6 Fakta Mistis Lagu Lathi Yang Dianggap Mantra Pemanggil Setan
Lagu Lathi karya Weird Genius saat ini telah ditonton lebih dari 45 juta kali di YouTube, video klip lagu ini juga telah disukai 2,3 juta orang dan berhari-hari masuk jajaran trending musik di YouTube.
Di Media sosial khususnya TikTok, lagu ini juga memunculkan #LathiChallenge. Namun entah kenapa, #LathiChallenge yang dilakukan nettizen mayoritas mengarah pada pembuatan video-video bernuansa seram semisal dengan menganti wajah pemain tiktok dengan aneka rupa menyeramkan, dupa, coretan hitam, asap dan sebagainya sehingga lagu Lathi-pun berasa mistis.
Ini juga yang mungkin membuat Wan Dazrin, seorang ustaz dari Malaysia mengatakan bahwa Lathi Challenge adalah perbuatan sesat. Melalui unggahannya di twitter, dia menyebutkan Lathi Challenge adalah ritual memanggil setan.
"Hentikan #LathiChallenge' sekarang juga. Sesungguhnya tarian2 yg kalian lakukan itu sgt merbahaya utk dijadikan hiburan. Ketahuilah kalian tarian itu wujud dari sesetengah budaya Jawa yg syirik & khurafat. Seperti memanggil kuntilanak serta Roh Kuda Kepang. Tolong hentikannya!" tulis Wan Dazrin yang diunggah ulang oleh akun gosip @lambe_turah pada Sabt, 6 Juni 2020.
Lantas kenapa Lagu Lathi dianggap Mistis dan Memuja Setan. Berikut Beberapa Fakta Lirik dan Klip Lagu Lathi:
1. Mengandung Lirik Bahasa Jawa Mirip Mantra
Resmi diluncurkan pada 27 Februari 2020, lagu ini mengandung lirik campuran Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa. Setidaknya ada kalimat "Kowe ra iso mlayu saka kesalahan, ajining diri ana ing lathi" dalam lirik lagu tersebut.
Dalam budaya jawa memang ada istilah "mantra" atau kalimat khusus yang jika dibaca akan menimbulkan reaksi gaib semisal mantra memanggil roh, atau mantra kesaktian agar kebal dari senjata tajam, kebal makan bara api, kebal makan beling atau kaca dan lain sebagainya.
Mantra Jawa biasanya memang berasal dari bahasa Jawa alus kuno, seperti kalimat "Lathi" yang berarti Lidah dan merupakan kalimat Jawa Alus kuno.
2. Arti Lirik Bahasa Jawa Yang Dianggap Mantra di Lagu Lathi
Lantas apa sebenarnya arti kalimat "Kowe ra iso mlayu saka kesalahan, ajining diri ana ing lathi" yang dianggap mistis dan mirip sebuah mantra ini?
Kalau diartikan, "Kowe ra iso mlayu saka kesalahan, ajining diri ana ing lathi" adalah "Kamu tidak bisa berlari dari kesalahan. Harga diri seseorang berasal dari ucapannya atau lidahnya"
Orang khususnya warga Jawa tidak bisa disalahkan jika menganggap kalimat ini adalah sebuah mantra karena mantra Jawa pada umumnya juga memiliki makna kiasan atau filosofis seperti dalam lirik lagu ini. Ajining diri ana ing lathi adalah sebuah kiasan Jawa dan mirip sebuah mantra jawa.
3. Video Klip Menyelipkan Wayang, Debus, Sinden Hingga Kuda Lumping
Nuansa mistis memang terasa dalam klip lagu Lathi ini. Apalagi di dalam lagu terdapat beberapa ornamen yang biasanya dikaitkan dengan mistis Jawa di antaranya munculnya Sinden atau penari Jawa, Wayang, Debus dan Kuda Lumping.
Baik Sinden, Debus, Wayang maupun Kuda Lumping biasanya dimainkan dengan terlebih dulu membakar dupa disertai membaca mantra-mantra khusus sehingga para pemainnya kesurupan atau hilang ingatan dikendalikan sosok makhluk halus.
4. Makan Beling Hingga Makan Api
Dalam video klip lagu Lathi ini juga ada adegan makan beling atau makan kaca dan makan bara api yang biasanya dalam budaya Jawa adegan ini didahului dengan ritual dan mantra-mantra khusus untuk melakukannya. Nettizen akhirnya menganggap para pemain dalam klip Lathi ini melakukan ritual terlebih dulu sebelum makan beling dan makan bara api, karena tidak mungkin orang biasa bisa makan bara api dan makan beling tanpa terluka.
5. Munculnya Sosok Seram dan Darah
Dalam klip lagu ini juga tergambar sebuah sosok seram mirip setan dan adanya darah. Dua gambaran sosok seram dan darah ini dianggap mencerminkan mistis dan ritual khusus sehingga nettizen lantas mengaitkan lagu ini dengan lagu pemuja setan.
6. Tanggapan Weird Genius
Terkait tuduhan lagu pemuja setan, para personel Weird Genius hanya bisa tertawa. "Bahkan sampai ada yang tanya ke gue rasanya makan duit dari lagu begitu gimana bang? Ha-ha-ha, gue ngakak," ucap Reza Arap seperti dikutip dari wawancana di chanel YouTube Inspirasi Musik KompasTV.
"Kalau menurut opini gue, ya, orang kan punya kesibukan masing-masing, kami sibuknya buat lagu. Ada orang-orang yang sibuknya memperhatikan dan mengomentari dan menganalisa. Enggak apa-apa sih," kata Eka Gustiwana.
Sedangkan Sara Fajira mengaku bisa bernyanyi bak sinden adalah bagian dari sebuah seni. "I think nyinden itu kan part of art, ya, jadi ya enggak gimana-gimana, ya," ujar Sara.