5 Prestasi Maestro Jaipong yang Wafat Akibat Penyakit Komplikasi
Kabar duka menyelimuti dunia seni Tanah Air. Maestro tari jaipong Gugum Gumbira, mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu, 4 Januari 2020. Melalui press realease, dikabarkan Gugum Gumbira meninggal pada pukul 01.59 WIB.
"Telah berpulang ke Rahmatullah orangtua kami tercinta Bapak Gugum Gumbira, pada hari Sabtu 4 Januari 2020 jam 01.59 WIB," begitu isinya.
Sebelum meninggal dunia, Gugum Gumbira didiagnosis rumah sakit memiliki penyakit komplikasi. Ia menderita jantung, stroke, dan infeksi paru-paru.
Gugum Gumbira sempat tidaksadarkan diri setelah terjatuh pada Selasa, 31 Desember 2019. Ia langsung dilarikan ke IGD Rumah Sakit Santosa.
Namun, Gugum Gumbira tak bisa ditangani karena kondisi rumah sakit penuh. Akhirnya ia mendapat perawatan di IGD RSHS. Di sana, maestro ini menjalani CT scan.
Sudah sehat, Gugum Gumbira pun diperbolehkan pulang pada Rabu, 1 Januari 2020. Namun, dalam perjalanan ia mengalami sesak napas. Pihak keluarga kembali membawa Gugum Gumbira menjalani perawatan intensif. Ia masuk dalam Cardio Vascular Care Unit (CVCU).
Selama dua hari, Gugum Gumbira mengalami penurunan kesadaran. Bahkan, setelah pindah ruang rawat inap, ia sudah tidak sadarkan diri dan kondisi kesehatan semakin menurun.
Pria kelahiran 4 April 1945 ini menghembuskan nafas terakhir di usia 74 tahun. Jasadnya dibawa dari rumah duka di kawasan Kopo, Kota Bandung, untuk dikebumikan di Desa Cipadaulun, Pacet, Jawa Barat. Ia disemayamkan di samping makam sang istri, Euis Komariah.
Kepergian Gugum Gumbira menyisakan kenangan akan sejumlah karya yang prestasi yang telah ditorehkan mendiang semasa hidup.
1. Pencipta Tari Jaipong
Pada 1961, Presiden Soekarno melarang beredarnya kesenian dan musik dari Barat masuk ke Indonesia. Karenanya, Gugum Gumbira mencoba menciptakan karya tradisional yang mampu menghidupkan kembali seni musik dalam negeri.
Setelah pencarian dan latihan, akhirnya ia menemukan Jaipong, yaitu kesenian tari yang dipraktikan dengan gerakan gemulai dan berasal dari wilayah Subang dan Karawang, Jawa Barat.
Gugum Gumbira menciptakan beberapa macam koreografi untuk Jaipongan, antara lain, Keser Bojong, Rendeng Bojong, TokaToka, Sonteng, dan lain sebagainya.
2. Pendiri Padepokan Jugala dan Studio Rekaman
Sejak tari jaipong disukai masyarakat, Gugum Gumbira mulai mendirikan padepokan seni bernama Jugala sekaligus tempat rekamannya pada 1976.
Saat ini, Studio Jugaka Gugum Gumbira di Bandung masih berfungsi sebagai dasar untuk orkesta Jugala. Bahkan, ada beberapa musisi lain, seperti Sabah Habas Mustapha dan The Residents yang pernah melakukan rekaman di studio tersebut.
3. Peraih Satya Lencana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia
Sebagai tokoh di balik terciptanya tari jaipong, Gugum Gumbira pernah mendapat penghargaan Satya Lencana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia pada 2007.
Penghargaan tersebut diberikan presiden pada warga negara Indonesia yang telah berjasa di bidang kebudayaan. Selain itu, ia pun mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional dan hasil karyanya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
4. Mengubah Tembang Sunda
Demi mengiringi tarian jaipong, lelaki kelahiran Bandung tersebut pun lihai mengaransemen tembang-tembang Sunda. Salah satu contohnya ialah Cianjuran. Puluhan karya musiknya tercipta bersama Grup Jugala yang dibentuk sejak 1976.
5. Karyanya Didengarkan di Luar Negeri
Selain menciptakan gerakan tari, Gugum Gumbira membuat lagu-lagu sebagai pendamping tarian. Beberapa karyanya sudah diperdengarkan di semua benua, kecuali Australia. Bersama dengan orkesta Jugala, Gugum Gumbira pernah pentas di Belanda pada 2010.