5 Laga Tanpa Menang, Djanur Menolak Mundur
Pelatih Persebaya, Djajang Nurdjaman belum mampu membawa Persebaya bangkit dari keterpurukan. Terbartu, tim polesan Djanur itu hanya meraih hasil imbang saat ditahan Semen Padang 0-0 di Stadion H. Agus Salim, Padang, Minggu 28 Juli 2019.
Hasil ini menjadi catatan terburuk selama Djanur menangani tim asal Kota Pahlawan ini. Sebelumnya, Djanur selalu mampu keluar dari paceklik kemenangan setelah melewati laga keempatnya.
Bila dibandingkan pelatih sebelumnya, Angel Alfredo Vera, nasib Djanur bisa dibilang lebih baik. Pasalnya, Alfrefo diberhentikan oleh manajemen Persebaya setelah gagal membawa Persebaya memetik kemenangan.
Hingga kini, tak ada gejolak yang mendesak Djanur mundur dari kursi pelatih, baik oleh manajemen maupun Bonek yang dulu getol menuntut pelatih asal Argentina itu lengser dari tempatnya.
"Kembali lagi kalau Anda menyuruh saya mengeluarkan statment, saya kembalikan kepada manajemen. Tetap saya tidak akan mundur, kalau manajemen menyuruh saya berhenti, baru saya akan berhenti," kata Djanur.
Bonek sebetulnya sempat menuntut pelatih asal Majalengka itu untuk meletakkan jabatannya lantaran gagal mempersembahkan kemenangan di empat laga awal. Namun, untuk kali ini relatif sepi.
Manajemen Bajul Ijo sendiri tampaknya memilih untuk mempertahankan pelatih 60 tahun itu. Belum diketahui secara pasti alasan manajemen Persebaya tak meminta Djanur mundur, namun ada kemungkinan karena jasanya mengangkat tim kebanggaan Bonek ini finis di posisi lima besar musim lalu.
Namun jika ditilik lebih jauh, catatan Djanur lebih buruk dibanding Alfredo musim lalu. Hal itu bisa dilihat dari capaian Persebaya hingga pekan ke-11, dimana Persebaya hanya mampu meraih tiga kemenangan saja, selebihnya lima kali seri dan tiga kali kalah.
Meski kini masing nangkring di posisi keenam klasemen sementara Liga 1 2019, sejatinya Persebaya masih rawan melorot ke papan bawah klasemen mengingat jumlah laga Persebaya lebih banyak dibanding beberapa tim yang bertengger di bawahnya.
"Setiap pertandingan saya ingin meraih kemenangan, tapi semua tahu kami belum beruntung. Kita juga ingin menang, yang penting kami akan berusaha untuk mewujudkan itu," dalih Djanur.
Pernyataan Djanur ada benarnya. Sebab, hampir di setiap pertandingan mereka memiliki banyak peluang emas. Sayang, lemahnya penyelesaian akhir membuat Bajul kerap gagal meraih hasil positif.
Djanur sendiri berusaha memperbaiki kekurangan tersebut, meski hingga kini dampaknya belum terlihat.
Bajul Ijo sendiri sejauh ini baru mencetak 17 gol, dan kebobolan 14 kali. Catatan ini tak bisa dibilang mengesankan, terutama jika melihat jumlah kebobolannya yang hanya selisih tiga gol saja. (hrs)