5 Fakta Unggahan BEM UI Sebut Jokowi ‘The King of Lip Service’
Unggahan BEM UI (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) menuai kontroversi. Polemik meme Presiden RI, Joko Widodo dengan sebutan “The King of Lip Service” berbuntut panjang. Sebelumnya BEM UI mengunggah meme tersebut sebagai kritiknya atas rezim Jokowi.
Orang nomor satu di Indonesia itu dianggap perkataan dan perbuatannya berlawanan. Salah satunya pernyataan terkait kebijakan undang-undang cipta kerja. Melansir berbagai sumber, berikut kelima fakta atas unggahan BEM dengan kampus makara itu.
BEM UI Dipanggil Rektorat
Tak lama setelah unggahan BEM UI viral, pihak rektorat Universitas Indonesia pun merespons. BEM UI secara resmi dipanggil melalui surat resmi yang diteken oleh Direktur Kemahasiswaan, Dr. Tito Latif Indra. Dalam surat itu, ada beberapa orang yang dipanggil. Dua di antara nya Ketua BEM UI dan Wakil Ketua BEM UI.
Pihak Rektorat menyebut BEM UI melanggar peraturan dengan mengunggah meme Jokowi dengan gelar The King of Lip Service. Hal tersebut dianggap tidak sesuai dengan koridor hukum.
Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia menyebut Jokowi sebagai simbol negara. Sehingga membuat meme dengan menyematkan mahkota dengan adanya tulisan. 'Jokowi: The King of Lip Service', juga meme lainnya dengan teks 'Katanya Perkuat KPK Tapi Kok?', 'UU ITE: Revisi Untuk Merepresi (?)', dan 'Demo Dulu Direpresi Kemudian' bukanlah cara untuk menyampaikan pendapat karena tidak sesuai dengan aturan tepat.
Di sisi lain, dalam UUD 1945 dan UU Nomor 24 Tahun 2009, ditegaskan simbol negara adalah bendera Merah Putih, bahasa Indonesia, burung Garuda dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, serta lagu kebangsaan "Indonesia Raya".
Alumni Mengecam Keras Rektorat
Mengetahui pemanggilan yang dilakukan rektorat, dua alumni UI turut berkomentar. Anggota DPR RI, Fadli Zon mengecam keras rektorat. Pria 50 tahun itu menyebut tindakan rektorat membungkam kebebasan berekpresi BEM UI. Khususnya membungkam mahasiswa yang kritis. Bapak dua anak itu juga menyebut pemanggilan tersebut memalukan.
Hal senada dilontarkan oleh alumnus UI lainnya yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah. Politikus asal Nusa Tenggara Barat itu menyebut rektorat bermental orde baru dan hal itu memalukan.
Fahri pun menyayangkan aksi rektorat yang dianggapnya mengekang mahasiswa. Kampus bagi dia adalah sarana untuk bebas berekspresi.
Selain dua alumni UI, putri Gus Dur Alissa Wahid turut membuka suara. Dia mencuit melalui akun twitternya @AlissaWahid seraya mengunggah postingan tautan BEM UI dipanggil rektorat. Komisaris Independen Unilever Indonesia itu menulis, “Kalau zaman dulu begini, gak bakal ada reformasi. Rektorat mungkin perlu pemahaman ulang tentang bedanya critical thinking dan hate-speech”.
Dukungan dari Parpol dan 44 Organisasi
Dukungan serupa juga diberikan oleh partai politik, organisasi di Indonesia, serta warganet. Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembungan (PPP) Arsul Sani menyebut kritik yang dilakukan BEM adalah hal wajar.
Senada dengan Arsul Sani, Wasekjen DPP PAN, Farazandi Fidinansyah menyebut unggah BEM UI harusnya dimaknai sebagai kritik untuk perbaikan. PAN pun mendukung kebebasan berpendapat sebagai esensi dari demokrasi dan reformasi. Kampus sendiri harusnya menjadi tempat untuk beradu gagasan.
Unggah BEM itu juga mendapat support dari 44 Organisasi. Di antaranya AJI JAKARTA, YLBHI, BEM ESA UNGGUL, dan BEM UNAND.
Peretasan Akun Anggota BEM
Sementara, setelah pemanggilan rektorat, sejumlah anggota pengurus BEM UI mengalami peretasan. Yaitu pada akun sosial media Instagram serta aplikasi perpesanan (WhatsApp dan Telegram). Akun yang diretas milik Kepala Biro Hubungan Masyarakat BEM UI, Tiara Shafina dan Wakil Ketua BEM UI, Yogie Sani.
Trending di Twitter
Tagar (#) The King of Lip Service serta BEM UI kembali menjadi topik populer di media sosial Twitter. Ada sejumlah 22.8 ribu cuitan untuk The King Of Lip Service serta 63.9 ribu cuitan untuk BEM UI. Sebagian besar warganet membanjiri platform medsos buatan Jack Dorsey dengan unggahan dukungannya.
“Terimakasih BEM UI, kamu telah mengekspresikan suara dari masyarakat Indonesia,” tulis akun @manusiakalsehat.
“Aku sungguh bangga dengan BEM UI. Aku berdiri mendukung BEM UI,” cuit pengguna bernama @Lads.
“BEM UI kami akan selalu bersamamu,” celetuk warganet lainnya.(Kmp/CNN/Dtk)