57 Kasus Covid-19 di PON Papua, Pakar Sarankan Tanpa Penonton
Sedikitnya 57 kasus Covid-19 ditemukan di penyelenggaraan PON Papua, hingga saat ini. Semua kasus disebut tak bergejala. Pakar epidemiolog menyarankan agar penyelenggaraan PON Papua tidak dihadiri penonton.
57 Kasus Covid-19
Jumlah kasus Covid-19 yang ditemukan selama penyelenggaran PON Papua meningkat hingga 57, per Jumat 8 Oktober 2021.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wilayah Papua Silwanus Sumule mengatakan seluruh kasus muncul dengan gejala ringan serta tanpa gejala. Sebab para atlet dan ofisial sudah mendapatkan vaksinasi.
Selanjutnya, ia juga menyebut, peningkatan kasus terjadi karena penerapan protokol kesehatan cukup longgar, sementara masyarakat menyambut PON dengan gembira. "Kami menyadari euforia yang berlebihan masyarakat karena sudah lama menantikan satu pagelaran ini," katanya dikutip dari kompas.com, pada Jumat 8 Oktober 2021.
Saran Pakar
Untuk mencegah semakin menyebarnya kasus, pakar epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan agar di lokasi penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tidak dihadiri penonton.
Menurutnya, sistem buble yang diterapkan pemerintah dalam penyelenggaraan PON Papua, bisa memudahkan untuk mengatur gelaran mana yang berlangsung tanpa pemain dan yang tidak.
Sistem buble sendiri berarti seluruh atlet, peserta tim, official, panitia, dan media massa, melakukan aktivitas di area yang ditentukan.
Mereka tak diizinkan melakukan aktivitas di luar wilayah tersebut. Disediakan pula kendaraan untuk pulang dan pergi.
Menurut Dicky, sistem buble akan percuma bila individu tetap berinteraksi di luar bubblenya.
"Harusnya kalau ditemukan seperti itu di lokasi di bubble itu, di lokasi penyelenggaraan jangan ada penonton dulu, jangan ada interaksi dulu dengan dunia luar," kata Dicky, kepada cnnindonesia.com.
Klaster PON Papua
Sementara, epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, yakin ada klaster dari Penyelenggaraan PON Papua. Ia menjelaskan, penularan kasus Covid-19 yang terjadi pada satu orang ke orang lainnya di tempat yang sama sudah memenuhi kriteria disebut klaster.
"Menolak ada klaster luar biasa salahnya, luar biasa salahnya, sudah (pasti) ada klaster. Olimpiade aja ada klaster. Olimpiade ya yang di Jepang," tandasnnya. (Kmp/Cni)
Advertisement