5 Langkah: Niat dan Tata Cara I'tikaf, Pesan Imam Besar Istiqlal
Salah satu ibadah sunnah di bulan Ramadan adalah i’tikaf, terutama untuk dilakukan pada 10 malam terakhir agar dapat meraih malam Lailatul Qadar. Memang, i'tikaf umumnya dilakukan pada 10 hari terakhir Ramadan.
I’tikaf dalam pengertian syariat berarti berdiam diri di masjid dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selama i'tikaf, orang biasanya memperbanyak dzikir atau mengucap puji-pujian kepada Allah SWT secara berulang, salat, membaca Al-Quran dan bershalawat atau berdoa kepada Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat.
Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, mengatakan masjid yang tepat digunakan untuk orang-orang melakukan i'tikaf atau diam beberapa waktu di dalam masjid sebagai ibadah yakni masjid yang digunakan untuk Shalat Jumat.
"Datanglah i'tikaf ke masjid, Masjid Istiqlal atau masjid manapun dekat rumah. Masjid yang tepat digunakan untuk iktikaf itu masjid yang dipakai Shalat Jumat, bukan mushala atau rumah," ujarnya.
Sebelum beri'tikaf, Nasaruddin mengingatkan pentingnya mengucap niat, begitu juga sebelum melakukan ibadah Ramadan lain seperti berpuasa dan salat.
"Niatkan beri'tikaf di masjid karena Allah SWT. Walaupun dua jam, tiga jam, empat jam cukup, yang penting niat. Kalau melakukan i'tikaf tanpa niat itu kemping. Kalau berpuasa tanpa niat itu adalah diet. Kalau orang shalat tanpa niat itu olahraga," kata Wakil Menteri Agama era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Kabinet Indonesia Bersatu II itu.
Nasaruddin mengajak memperbaiki niat dalam melakukan ibadah agar semata untuk Allah SWT.
"Niat untuk melakukan rangkaian ibadah kepada Allah SWT semata-mata karena Allah SWT bukan karena ada ingin sesuatu, bahkan termasuk bagi kita bukan melakukan ibadah karena masuk surga atau karena takut neraka," tutur.
Dia juga mengajak memaksimalkan seluruh ibadah, baik itu wajib maupun sunah, selama Ramadan, termasuk shalat sunah sebelum shalat wajib, shalat tarawih, witir, dan tahajud.
"Shalat tarawih kalau bisa 20 rakaat ditambah tiga witir. Lalu tengah malam bangun, shalat tahajud, kalau ada waktu lakukan shalat sunah tasbih," ujarnya seraya menyarankan umat Islam menyempurnakan sunah puasa lain namun sering terabaikan, yakni berdiam.
Tata Cara Melakukan I'tikaf
Melakukan i’tikaf telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut tertuang dalam Hadist Riwayat Bukhari, yang berbunyi, dari Abu Hurairah, ia berkata,
“Rasulullah SAW biasa beri’tikaf pada tiap bulan Ramadan sepuluh hari, dan pada tahun beliau meninggal dunia, beliau telah beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR Bukhari)
I’tikaf dibagi menjadi dua macam. Ada i’tikaf wajib dan ada i’tikaf sunnah. I’tikaf wajib merupakan i’tikaf yang dinazarkan. Sementara untuk i’tikaf sunnah, yaitu selain i’tikaf wajib di atas.
Menurut mazhab Hanbali dan Syafi’i, hukum melakukan i’tikaf pada bulan Ramadan adalah sunnah muakkad, Bunda. Mazhab Hanafi, berpendapat bahwa i’tikaf yang dilakukan pada bulan Ramadan adalah sunah kifayah muakad.
Pendapat lain dari mazhab Maliki menyebut beri’tikaf pada bulan Ramadan hukumnya mustahab.
Untuk lebih lengkapnya, simak rukun, tata cara serta bacaan niat i’tikaf seperti yang telah dilansir dari buku Step By Step Fiqih Puasa Edisi Revisi karya Agus Arifin:
Rukun i’tikaf
1. Niat.
2. Berdiam di masjid, diiringi dengan bertafakur, berzikir, berdoa, dan sebagainya.
3. Di dalam masjid.
I’tikaf dianggap sah bila dilakukan di dalam masjid yang biasa digunakan untuk Shalat Jumat atau masjid jami’.
Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW,
“Tiada i’tikaf kecuali dengan puasa (Ramadan), dan tiada i’tikaf kecuali di masjid jami.” (HR Abu Daud)
Lima Langkah, Niat dan Tata Cara I'tikaf
1. Niat beri’tikaf karena Allah SWT.
Adapun bacaan niatnya adalah sebagai berikut ya, Bunda:
نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالى
Lafadz:
Nawaitul i’tikāfa fī hādzal masjidi lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Saya berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”
2. Berdiam diri di dalam masjid dengan memperbanyak berzikir, bertafakur, berdoa, bertasbih, dan tilawah Al-Quran.
3. Diutamakan memulai i’tikaf setelah Shalat Subuh sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW,
“Dan dari Aisyah RA, ia berkata bahwa apabila hendak beri’tikaf, Nabi Muhammad SAW salat subuh kemudian masuk ke tempat i’tikaf.” (HR Bukhari Muslim)
4. Menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna.
5. Membaca dzikir dan berdoa.
Ketika beri’tikaf, disunnahkan untuk memperbanyak membaca:
Allahumma Innaka A’fuwwun Tuhibbu al-‘Afwa Fa’fu Anni.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, maka maafkanlah aku.”
Demikian semoga bermanfaat.
Advertisement