50 Tahun Mandek, Jamasan Kentongan Kembali Digelar di Probolinggo
Beragam kegiatan digelar kaum muslimin untuk menyambut Tahun Baru 1444 Hijriah. Termasuk di Kota Probolinggo yang diwarnai dengan jamasan (memandikan) Kentongan Lembusora serta pawai budaya.
Kegiatan yang dikemas dalam Bersih Lahir Jiwa Masyarakat (Belahjimat) dibanjiri ribuan warga di Balai Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Minggu, 31 Juli 2022.
Prosesi diawali dengan meletakkan kentongan berujud macan di luar aula Kelurahan Mangunharjo untuk kemudian dijamas (dimandikan). Kentongan berwarna hitam kemudian diguyur air bercampur aneka kembang. “Kentongan ini dulu dibuat oleh kepala desa kedua, Pak Misrun atau Ki Lembusora pada tahun 1918 silam,” kata Lurah Mangunharjo Hari Setiyoyani.
Kentongan Lembusora ini menjadi ikon Kelurahan Mangunharjo karena bernilai sejarah, sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Di Kota Probolinggo sendiri ada dua kentongan bersejarah, satu di Mangunharjo, satu lagi di Kelurahan Kebonsari Kulon.
Lurah Hari mengatakan, untuk kali pertama jamasan dilakukan kembali, setelah terakhir pada 1972 silam. “Atas permintaan warga, Grebek Suro yang di dalamnya terdapat jamasan kentongan akan digelar rutin setiap tahun. Kegiatan ini swadaya masyarakat, bukan dari anggaran pemerintah,” katanya.
Bertemakan “Darma Titah Sagara Bumi” Grebek Suro juga diwarnai pawai budaya digelar serentak di tiga penjuru dengan menggunakan mobil hias dan diiringi tabuhan musik tradisional. Yakni, Jabo Sagere dari arah selatan (Jalan Imam Bonjol), Rana Wijaya dari arah timur (Jalan Hayam Wuruk) dan Kelabang Songo dari arah utara (perempatan Jalan Pati Unus).
Ketiga mobil kencana hias itu finish di area Klenteng Tridharma Sumbernaga, masih di kawasan Kelurahan Mangunharjo, yang bertetangga dengan Balai Kelurahan Mangunharjo.
Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin bersama tamu dari Helsingborg Swedia, Mr. Peter Book menyempatkan melihat pelepasan pawai budaya di perempatan Patiunus. Ia memperkenalkan Kelabang Songo sebagai salah satu dari sekian banyak budaya di Kota Probolinggo.
Saat finis, Habib Hadi bergabung dengan masyarakat di kawasan Klenteng Tridharma Sumbernaga. Ia mengapresiasi atas keguyuban warga Mangunharjo dalam menyelenggarakan kegiatan yang begitu luar biasa. Ia juga berpesan agar warga saling menjaga kerukunan.