6 Fakta Minyak Goreng 1,1 Juta Kg Numpuk di Gudang
Minyak goreng langka di tengah pandemi Covid-19 varian omicron. Saat harga minyak goreng kemasan premium tembus harga Rp 40.000 sampai 45.000, Menteri Pedagangan (Mendag) Muhammad Lutfi langsung membuat kebijakan harga minyak goreng ditekan menjadi Rp 14.000 per liter.
Begitu harga ditekan, masyarakat makin resah terlebih tukang gorengan. Sebab, minyak goreng mendadak langka. Rak-rak minimarket dan supermarket kosong melompong. Jika ada barang, pembeli hanya dibatasi membeli 2 liter minyak oleh kasir.
Di sisi lain, tim Subdit I/Indag Dit Reskrimsus Polda Sumut bersama Biro Perekonomian Pemprov Sumut melakukan monitoring khususnya minyak goreng yang diduga mengalami kelangkaan, pada Jumat 18 Februari 2022. Hasilnya, tim gabungan ini menemukan minyak goreng kemasan premium merek Bim*** sebanyak 1,1 juta kg numpuk di gudang.
Berikut ini 6 fakta 1,1 juta minyak goreng numpuk di gudang:
1. Minyak goreng merek Bim*** sudah dikemas dengan rapi dan siap diedarkan di pasaran. Jumlahnya mencapai 1,1 kg.
2. Kepala Biro Perekonomian Pemprov Sumut, Naslindo Sirait mengungkap, hasil keterangan dan pengakuan dari karyawan perusahaan minyak goreng tersebut tidak disalurkan ke pasar.
3. Proses penyelidikan diserahkan ke Polda Sumut.
4. Naslindo juga mengimbau, kepada produsen, distributor dan pedagang agar tidak melakukan penimbunan terhadap bahan pangan yang diperdagangkan. Karena hal itu dilarang oleh Undang-undang dan sanksinya bisa sampai pidana.
5. Belum dipastikan gudang ini apakah melakukan penimbunan atau tidak.
6. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi geram atas tindakan oknum produsen minyak goreng.
"Di tengah kesulitan masyarakat saat ini, masih ada saja pasti oknum-oknum yang cari kesempatan. Kuat dugaan saya, di balik kelangkaan minyak goreng belakangan ini pasti ada pemain di belakangnya," tulisnya di Instagram pribadinya, @edy_rahmayadi, Sabtu, 19 Februari 2022.