575.551 Jiwa Penduduk Blora Berada di Wilayah Rawan Bencana
Pemerintah Kabupaten Blora Jawa Tengah, bersiap menghadapi puncak musim hujan dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, Hadi Praseno, menuturkan bahwa memasuki puncak musim penghujan, potensi terjadinya bencana alam perlu diantisipasi. Terlebih banyak penduduk Blora yang tinggal di daerah rawan bencana.
"Demografi jumlah penduduk Kabupaten Blora sebanyak 575.551 jiwa tinggal di daerah rawan bencana banjir, tanah longsor, angin kencang, dan bencana lainnya," jelasnya, Jumat 1 Desember 2023, usai Apel Kesiapsiagaan dan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana di Alun-Alun Kabupaten Blora.
Menurutnya, BPBD juga telah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi potensi kebencanaan yang ada di Blora. Termasuk menyiagakan personil dan sarana prasarana penanggulangan bencana.
Sementara itu Bupati Blora, Arief Rohman, dalam menghadapi situasi tersebut meminta agar BPBD membuka posko aduan kebencanaan untuk masyarakat. Itu disampaikan saat memimpin apel Kesiapsiagaan dan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana.
Dia meminta segenap unsur penanggulangan bencana agar meningkatkan respons waktu tanggap saat terjadi bencana. Mengupayakan bisa hadir pada kesempatan pertama sehingga penduduk akan merasa terlindungi. "Termasuk membuka ruang pengaduan masyarakat. Mungkin BPBD ada pos yang bersiaga 24 jam ketika ada bencana, semua stakeholder bisa dikoordinasi, dan tentunya fungsi koordinasi ini penting," ujar Bupati Blora.
Dikatakan, saat telah memasuki musim hujan dan akan mencapai puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2024 mendatang. Berpotensi meningkatnya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.
“Oleh sebab itu menjadi kewajiban kita untuk senantiasa mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terutama warga yang tinggal di wilayah rawan banjir, tanah longsor,” jelasnya.
Bupati mencontohkan, bahwa pada 30 November 2023 di Kecamatan Blora terjadi hujan deras disertai angin kencang, dan menumbangkan tujuh batang pohon. Ia juga meminta kepada masyarakat, para relawan, dan BPBD jika menemukan pohon yang berpotensi tumbang dan membahayakan masyarakat untuk segera bisa melapor.
"Supaya bisa diantisipasi, dan tidak menunggu sampai kejadian. Kalau memang secara teknis pohon tersebut layak ditumbangkan atau dipotong, ini bisa segera dilakukan tentunya sesuai dengan aturan yang ada,” katanya.
Tak hanya itu, Bupati juga berpesan kepada jajarannya baik OPD maupun Camat/ Instansi terkait yang ada di wilayah, untuk ikut berperan aktif melakukan kegiatan – kegiatan dalam rangka mengantisipasi kebencanaan.
Dia meminta agar menggalakkan kembali kegiatan resik-resik, kerja bakti massal di lingkungan masing-masing, termasuk normalisasi saluran air, drainase, pembersihan gorong-gorong. "Selalu koordinasi dengan aparat terkait (BPBD, TNI, POLRI, OPD terkait dan Ormas Kebencanaan) dalam penanganan darurat,” tambahnya
Pihaknya juga berharap kepada segenap unsur OPD teknis, TNI, POLRI sebagai penanggung jawab penanggulangan bencana tingkat Kabupaten Blora untuk senantiasa berusaha meningkatkan sistem manajemen bencana. Yaitu segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapan, tanggap darurat dan pemulihan yang dilaksanakan sebelum, saat dan setelah bencana.
Dia melanjutkan, BPBD Kabupaten Blora yang merupakan koordinator penanggulangan bencana, diharapkan segera melakukan beberapa hal penting dalam rangka meningkatkan perlindungan kepada masyarakat. Hingga Dinas Sosial PPPA, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kepala Pelaksana BPBD agar menyiapkan stok bahan logistik yang memadai, guna kesiapsiagaan pemenuhan kebutuhan dasar.