5 Tips Memilih Menu Makanan Saat Puasa Untuk Tingkatkan Imunitas
Ahli Gizi Rumah Sakit (RS) Unair Surabaya Prof dr Bambang Wirjatmadi MS MCN PhD Sp Gk memberikan beberapa tips memilih menu buka dan sahur puasa guna menjaga imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19.
"Tips yang ini untuk orang yang benar-benar sehat. Maksudnya tidak menderita penyakit penyerta atau komorbid seperti hipertensi, stroke, gagal ginjal, diabetes dan penyakit lain," ujar Bambang.
Berikut ulasan tips yang diberikan agar puasa Ramadan lancar di tengah pandemi covid-19.
1. Beragam
Artinya dalam makanan itu harus ada nasi lauk dan buah dengan struktur nasi sekitar 65 sampai 70 persen, protein seperti ikan laut atau daging (jangan banyak lemak) 25 persen. Kalau dijumlahkan 90 persen. Terus lemak sekitar 10 persen proporsinya. Sayur dan buah tidak dihitung, tapi harus ada.
"Perbandingannya ikan laut (salmon, tuna karena ada omega 3 untuk antiradang), daging 2/3. Untuk imunitas perlu protein plus buah dan sayuran. Karena buah dan sayuran mengandung vitamin A, B, C dan mineral. Itu yang dinamakan beragam," kata Bambang.
Menurut Bambang, protein yang berhubungan dengan imunitas memang sebagian besar ada pada produk laut, tapi yang tidak mengandung lemak.
"Jangan cumi, kerang, kepiting, rajungan, udang laut, lobster. Diusahakan jangan pakai ikan itu. Kalau ikan laut silahkan," katanya.
2. Harus bergizi
Bambang mengatakan, pada buka dan sahur puasa jangan terlalu banyak mengkonsumsi bahan yang instan. Sebaiknya dikurangi, karena kalorinya tidak mencukupi kebutuhan saat berpuasa.
3. Seimbang
Beragam, bergizi, seimbang. Ini yang perlu ditekankan pada menu buka maupun sahur. Kalau makan jangan sampai kenyang, berhenti sebelum kenyang.
"Maksudnya, kalau kenyang nanti berlebihan. Efeknya bisa obesitas dan muncul penyakit generatif. Makanya, berhenti sebelum kenyang agar tetap sehat," ujar Bambang.
4. Aman
Aman itu maksudnya, makan makanan yang alami. Karena yang produk jadi (kalengan, minuman berakohol) itu ada pengawet, pewarna, pemanis, penyedap, pengental dan sebagainya. "Bukan tidak boleh. Tapi sebaiknya masak sendiri," katanya.
5. Halal
Halal yang dimaksud adalah halal menurut agamanya masing-masing.
Advertisement