6 Fakta Bocah Di Temanggung yang Meninggal Pasca Dirukiah
Senin, 17 Mei 2021 publik digegerkan dengan kabar anak kecil meninggal akibat praktik rukiah. Karena nakal orang tuanya membawanya untuk dirukiah agar nakalnya hilang. Namun, anak yang diketahui berinisial A itu ditemukan meninggal. Melansir berbagai sumber berikut faktanya.
Berusia 7 Tahun
A adalah anak perempuan berusia 7 tahun di Dusun Paponan, Desa Bejen, Temanggung Jawa Tengah. A masih duduk di sekolah dasar (SD). Kasus A viral di media sosial setelah diunggah akun Facebook dan Instagram. Salah satunya akun @indonesiamengaji.id
Ditenggelamkan Berkali-kali
Lantaran tidak sabar menghadapi tingkah A, orang tuanya lalu membawanya ke dukun. Dukun tersebut adalah tetangga A, sehingga lokasinya tak jauh dari rumah A. Sang dukun menyarankan A untuk dirukiah sebab A kerasukan makhluk halus Genderuwo.
Namun, rukiah yang dilakukannya dengan cara menenggelamkan ke bak mandi. A ditenggelamkan hingga meninggal.
Rukiah Tidak Sesuai Pedoman Aswaja NU
Menurut Gus Allama Alauddin Shidiqi, pendiri dan Mujiz Jam’iyyah Ruqyah Aswaja: Ahlus Sunnah wal Jama’ah (JRA). JRA berbadan hukum dan secara resmi tergabung dalam Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU).
Pria yang akrab disapa Gus Amak itu menyatakan rukiah yang benar dan sesuai tradisi Nahdliyin bersumber jelas dari ilmu tasawuf. Metodenya pun menggunakan bacaan ayat suci quran.
Sementara, penyebab anak nakal dikarenakan ‘Ain. Bukan karena sihir atau kerasukan jin. ‘Ain sendiri timbul akibat kekaguman terhadap sesuatu secara berlebihan tanpa menyebut nama Allah. Penyebabnya bisa dilakukan oleh teman, ayah, ibu, bahkan keluarga.
Untuk mengatasi ‘Ain ibu si anak dan anak yang bersangkutan harus mandi air bekas wudu. Mandi ini dilakukan selama tiga hari beruntun. Gus Amak menekankan, mandi berbeda dengan merendam.
“Perukiah itu mengambil berkah dari ayat quran. Terkait ‘Ain itu anak dan ibunya dimandikan dengan air wudu, bukan direndam. Kalau direndam murni kesalahan perukiah. Salah memahami hadis, memahami quran dan hadisnya pakai akal sendiri tanpa sanad nabi,” kata Gus Amak.
Jasad Disimpan di Rumah
Dukun yang melakukan rukiah diketahui bernama Haryono (56) dan Budiono (43). Setelah menenggelamkan A, jasadnya mereka kembalikan kepada orang tua A. Keduanya berpesan untuk meletakkan A di tempat tidur. Suatu hari A akan bangkit lagi.
Mendengar ucapan kedua dukun itu orang tua A percaya dan tidak menguburkan jasad A. Orang tua A meyakini nanti A akan hidup kembali.
Tubuh Dilap Tisu
Setiap harinya orang tua A mengelap jasad A yang terbaring di atas kasur. Selama empat bulan lamanya jasad A dilap tisu dengan penuh kesabaran. Kendati jasad tersebut membusuk, orang tua A tak berniat menguburkan A dengan layak. Saat ditemukan pihak berwajib kondisi A mengering tinggal kulit dan tulang.
Kasus Terbongkar dari Bude dan Kakek A
Sementara, kasus A yang viral bermula dari rasa rindu yang dimiliki bude A, Suratini. Untuk mengetahui kabar A, Suratini mengunjungi kakek A. Sang kakek berkata jika A sudah sekitar empat bulan tidak berkunjung ke sana. Keduanya lantas menemui orang tua A untuk memastikan kondisinya.
Saat di sana mereka melihat jasad A dan mendengar penjelasan dari orang tua A. Keduanya lantas melaporkan penemuan mereka ke kepala desa setempat. Oleh kepala desa kasus itu lalu dilaporkan ke pihak berwajib. Hingga saat ini ada empat orang yang diamankan. Termasuk kedua orang tua A, dan kedua dukun perukiah.
(okzn/nb/tbn).
Advertisement