51 Prajurit TNI AL Jalani Pendidikan Kopaska di Banyuwangi
Sebanyak 51 Prajurit TNI Angkatan Laut (AL) menjalani pendidikan pembentukan Komando Pasukan Katak (Kopaska) di Banyuwangi. Para prajurit yang menjalani pendidikan pembentukan Kopaska ini berasal dari seluruh Indonesia. Selama pelaksanaan pendidikan pembentukan Kopaska, mereka melepaskan pangkatnya.
Komandan Sekolah Komandan Pasukan Katak Letkol Laut (P) Wido Dwi Nugraha menyatakan, program pendidikan pembentukan Kopaska kali ini adalah angkatan ke-45. Mereka akan mengikuti pendidikan pembentukan Kopaska selama 10 bulan.
“Kami mulai buka bulan Oktober lalu. Insyaallah Agustus kami penutupan,” jelasnya, Rabu, 23 Maret 2022.
Para siswa yang menjalani pendidikan pembentukan Kopaska ini terdiri dari 4 perwira yang berbeda angkatan dan berbeda pangkat. Selain itu ada 20 bintara dan 27 tamtama. Selama mengikuti pendidikan pembentukan Kopaska, semuanya siswa melepaskan pangkatnya.
“Karena mengingat pemberian materi ini semua levelnya harus sama, tidak membedakan perwira, bintara atau tamtama,” jelas Alumni Akademi Angkatan Laut angkatan 49 tahun 2003 ini.
Dia menjelaskan, selama 10 bulan menjalani pendidikan, mereka berikan ilmu-ilmu seusai dengan profesi Kopaska. Di TNI AL, menurutnya, tugas Kopaska adalah sebagai satuan pelaksana peperangan laut yang bersifat khusus.
Sebagai contoh, jika kapal atau KRI atau alutsista yang dimiliki AL tidak bisa digunakan atau dalam arti ada keterbatasan kemampuan alutsista tersebut maka Kopaska yang maju.
“Ilmu-ilmu itu yang kita berikan. Kita memberikan ilmu tersebut dalam bentuk teori praktik dan latihan praktik,” bebernya.
Untuk latihan praktik, menurutnya ada lima latihan. Pertama adalah latihan praktik awal atau istilahnya disebut gerbang pembukaan sebelum memasuki pendidikan selama 10 bulan.
Berikutnya ada latihan menembak. Ilmu menembak ini diberikan karena menembak merupakan kemampuan dasar seorang prajurit. Selanjutnya adalah latihan praktik Kepaskaan. “Latihan praktik Kepaskaan itu diberikan ilmu-ilmu dasar tentang Kepaskaan,” tegasnya.
Berikutnya, lanjut Wido, latihan praktik komando. Pada latihan ini para calon Kopaska dibekali dasar ilmu komando. Latihan praktik terakhir adalah latihan praktik Keparaan atau latihan praktik terjun. Latihan ini rencananya akan yang akan dilaksanakan setelah bulan puasa nanti.
“Untuk latihan Praktik Komando ini dilaksanakan selama 78 hari karena digabung dengan Latihan praktik Kepaskaan. Jadi dua Latihan Praktik itu kami gabungkan yaitu Latihan Kepaskaan kemudian Latihan Praktik Komando,” bebernya.
Lebih jauh dijelaskan, latihan praktik Komando juga terdiri dari beberapa tahap. Antara lain tahap Komando. Tahap latihan ini laksanakan di wilayah Karangtekok, Kabupaten Situbondo beberapa hari lalu. Kemudian ada latihan Tahap Hutan yang dilaksanakan di wilayah hutan Selogiri, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Saat ini para siswa calon Kopaska ini sedang melaksanakan latihan Tahap Gerilya Lawan Gerilya. Dalam tahapan ini, siswa calon Kopaska dibagi dua kelompok. Satu menjadi seorang gerilya untuk menyerang yang lawan gerilya dan kemudian bergantian. Tahap latihan gerilya lawan gerilya ini dilaksanakan di wilayah Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Pada pendidikan pembentukan Kopaska ini juga ada Tahap Lintas Medan atau patroli jarak jauh. Dalam tahap ini siswa calon Kopaska harus berjalan dari Banyuwangi sampai Surabaya. Namun, kata dia, tahun ini latihan Lintas Medan ini dimodifikasi.
“Karena kami prajurit laut, jalannya dari Banyuwangi sampai dengan Pasuruan. Dari Pasuruan baru bergerak ke Surabaya dengan cara mendayung perahu karet,” tegasnya.
Pada setiap kegiatan latihan, menurut tentara berbadan kekar ini, Sekolah Kopaska selalu melaksanakan kegiatan sosial kepada masyarakat di tempat pelaksanaan latihan.
Pada akhir kegiatan latihan di wilayah Licin ini, Sekolah Kopaska akan memberikan bantuan berupa kepada salah satu rumah ibadah, santunan kepada anak yatim dan pengobatan massal. “Ini sebagai bentuk sumbangsih sehingga kami bermanfaat bagi warga masyarakat tempat latihan,” pungkasnya.
Advertisement