gempa bumi terlebih dahulu. Selain gempa bumi, tanda alam lainnya yang memicu tsunami adalah letusan gunung berapi.
Gempa yang Berpotensi Tsunami
Sebagian besar tsunami terjadi setelah peristiwa gempa. Gempa bumi yang memicu tsunami biasanya memiliki karakteristik tersendiri. Antara lain magnitudo gempa 7 skala richter, kedalaman pusat gempanya dangkal yaitu 60 km. Selain itu, pusat gempa berada di dasar laut.
Gempa berpotensi tsunami menyebabkan tanah di sepanjang jalur patahannya bergerak naik turun. Jika tanah di dasar laut ini bergerak secara vertikal maka air yang di atasnya juga turut naik. Sehingga menyebabkan ombak besar yang disebut tsunami.
Sehari Ada Empat Gempa Bersamaan
Pada Kamis, 3 Juni 2021 BMKG mengumumkan ada empat tgempa yang terjadi di indonesia secara bersamaan. Pertama, terjadi di Kota Sabang, Aceh pada pukul 01.38 WIB. Gempa ini berkekuatan magnitudo 4 di kedalaman lima kilo meter.
Kedua, Melonguane, Sulawesi Utara. Gempa berkekuatan magnitudo 5.2 terjadi pada pukul 09.31 WIB di kedalaman laut 51 kilometer. Ketiga di Ternate, Maluku Utara. Gempa berkekuatan magnitudo 6.1 melanda pada pukul 17.09 WIB dengan kedalaman 10 kilometer.
Terakhir, Kota Manokwari Selatan. Gempa bermagnitudo 4.6 ada pada pukul 18.00 WiB dengan kedalaman 88 kilometer.
Tsunami Terjadi Sewaktu-waktu
Menurut data yang dihimpun BMKG, sejak tahun 1600 hingga 2019 tsunami terjadi kapan pun dan tidak mengenal musim. Rinciannya, terjadi sebanyak 12 kali pada bulan Februari, September, November, dan Desember.
Sejumlah 11 kali di bulan Januari dan Maret, 9 di Agustus, 8 di April, Juli, Oktober, dan 6 kali waktu Mei dan Juni 4 kali. Sementara, daerah di Indonesia yang rawan gempa dan tsunami sebagian besar berada di Lampung, Selat Sunda, Aceh. Sedangkan di Jawa Timur saat ini yang berpotensi tsunami ada di Trenggalek dan Blitar.
Tsunami Terbesar di Aceh
Dari banyaknya tsunami yang terjadi di Indonesia, tsunami Aceh adalah tsunami yang masif. Tsunami ini terjadi pada 26 Desember 2004. Tsunami ini terpicu oleh gempa berkekuatan magnitudo 9.0 yang ada sebelumnya.
Gempa tersebut juga menyebabkan gelombang setinggi 35 meter. Gelombang ini akhirnya meluluhlantahkan Aceh beserta sekitarnya, pesisir Barat Sumatera. Sementara, tsunami Aceh menelan 170.000 ribu lebih korban jiwa. Selain itu, sejumlah 14.000 orang ditemukan hilang dan satu juta orang harus mengungsi. Kerugian yang dicapai jika ditaksir mencapai Rp 42.7 triliun. (cnn/oke/tem/dtk/lp6)