6 Fakta Bakteri Super, Pandemi Baru di India Kebal Antibiotik
Pandemi COVID-19 belum usai. Nahas, India digegerkan kemunculan bakteri super atau superbug yang saat ini menjadi pandemi baru di negara tersebut. Kasus pertama dilaporkan oleh dokter di Rumah Sakit Kasturba, negara bagian Maharashtra, India barat. Di Rumah Sakit Kasturba sendiri, sudah ada 1.000 tempat tidur yang terisi akibat penyakit itu.
Berikut fakta-fakta tentang superbug yang mulai mewabah di India, dikutip dari BBC:
Kebal Antibiotik
Superbug merujuk ke infeksi kuman super, bakteri dan jamur, yang resistan terhadap obat, termasuk antibiotik umum. Padahal antibiotik umum, dianggap sebagai garis pertahanan pertama melawan infeksi parah.
"Karena hampir semua pasien kami tidak mampu membeli antibiotik yang lebih tinggi, mereka menghadapi risiko kematian yang nyata," kata dokter di Rumah Sakit Kasturba, SP Kalantri.
Obat Antibiotik
Antibiotik adalah obat yang dianggap sebagai sebagai garis pertahanan pertama melawan infeksi parah. Antibiotik umumnya digunakan untuk mengobati bakteri. Ketika dosisnya sembarangan atau tak disiplin, maka obat antibiotik tidak bekerja pada sebagian besar kasus seperti yang terjadi di India.
Diserang 5 Bakteri Sekaligus
Pengujian yang dilakukan di Rumah Sakit Kasturba untuk mengetahui antibiotik mana yang paling efektif dalam mengatasi lima bakteri patogen utama telah menemukan bahwa sejumlah obat utama hampir tidak efektif.
Bakteri ini termasuk E.coli (Escherichia coli), umumnya ditemukan di usus manusia dan hewan setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi; Klebsiella pneumoniae, yang dapat menginfeksi paru-paru menyebabkan pneumonia, dan darah, memotong kulit dan lapisan otak menyebabkan meningitis; dan Staphylococcus aureus yang mematikan, bakteri bawaan makanan yang dapat ditularkan melalui tetesan udara atau aerosol.
Peringatan Dini
Sebenarnya, kemunculan superbug sudah diperingatkan Dewan Riset Medis India bulan lalu melalui laporannya tentang resistensi antimikroba (AMR). Mereka mendesak tindakan untuk pencegahan krisis kesehatan besar-besaran.
Mengutip The Telegraph, resistensi terhadap antibiotik umum ini sudah melonjak 10% di India dalam satu tahun terakhir. Ini disebabkan oleh penyalahgunaan antibiotik yang merajalela.
"Tingkat resistensi meningkat menjadi lima hingga sepuluh persen setiap tahun untuk antimikroba spektrum luas, yang sangat disalahgunakan. Resistensi antibiotik berpotensi menjadi pandemi dalam waktu dekat jika tindakan korektif tidak segera diambil," kata Kamini Walia, yang memimpin laporan.
Tanpa Gejala
Melansir dari Healthline, superbug dapat menginfeksi seseorang tanpa menimbulkan gejala sama sekali sehingga keberadaannya sering tidak disadari. Bila timbul dengan gejala, superbug terlihat sama dengan gejala infeksi lainnya, yaitu demam, kelelahan, diare, batuk, dan pegal-pegal.
Namun, perbedaan yang paling menonjol adalah gejalanya tidak menunjukkan respons apa pun terhadap antibiotik dan obat anti jamur.
Pencegahan
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), terdapat sejumlah cara untuk mencegah infeksi superbug, yaitu mencuci tangan dengan bersih, memastikan keluarga telah divaksinasi, membatasi aktivitas dengan hewan, menjaga luka agar tetap bersih, menggunakan antibiotik dengan bijak, dan segera mencari perawatan medis jika mulai terjangkit infeksi apa pun.
Segera kunjungi dokter bila mulai mengalami gejala, seperti kesulitan bernafas, batuk lebih dari satu minggu, demam di atas 39,4 derajat Celsius, sakit kepala, sakit leher dan kaku, terdapat masalah dengan penglihatan, hingga muncul ruam dan bengkak.