5 Tahun, 1.413 Terjangkit DBD dan 25 Meninggal Dunia
Selama lima tahun terakhir, sebanyak 1.413 warga Kabupaten Probolinggo terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari pasien sebanyak itu, 25 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, dr. Dewi Vironica. “Pada dua tahun terakhir, kasus DBD meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” katanya, Sabtu, 5 Desember 2020.
Sebagai perbandingkan, Viro, panggilan akrab dr Dewi Vironica memaparkan data dari tahun ke tahun. Pada 2016 terdapat 487 kasus DBD di Kabupaten Probolinggo dengan 10 orang pasien meninggal dunia.
Pada 2017 angkanya menurun menjadi 241 kasus dengan lima orang meninggal dunia. Pada 2018, kasus DBD di Kabupaten Probolinggo semakin menurun menjadi 80 kasus dengan empat orang meninggal dunia.
Kemudian dua tahun terakhir kasus DBD kembali meningkat tajam. Pada 2019 sebanyak 440 kasus dengan lima orang meninggal dunia. “Tahun 2020 ini, selama 11 bulan terakhir (hingga November), kasus DBD turun menjadi 165 kasus dengan seorang meninggal dunia,” ujar Viro.
Pada 2020 ini, kata dokter kelahiran Balikpapan, Kaltim itu, kasus DBD meningkat pada bulan Januari yakni, 56 kasus. Hal itu diduga terkait puncak musim hujan yang memunculkan banyak genangan sehingga menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk Aedes Aegypti.
Disusull Februari 2020, sebanyak 45 kasus dan Maret 33 kasus. April tujuh kasus, Mei lima kasus, Juni tiga kasus, Juli lima kasus, Agustus dua kasus, September empat kasus, Oktober dua kasus, dan November tiga kasus.
“Seorang pasien DBD dilaporkan meninggal dunia pada April 2020 lalu. Itu satu-satunya pasien DBD yang meninggal dunia hingga akhir November 2020,” katanya.
Dari 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo, selama 2020, hanya satu kecamatan yakni, Kecamatan Sumber yang bebas kasus DBD. Sejak bertahun-tahun lalu kecamatan di lereng Gunung Bromo itu memang aman dari kasus DBD.
Sementara di lereng atas Gunung Bromo seperti, Kecamatan Lumbang ada dua kasus dan Kecamatan Sukapura empat kasus. Demikian juga Kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil di lereng Gunung Argopuro masing-masing dua kasus DBD.
Sementara kecamatan-kecamatan “di bawah” dihinggapi lebih banyak kasus DBD. Kecamatan Paiton dengan 18 kasus, Besuk dan Kraksaan masing-masing dengan 15 kasus, Kotaanyar dengan 14 kasus, Leces dan Dringu masing-masing 12 kasus.
Sedangkan Kuripan lima kasus, Bantaran tiga kasus, Tegalsiwalan tujuh kasus, Banyuanyar empat kasus. Kecamatan Krejengan delapan kasus, Pajarakan tujuh kasus, Maron lima kasus, Gending tiga kasus, Lumbang dua kasus, Wonomerto tiga kasus, Tongas tiga kasus, Bantaran satu kasus, dan Sumberasih dengan dua kasus. “Mudah-mudahan bulan Desember ini kasus DBD tidak naik,” kata Viro.