Awas, Seafood Sidoarjo Tercemar Mikroplastik
Bagi penggemar makanan seafood mungkin harus mulai lebih waspada. Terutama yang suka dengan seafood udang dan makanan tradisional kupang.
Pasalnya, berdasarkan hasil penelitian mahasiswa jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, berbagai jenis udang seperti windu, vanname, ikan bandeng, tawes dan kupang ternyata sudah mengandung cemaran mikroplastik.
Cemaran mikroplastik dalam udang ikan dan kupang ini paling tinggi ditemukan di daerah Sidoarjo. Padahal, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dikenal sebagai penghasil komoditas perikanan. Sidoarjo memiliki kawasan tambak dengan luas 15.513.41 Ha atau 30 persen dari luar total tambak di Jawa Timur yang mencapai 51.286.71 Ha.
Penyokong utama pasokan air dari usaha tambak di Sidoarjo berasal dari Kali Porong. Namun sayang, karena manajemen penanganan sampah plastik di Sidoarjo yang buruk membuat Kali Porong tercemar partikel mikroplastik (PM).
Penelitian yang dilakukan oleh lima mahasiswi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) ini, dilakukan selama kurun waktu antara Januari sampai Februari 2021. Penelitian mereka ini dalam rangkaian Telisik Mikroplastik di Kali Porong.
“Kami menemukan cemaran mikroplastik tertinggi di segmen hilir di daerah Tlocor sebesar 79 PM/100 liter. Di Rolak Songo ditemukan 73/100 liter sedangkan di Mindi, Sidoarjo ditemukan 63 PM/100 liter,” kata Bella Seftianingrum salah satu peneliti.
Kata Bella, jika dibandingkan dengan penelitian lainnya, temuan mikroplastik di Tlocor ini, lebih tinggi dibandingkan di Muara Kali Lamong di Gresik, Lamongan, Socah dan Kamal di Bangkalan, Madura.
Oleh karena itu harus ada upaya pengendalian kandungan mikroplastik di perairan dan sedimen. Karena cemaran partikel mikroplastik ini mengancam keamanan pangan laut (seafood) yang banyak dihasilkan oleh kegiatan tambak maupun penangkapan ikan di perairan terbuka.
“Kami juga menemukan bahwa ada tiga jenis udang di perairan kali Porong terkontaminasi partikel mikroplastik tertinggi. Tiga jenis udang dengan cemaran mikroplastik tertinggi ini adalah udang windu sebesar 30 PM, kemudian vanname sebesar 18 PM dan yang terkecil sebesar 8 PM kami temukan dalam udang jerbung,” ujar Hurrun in Nikmah, sesama peneliti di kegiatan Telisik Mikroplastik di Kali Porong.
Tak heran jika udang menjadi komoditas perikanan tertinggi mikroplastik karena udang tak bisa membedakan antara mikroplastik dan plankton yang menjadi makanannya.
Cemaran mikroplastik ini dianggap membahayakan untuk manusia. Karena berdasarkan berbagai penelitian menjelaskan efek negatif dari mikroplastik bagi kesehatan manusia. Misalnya, mengganggu sistem saraf, hormon dan kekebalan tubuh, hingga dapat meningkatkan risiko kanker. Bahkan, seorang peneliti dari India juga menemukan bahwa mikroplastik dapat berinteraksi dengan partikel di dalam darah.
Dengan kondisi cemaran mikroplastik yang dianggap sudah mengkhawatirkan ini, lima mahasiswi Biologi UINSA Surabaya mendesak agar pengelola Kali Porong yaitu Kementerian PUPR dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk menetapkan baku mutu kadar mikroplastik dalam air sungai dan dalam air limbah industri. Kedua, pemerintah juga harus punya batas aman mikroplastik yang terkandung dalam makan terutama seafood.
"Dan yang paling penting adalah adanya kebijakan pengurangan sampah plastik yang massif," kata Annisa Inda Sanabila.
Advertisement