5 Poin Konsensus Harus Dipatuhi Myanmar, Ini Sikap Indonesia
Tanggal 1 Februari 2022 menjadi penanda satu tahunnya penangkapan Ketua Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi oleh junta militer.
Pada tanggal yang sama pula, menandai dimulainya pemerintahan Myanmar, diambil alih oleh militer yang dipimpin Jenderal Ming Aung Hlaing.
Indonesia secara tegas tetap pada pendiriannya yaitu mengecam pengambilalihan kuasa oleh militer.
Indonesia turut menyayangkan tidak ada perkembangan signifikan dari implementasi Lima Poin Konsensus (5PC), yang telah diputuskan dalam KTT Khusus ASEAN pada April 2021 lalu.
"Sebagai keluarga, ASEAN telah mengulurkan bantuan, melalui 5PC (5 points of Consensus). Sangat disayangkan, sampai saat ini tidak terdapat kemajuan signifikan terhadap pelaksanaan 5PC," demikian bunyi keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI, dikutip Selasa 1 Februari 2022.
Militer Myanmar agar Kooperatif
Indonesia pun mendorong agar militer Myanmar secara kooperatif memberikan akses kepada utusan ASEAN, dalam menyukseskan implementasi lima poin konsensus.
"Indonesia mendesak agar militer Myanmar dapat segera menindaklanjuti 5PC dan segera memberikan akses kepada Utusan Khusus ASEAN untuk dapat memulai kerjanya sesuai mandat para pemimpin ASEAN melalui 5PC," tegas Kemlu RI.
Memperingati satu tahun pengambilalihan kekuasaan di Myanmar, Indonesia memastikan akan terus memberikan bantuan dukungan.
"Indonesia akan terus memberikan bantuan dan perhatian pada keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar," tegas Kemlu RI.
"Indonesia menghargai dukungan dunia internasional terhadap 5PC ASEAN," tutup pernyataan Kemlu RI.
Lima Poin Konsensus terkait situasi di Myanmar yaitu, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya, dialog konstruktif di antara semua pihak terkait mulai mencari solusi damai untuk kepentingan rakyat, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre dan utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.