5 Kebijakan Gus Muhdlor Setelah Dilantik Jadi Bupati Sidoarjo
Bupati Ahmad Muhdlor langsung tancap gas setelah memimpin Sidoarjo. Banyak kebijakan telah dilontarkan setelah resmi dilantik menjadi Bupati 26 Februari 2021 lalu.
Bupati muda usia, 30 tahun ini, tampaknya tak ingin berpangku tangan begitu mengambil alih amanah. Ia langsung bergerak untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di Surabaya Raya ini.
Memang banyak pekerjaaan rumah yang harus diselesaikan secara cepat untuk mengatasi persoalan pembangunan di Kabupaten Sidoarjo. Apalagi pemerintahan sebelumnya memang dikenal tidak responsif terhadap persoalan warga.
Apa saja kebijakan yang telah diambil sejak dilantik menjadi Bupati Sidoarjo? Ia sudah mengungkapkan banyak kebijakan yang akan diambil terkait layanan kesehatan, persoalan ekonomi dan infrastruktur jalan.
1. Merencanakan Bangun 6 Puskesmas Baru
Merespon masukan seorang dokter, Gus Muhdlor --demikian ia biasa dipanggil-- merencanakan membangun 6 Puskesmas baru. Langkah ini dilakukan antara lain untuk menekan angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi.
"Di Sidoarjo ada empat atau enam puskesmas baru yang akana kami bangun. Kami juga akana mendorong posyandu untuk aktif lagi. Angka stunting kita tinggi lho!. Terutama di pesisir karena masyarakat mengkonsumsi air tanah,'' katanya.
Sidoarjo memang mencatatkan angka yang tinggi untuk stunting. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Jatim, kabupaten yang bertetangga dengan Surabaya ini menorehkan angka 24.439 balita stunting.
Karena itu, Gus Muhdlor memberi perhatian khusus dengan menambah pusat layanan kesehatan dasar. Ia juga akan mendorong puskesmas tidak hanya menangani masalah kuratif kesehatan masyarakat, tapi juga ke langkah preventif.
2. Segera Melakukan Betonisasi Jalan
Persoalan infrastruktur jalan juga menjadi persoalan mendesak Kabupaten Sidoarjo. Malah, sebelum ini, publik menyoroti banyaknya jalan berlubang di berbagai tempat. Sampai dikenal dengan sebutan Jeglongan Sewu alias ribuan lubang jalan.
Lantas apa kebijakan Gus Muhdlor merespon keluhan publik ini? ''Kami berharap ada percepatan pembangunan jalan desa dan kabupaten. Kami Muhdlor-Subandi menyadari betul, ujung tombak pembangunan dan ekonomi mikro sebenarnya ada di desa,'' katanya di depan 172 Kepala Desa se Sidioarjo yang baru dilantik.
Ia pun menginginkan ada Bantuan Keuangan (BK), termasuk Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk perbaikan jalan dan betonisasi jalan. Ia ingin jalan desa dibeton, tapi pelaksanaannya oleh desa dengan swakelola.
3. Atasi Pengangguran dengan Pelatihan
Dia menyadari bahwa Sidoarjo merupakan daerah yang paling terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Sebab, di wilayahnya ada 1500 lebih industri skala besar dan 6000 industri skala menengah. ''Dampak Covid ini paling sakit ya Sidoarjo,'' katanya.
Karena itu, ia langsung memberikan fokus untuk menguatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM. Dalam kaitan ini, ia menggelar pelatihan keterampilan bagi warga. Mulai dari pelatihan spa, barista, menjahit, dan tata rias pengantin.
Salah satunya dengan menggelar pelatihan di Porong dan Krian. Ia ingin para peserta latihan memanfaatkan program ini dengan maksimal. Sebab, biaya pelatihan seperti ini cukup mahal. ''Untuk satu orang, biayanya Rp 1,5 juta sampai Rp 3 Juta. Iki duite sampeyan kabeh. Nek isok ojok sampe protol (berhenti) di tengah jalan,'' katanya.
4. Adopsi Inovasi Kejari dalam Layanan E-Tilang
Saat menghadiri Peresmian Ruang Pelayanan E-Tilang terintegrasi di Mall Layanan Publik Sidoarjo, 2 Maret 2021 lalu, Gus Muhdlor bertekad untuk mengadopsi inovasi Kejari Sidoarjo ini dalam pemerintahannya. ''Inovasi pelayanan publik seperti ini akan memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan dari pemerintah,'' tuturnya.
Ia pun mengapresiasi inovasi yang dilakukan Kejari Sidoarjo dalam memberikan layanan yang memudahkan masyarakat. Misalnya, layanan pengiriman barang bukti tilang secara online.
Pemkab Sidoarjo di awal otonomi daerah sebenarnya banyak memiliki inovasi di bidang layanan publik. Bahkan, sering mendapat penghargaan dalam hal ini. Sayangnya, keunggulan di bidang layanan publik ini sempat mandek dalam dekade terakhir pemerintahan.
5. Pendekatan Kekeluargaan dengan Kalangan Industri
Menyadari pentingnya pertumbuhan ekonomi, Gus Muhdlor juga memberikan perhatian khusus bagi kalangan industri. Ia akan menggunakan pendekatan komunikasi kekeluargaan dengan para pelaku industri dalam menghadapi setiap masalah investasi di wilayahnya.
Dia menyadari bahwa UMK (Upah Minimum Kerja) di Sidoarjo sangat tinggi. Karena itu, ia akan terus berkomunikasi dengan kalangan industri agar tidak merelokasi pabriknya dari Sidoarjo.
''Ini tantangan bagi kami. Karena UMK di Kabupaten Sidoarjo ini memang sangat tinggi. Cara yang bisa dilakukan dengan mempermudah izin dan meyakinkan tentang potensi Sidoarjo,'' tambahnya.
Ia pun berharap, kalangan industri betah tetap berinvestasi di wilayahnya. Karena Sidoarjo punya potensi yang tidak dimiliki daerah lain.