5 Hal Strategis, Memastikan Kehadiran NU di Tengah Keluarga
Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKM-NU) menggelar Rapat Kerja Satuan Tugas Nasional Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama di Jakarta, Rabu (31 Mei 2023). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, termasuk pembentukan dan pelantikan Satgas Nasional beberapa waktu lalu.
Rakernas GKM-NU dihadiri Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Satgas (Kasatgas) Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Ketua Satgas Alissa Wahid, Amin Said Husni, Isfah Abidal Aziz, dan sekitar 50 anggota pengurus Satgas Nasional lainnya.
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, program gerakan keluarga maslahat pada dasarnya memiliki tujuan yang sangat besar yakni untuk memastikan kehadiran PBNU ke dalam keseharian warga Nahdliyin.
“Prorgam dan pilihan metode kerja Satgas adalah realisasi dari visi PBNU untuk, pertama secara nyata menghadirkan jam’iyyah atau organisasi NU di dalam kehidupan masyarakat NU. Kita harus hadir dalam dinamika kehidupan masyarakat NU yang luas dan beragam,” ujar Gus Yahya dalam sambutannya, Rabu (31 Mei 2023).
Untuk itu, lanjut Gus Yahya, diperlukan transformasi sistemik yang luas. Strategi menghadirkan organisasi NU ke tengah-tengah masyarakat nahdliyyin adalah melalui program keluarga maslahat, melalui program lintas lini dan lintas organisasi badan otonom NU.
“Kita menginginkan terjadinya konsolidasi masyarakat NU di tingkat basis, sehingga bisa diajak atau didorong untuk bergerak bersama menuju arah tertentu,” lanjutnya.
Kasatgas GKM-NU Yaqut Cholil Qoumas dalam pembukaannya menjelaskan bahwa keluarga memiliki peran vital dalam membangun perbaikan yang lebih besar. Perbaikan di level keluarga yang masif secara simultan, diyakini dapat berdampak pada perbaikan peradaban masyarakat, dan peradaban yang lebih luas.
Pengaruh Peradaban Manusia
“Program Ketahanan Keluarga ini sangat penting, sebab ini dapat berpengaruh pada peradaban manusia,” ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Gus Yaqut melanjutkan, untuk melakukan gerakan dalam evel nasional seperti yang diharapkan ini, diperlukan tim yang tangguh di level provinsi, kota, hingga desa. Oleh karena itu, diperlukan pembentukan struktur dan diisi tenaga-tenaga yang cakap pada setiap level.
Dengan adanya struktur yang dibentuk dari level pusat hingga desa, serta program yang disiapkan dengan baik, ia berharap gerakan ini akan berjalan dengan masif, serta dapat dirasakan keberadaannya oleh masyarakat.
Usai arahan Gus Yaqut, Wakasatgas Alissa Wahid melanjutkan bahwa forum ini digelar di antaranya untuk merancang 5 hal strategis :
1) Disain Program,
2) Mekanisme pengorganisasian,
3) Penyusunan petunjuk teknis,
4) Pembagian Tugas, dan
5) penyusunan Rencana Kerja di tiga wilayah utama.
“Forum ini akan menghasilkan sejumlah rencana strategis. Di antaranya adanya struktur Satgas di level bawah. Akan ada Satgas Nasional di level pusat, satgas wilayah di level provinsi, satgas cabang di level kabupaten dan kota, satgas MWC di level kecamatan dan kader di level desa,” ujar Alissa Wahid.
Memfasilitasi Program
Secara garis besar, Alissa menjelaskan bahwa tugas Satgas dari berbagai level adalah untuk memfasilitasi program, supervisi, dan melakukan advokasi terhadap kelompok dan ‘ngoyak-ngoyak’ kelompok keluarga untuk mengerjakan program ketahanan keluarga.
Alissa mengatakan program Satgas GKM-NU banyak, mulai dari kelas pengasuhan, penurunan stunting, konsultasi keluarga dan program lain.
“Nah, program mandatori yang sangat penting adalah bimbingan keluarga dan bimbingan anak dan remaja,” jelas Alissa Wahid.
Raker ini dilanjutkan dengan pembahasan program dari setiap divisi. Tujuannya untuk menghasilkan program yang terukur, memiliki target dan sasaran yang jelas, serta memiliki tenggat waktu yang ditentukan.
Kegiatan raker ini dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kementerian Agama Terkait Program Ketahanan Keluarga yang memiliki tujuan yang serupa untuk memperkuat ketahanan keluarga.