5 Kecongkakan Arteria Dahlan
Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Arteria Dahlan menjadi sosok yang paling banyak dibicarakan pengguna Twitter, bahkan menjadi trending topik Twitter Indonesia.
Arteria Dahlan sebelumnya terlibat adu argumen dengan ekonom senior, Emil Salim saat menjadi bintang tamu di acara Mata Najwa, Rabu 9 Oktober 2019 malam.
Dalam potongan video yang tersebar, nampak Arteria Dahlan terlibat adu argumen dengan memotong pembicaraan dan menyebut Emil Salim sesat.
Akibat sikap Arteria Dahlan tersebut, netizen merasa geram dan mengatakan ia sebagai sosok yang tidak sopan dan tidak memiliki etika.
Berikut ini 5 kecongkakan Arteria Dahlan:
1. OTT KPK Hipnotis Publik
Arteria Dahlan awalnya bicara soal publik yang terhipnotis dengan operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Publik ini nggak tahu, publik ini terhipnotis dengan OTT, OTT. Seolah-olah itu hebat, padahal janji-janjinya KPK banyak sekali di hadapan DPR yang sama sekali kita katakan sepuluh persen pun belum tercapai hingga saat ini," kata Arteria.
2. KPK Menangkap Koruptor, Tidak Melakukan Pencegahan Korupsi
Pernyataan Arteria itu kemudian dibalas Emil Salim. Mantan menteri era Presiden Soeharto itu menyinggung soal ketua partai yang terjerat kasus di KPK.
"Apa semua ketua partai masuk penjara, apa itu tidak bukti keberhasilan KPK?" ujar Emil disambut sorak penonton.
Menurut Arteria Dahlan, penangkapan ketua partai itu hanya sebagian kecil dari kerja KPK. Arteria menyoroti sejumlah hal mulai dari monitoring hingga pencegahan.
"Nggak itu sebagian kecil Prof. Prof, gini loh, Prof dengan segala hormat saya sama profesor, profesor bacalah tugas fungsi kewenangan KPK, tidak hanya melakukan penindakan tapi bagaimana pencegahan. Bagaimana penindakannya, bagaimana juga supervisi, monitoring ini dan koordinasi ini tidak dikerjakan Prof, tolong jangan dibantah dulu Prof," terang Arteria Dahlan.
3. Membanggakan Dewan Pengawas
Arteria Dahlan kemudian bicara panjang lebar mengenai alasan pembentukan dewan pengawas. Dia juga menyinggung soal KPK gadungan.
Setelah itu, dia bicara mengenai sejumlah kasus di Sumatera Barat. Kasus itu menurut Arteria Dahlan nggak pernah diangkat.
"Di Sumatera Barat, saya buktikan lagi, ini ada kasus Rp6 triliun, dana bencana kemudian juga masalah KONI, kemudian juga masalah pasar, enggak pernah diangkat, kenapa dicek lagi apakah ada serah terima penyerahan kebun sawit, motor-motor besar, siapa yang menerimanya tanyakan sama beliau?" ujarnya.
"Ingin saya katakan inilah yang ingin kita coba, kita hargai capaian-capaian KPK Prof, tapi tidak boleh menutup mata kalau memang harus ada pembenahan terhadap KPK," sambung Arteria.
4. Emil Salim Dibilang Sesat
Emil Salim lantas mengatakan bahwa ada kewajiban dalam UU KPK untuk menyampaikan laporan. Arteria menepis hal tersebut.
"Nggak pernah dikerjakan Prof. Prof tahu nggak?" kata Arteria Dahlan sambil membetulkan posisi duduknya. Ia tampak setengah berdiri sembari menghadap ke arah Emil Salim.
"Tiap tahun menyampaikan laporan," ujar Emil.
"Mana Prof, saya di DPR, Prof. Nggak boleh begitu Prof, saya yang di DPR saya yang tahu, mana, Prof sesat, ini namanya sesat," kata Arteria memotong pernyataan Emil dengan menunjuk-nunjuk ke arah Emil.
Perdebatan Arteria dengan Emil Salim tak berhenti di situ. Di segmen lain, Arteria Dahlan terlibat perdebatan soal demokrasi, pemilihan dan korupsi.
"Jadi yang jadi soal Bung. Ada credibility gap, Bung yang dipilih, yang menjadi persoalan itu apa cara memilih itu bebas dari korupsi," kata Emil Salim.
"Iya lah," ujar Arteria Dahlan.
Saat Emil Salim berniat melanjutkan pernyataannya, Arteria Dahlan kembali menyela.
"Ada buku Bung...," ujar Emil Salim.
"Jangan...Prof nanya saya bebas korupsi atau tidak, saya yakin. Jangan digeneralisir, Anda bisa jadi menteri karena proses politik di DPR, Pak jangan salah," ujar Arteria Dahlan yang awalnya duduk bersender kemudian badannya dimajukan sambil menunjuk Emil Salim. Suaranya meninggi.
"Kasih contoh, Pak ke generasi muda kita, bernegara dengan baik, beradab dengan baik dan beretika dengan baik," sambung Emil Salim.
5. Tak Mau Mendengar
Emil Salim lalu melanjutkan pernyataannya soal demokrasi. Lagi-lagi Arteria Dahlan memotongnya. Emil Salim meninggikan suaranya sambil membantingkan tangannya ke bawah, nyaris menyentuh meja. Emil Salim meminta Arteria Dahlan diam.
"Persoalan adalah bahwa demokrasi kita ada laporan bahwa ada buku namanya demo," ujar Emil Salim.
"Tapi jangan digeneralisir," sela Arteria Dahlan.
"Dengar dulu," tegas Emil Salim.
Emil Salim lalu menyinggung soal demokrasi dan pemilihan di Indonesia. Arteria Dahlan sempat menyela pernyataan Emil Salim namun pembawa acara Najwa Shihab menghentikan segmen tersebut.
"Seluruh yang terjadi penangkapan dari KPK adalah politisi yang dipilih jadi persoalannya adalah pemilihan kita, yang kita jalankan belum tentu kredibel, itu menjadi persoalan, jadi bung bangga saya dipilih, tapi apa betul dipilih secara betul, berapa ongkos yang dikeluarkan, dari mana..." ujar Emil Salim.