53 KK Penyintas Erupsi Semeru Disewakan Rumah, Aksi NU Peduli
Dalam masa transisi menuju pemulihan, NU Peduli awan panas guguruan (APG) erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, fokus pada kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan penyintas bidang tempat tinggal.
"Kegiatan yang telah dan masih berlanjut adalah fasilitasi rumah sewa untuk penyintas. Sampai hari ini, tim NU Peduli telah memfasilitasi sebanyak 53 kepala keluarga penyintas bisa tinggal di rumah-rumah yang disewakan oleh tim NU Peduli," tutur Choirul Anam, relawan dari LPBINU Jawa Timur, tergabung dalam NU Peduli, pada Selasa 11 Januari 2021.
Menurut Cak Anam, panggilan Ketua LPBINU Kabupaten Mojokerto, di samping menyewakan rumah, Tim NU Peduli juga memberikan bantuan alat-alat dapur yang dibutuhkan oleh penyintas.
Pertimbangan Penting Sementara
"Langkah ini diambil karena berbagai pertimbangan. Menurut hasil assessment tim NU Peduli bahwa kebutuhan penyintas untuk hunian sudah sangat mendesak. Satu bulan lebih mereka hidup di pengungsian pasti mengakibatkan kebososanan, bahkan bisa meningkatkan stres," tutur Anam, yang mengaku selalu koordinasi dengan Syaiful Amin, Ketua LPBINU Jawa Timur.
Sementara itu, langkah pendirian hunian sementara (Huntara) juga bukan solusi baik karena akan bisa mengakibatkan tersendatnya program pemerintah untuk memfasilitasi huntara.
Selain itu, di sisi Pronojiwo sendiri, sampai hari ini belum ada kepastian lokasi relokasi dari pemerintah.
"Alternatifnya kemudian adalah menyewakan rumah bagi penyintas dengan perhitungan satu kepala keluarga satu rumah," tutur Choirul Anam.
Berlaku Selama Tiga Bulan
Selain itu, masa sewa yang diberlakukan adalah selama tiga bulan. Sewa ini akan dilanjutkan lagi jika huntara yang dikoordinir oleh pemerintah masih belum selesai kejelasannya.
"Harapan kami, dengan adanya program ini, penyintas yag sudah mendapatkan rumah sewa, akan bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang, mereka akan bisa berfikir ke depan tanpa terbayang-bayangi dengan keterbatasan gerak sebagaiman di tempat pengungsian. Selain itu, mereka bisa memulai lagi bergerak untuk kepentingan kelanjutan ekonomi keluarganya."
Demikian Choirul Anam, sejak terjadi bencana erupsi Gunung Semeru hingga kini intens berada di lokasi bencana, menjelaskan
Sebagaimana pantauan tim NU Peduli, keseharian mereka saat pagi dan siang, kebanyakan masih mengunjungi kediaman di area bencana yang notabene masuk zona merah.
Sumber-sumber ekonomi sebelum erupsi Semeru, mereka kebanyakan petani, baik petani sayur juga pekebun salak.
"Selain kegiatan tersebut, NU Peduli Pronijiwo juga melakukan rangkaian kegiatan lainnya. Seperti, membangun mushalla, membangun fasilitas MCK, melakukan layanan dukungan psikososial, sampai pada fasilitasi taman pendidikan Al-Quran, untuk guru ngaji," tutur Cak Anam.
Sementara itu, Direktur NU Care-Lembaga Amil, Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Lumajang Muhammad Rofi’ul Ulum yang hadir dalam rapat tersebut menyampaikan, Pemkab Lumajang bersama lembaga donasi dan relawan menyepakati bahwa proses pembangunan hunian sementara akan dilakukan secara bertahap.
Dalam rapat yang dipimpin langsung oeh Bupati Lumajang itu, disepakati pula tentang desain, ukuran dan bahan-bahan bangunan agar semuanya layak dan sesuai standar yang telah disusun oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) bekerjasama dengan Pemkab Lumajang.
“Menurut data presentasi Tim Pemkab Lumajang, tahap pertama akan dibangun huntara sebanyak 629 unit. Karena banyak sekali lembaga donasi dan relawan yang menyatakan siap memberikan bantuan, semuanya dibagi secara proporsional,” kata Rofi’, sapaan akrabnya, pekan lalu.